sfidn - Beginilah Jenis Pisang yang Baik untuk Diet, Mengapa?

Beginilah Jenis Pisang yang Baik untuk Diet, Mengapa?

sfidn.com - Pisang adalah salah satu buah yang terkenal untuk diet penurunan berat badan – dikenal dengan diet pisang. Sayangnya, jenis pisang yang Anda konsumsi turut memengaruhi kesuksesan Anda dalam menurunkan berat badan. Nah, seperti apa sih jenis pisang yang baik untuk diet? Cek di sini yuk jawabannya!

Jenis pisang yang baik untuk diet

Pisang mengandung sumber serat, mangan, kalium, magnesium, vitamin B6, dan vitamin C. Satu buah pisang matang sedang menyediakan sekitar 110 kalori, 0 gram lemak, 1 gram protein, 28 gram karbohidrat, 15 gram gula (alami), 3 gram serat, dan 450 mg kalium.

Terlepas dari banyaknya zat gizi yang terkandung dalam pisang, Anda harus tahu bahwa ada satu cara yang salah jika memakannya ketika diet. Bukan berarti buahnya itu buruk untuk kesehatan, tetapi makan pisang yang seperti itu tidak akan mendukung penurunan berat badan Anda.

Setiap tahap dari kematangan buah pisang menawarkan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 

Pisang hijau, kuning, atau cokelat?

Semakin matang buah pisang, maka warna dan teksturnya juga turut berubah. Sayangnya, perubahan yang terjadi tidak sampai di situ saja, tetapi manfaat kesehatannya juga berbeda. Tidak heran jika banyak orang yang bingung harus makan jenis pisang yang mana untuk diet. 

1. Hijau

Buah pisang yang berwarna hijau mengandung pati resisten yang paling tinggi. Ini sangat baik untuk Anda yang sedang memperhatikan pola makan dan menghindari asupan gula yang tinggi. Anda akan mendapati pisang hijau terasa pahit, karena memang kandungan gulanya lebih sedikit.

Jenis pisang untuk diet yang disarankan pun adalah pisang mentah. Dengan kata lain, pisang yang masih berwarna hijau. Di samping pati resistennya masih tinggi, jenis pisang ini juga mengandung bakteri probiotik yang baik untuk sistem pencernaan. 

Pati resisten adalah jenis karbohidrat yang fungsinya mirip dengan serat pangan. Ini tidak akan dipecah di usus halus, sehingga lebih sedikit glukosa yang dilepaskan ke aliran darah. Oleh sebab itu, pisang mentah menghasilkan indeks glikemik yang lebih rendah dan rasa kenyang yang lebih besar, karena pati dicerna dengan lambat.

Skor indeks glikemiknya yang rendah membuat pisang ini juga cocok dikonsumsi bagi penderita diabetes. Namun, jika Anda ingin mendapatkan antioksidan tinggi dari makanan, pisang hijau mungkin bukanlah pilihan yang tepat, karena aktivitas antioksidannya rendah.

Hal lain yang perlu dicatat bahwa mungkin tidak semua orang cocok mengonsumsi pisang mentah atau berwarna hijau. Beberapa dapat mengalami gejala pencernaan, seperti perut kembung dan bergas.

2. Kuning

Jenis pisang yang berwarna kuning tampaknya menjadi favorit bagi hampir semua orang. Dengan kematangan pisang yang seperti ini, menjadikannya lebih manis, lebih lembut, serta lebih mudah dicerna, karena pati resistennya berubah menjadi gula sederhana. 

Berubahnya pati resisten (gula kompleks) menjadi gula sederhana terjadi karena hormon etilen. Ketika buah pisang matang, hormon ini akan memecah gula kompleks menjadi gula sederhana, serta memecah pektin – zat yang membuat pisang menjadi keras.

Selama proses pematangan, pati resisten akan menyatu dengan gula sederhana yang mudah dicerna. Ini juga yang menyebabkan indeks glikemik dan aktivitas antioksidan pisang meningkat.

Selain itu, pisang yang matang juga menghasilkan zat aktif berupa Tumor Necrosis Factor (TNF) yang mampu memerangi sel kanker.

3. Bintik-bintik hitam

Pernahkah Anda melihat bahkan mengonsumsi pisang yang kulitnya berbintik-bintik hitam? Nah, bintik-bintik ini sebenarnya menunjukkan jumlah pati resisten dalam pisang yang telah berubah menjadi gula. 

Semakin banyak jumlah bintiknya, semakin tinggi kandungan gulanya, semakin besar pula indeks glikemiknya. 

Di sisi lain, bintik-bintik cokelat ini juga menunjukkan betapa kuatnya sistem kekebalan tubuh Anda, karena sangat kaya akan antioksidan. Bahkan, zat TNF juga masih dihasilkan dari jenis pisang ini, yang berkaitan dengan penghancuran sel-sel tumor.

Meski begitu, beberapa mikronutrien juga dapat hilang selama proses pematangan. Karena indeks glikemik pisang ini lebih tinggi, tidak cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes tipe 2.

4. Cokelat

Kebanyakan orang tidak mau memakan buah pisang yang sebagian kulitnya sudah berwarna cokelat. Ini karena teksturnya yang lembek, sehingga tidak menyelerakan untuk dimakan. Bahkan, dikira sudah busuk.

Namun kenyataannya, pisang ini yang paling sehat, karena paling banyak kandungan antioksidan dan TNF. 

Sementara itu, kandungan vitamin larut air, seperti Vitamin C, B1, dan asam komik, cenderung menurun karena usia pisang. Maka dari itu, pisang yang matang sepenuhnya harus disimpan di lemari es untuk meminimalkan kehilangan zat gizi lebih lanjut.

Namun ingat, jenis pisang ini tidak cocok dimakan bagi Anda yang sedang diet atau memiliki diabetes, karena kadar gula dan indeks glikemiknya semakin tinggi. 

Menurut penelitian, gula darah penderita diabetes tidak melonjak banyak ketika mengonsumsi pisang mentah dibandingkan saat mengonsumsi pisang yang terlalu matang. Oleh karena itu, pisang matang kurang tepat dikonsumsi oleh penderita diabetes dalam mencapai kontrol metabolisme yang baik.

Jadi, seperti apa jenis pisang yang baik untuk diet?

Kandungan pati resisten dan gula yang rendah dari pisang hijau menjadikannya pilihan yang terbaik jika Anda sedang menurunkan berat badan. Namun kekurangannya, tidak semua orang sanggup memasukkannya ke dalam diet harian. 

Jadi, jika Anda memiliki sensitivitas terhadap pisang mentah, maka pilihan terbaiknya adalah makan pisang kuning.

Anda bisa mengombinasikan pisang yang terlalu matang dengan makanan yang lambat dicerna, seperti oat, selai kacang, kacang-kacangan, roti gandum utuh, dibandingkan dengan roti putih sederhana. Hal ini dapat membantu menghindari lonjakan kadar gula darah. 

--- Related Article ---

 

Referensi:

  • Adediran et al. 2019. A study of blood glucose response following ingestion of ripe banana in healthy and diabetic Nigerian adults. The Journal of Phytopharmacology. 8 (6): 286-290.
  • Anyasi et al. 2013. Functional properties and postharvest utilization of commercial and noncommercial banana cultivars. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety. 12 (5): 509-522.
  • Costa et al. 2019. Beneficial effects of green banana biomass consumption in patients with pre-diabetes and type 2 diabetes: a randomised controlled trial. Br J Nutr. 121 (12): 1365-1375.
  • Doctor NDTV (2018). Here's How Different Types of Bananas Can Affect Your Health.
  • Falcomer et al. 2019. Health benefits of green banana consumption: a systematic review. Nutrients. 11 (6): 1222.
  • Harvard TH Chan. Bananas.
  • Pereira A, Maraschin M. 2015. Banana (Musa spp) from peel to pulp: ethnopharmacology, source of bioactive compounds and its relevance for human health. J Ethnopharmacol. 160: 149-63.
  • Singh B et al. 2016. Bioactive compounds in banana and their associated health benefits - A review. Food Chem. 206: 1-11.
  • Times of India (2018). Which is The Healthiest Banana?
  • Times of India (2021). The Worst Type of Banana and The Best One for Weight Loss.

 
Tags:
#pisang  #diet pisang  #jenis pisang  #jenis pisang untuk diet  #jenis pisang yang baik untuk diet  #pati resisten  #gula alami 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article