Alasan Kroasia Lolos ke Final Piala Dunia
Info
Alasan Kroasia Lolos ke Final Piala Dunia
July 12th, 2018

sfidn.com - Rasanya, semua publik pecinta sepak bola tidak ada yang meragukan kekuatan dari tim the three lion. Gelar pertama timnas Inggris diraih pada Piala Dunia 1966. Walaupun itu merupakan gelar pertama dan satu-satunya hingga sekarang, Inggris tetap di anggap sebagai negeri asal sepak bola. Liga merekapun dinilai sebagai liga yang paling menarik dan paling kompetitif di dunia Namun, tampaknya Inggris tidak bisa besar kepala. Karena Kroasia selalu memberikan banyak kejutan.

Laju sang kuda hitam tercatat selalu mendepak banyak lawannya. Argentina yang memiliki gelar juara dunia sebanyak 2 kali, mereka permalukan dengan skor 3 – 0 di fase grup. Andalan Afrika, Nigeria, terpaksa harus menyerah dengan skor 2-0. Islandia yang sempat memberikan banyak kejutan pada Piala Eropa 2016, harus tunduk dengan skor 2-1. Pun sama halnya dengan Denmark dan Rusia. Melihat data permainan Mandzukic cs, ada lima alasan kuat kenapa Kroasia memang layak maju ke final.


1. Mental yang Tangguh


Kroasia merupakan negara kedua yang mampu memenangkan adu penalti dalam dua pertandingan berturut-turut yaitu pada babak 16 besar dan babak 8 besar Piala Dunia. Kondisi seperti ini pernah dialami oleh timnas Argentina ketika melawan Yugoslavia pada babak perempat dinal dan juga Timnas Italia di semifinal Piala Dunia 1990. Duel adu penalti merupakan duel yang dipadukan antara kekuatan fisik dan juga tangguhnya mental kedua tim. Duel ini dilaksanakan setelah melewati 90 menit waktu normal dan 30 menit waktu tambahan.Mental indvidu para pemain akan ditentukan pada babak ini. Menang dua kali secara berturut-turut dalam duel adu penalti merupakan bukti ketangguhan mental tim.

Para algojo penalti dituntut untuk bisa merobek jala lawan dan penjaga gawang harus bisa menepis bola yang di eksekusi. Para algojo tidak boleh gugup dan penjaga gawang tidak boleh grogi. Aturan main seperti itulah yang telah dikuasa oleh Kroasia. Tangguhnya mental sang Vatreni itulah yang selalu dipantau tim lawan. Mereka selamanya tidak bisa memandang Kroasia dengan sebelah mata.


2. Tidak Kenal Menyerah


Timnas Kroasia mampu lolos dari dua fase gugur secara beruntun dari yang sebelumnya tertinggal gol lebih dulu. Di babak 16 besar, Kroasia tertinggal lebih dulu 0-1 dari Denmark. Pun begitu kala mereka menghadapi tuan rumah Rusia dibabak 8 besar. Namun, Kroasia memiliki jiwa pantang menyerah dan akhirnya mampu memenangi setiap pertandingan.

Tertinggal satu gol lebih dahulu tidak mematahkan semangat mereka, terlebih lagi membuat mereka menjadi panik dalam menara formasi serangannya. Singkatnya, Kroasia tidak gugup ketika di serang dan tidak gagap ketika menyerang. Hal tersebut terjadi seperti Ivan Perisic yang mampu mencetak gol saat menghadapi Islandia di babak fase grup. Dan seperti Mario Mandzukic yang mampu mencetak gol penyeimbang kala menghadapi Denmark di laga 16 besar. Pasukan berjuluk Vatreni ini merupakan sebuah gerombolan serigala yang tidak kenal kata takut. Tidak ada rasa takut dalam diri kami. Itulah yang dikatakan Mandzukic, penyerang Kroasia, yang ditujukan kepada timnas Inggris. Sikap dari pernyataan itu bukanlah bualan saja. Kami menghormati setiap lawan kami, namun kami tetap percaya pada kemampuan kami. Begitu  bunyi ancaman kedua dari pemain Juventus itu.


3. Pemain dengan Tipe Petarung


Mandzukic, Modric dan Rakitic merupakan pemain yang sudah akrab dengan berbagai trofinya di klub. Perisic sudah mampu melepaskan gol kemenangan kala melawan Islandia di fase grup terakhir. Subasic telah menepis empat tembakan bola di dalam duel adu penalti melawan Russia dan Denmark. Hal tersebut sebelumnya pernah mereka lakukan pada Piala Dunia 1998 Perancis. Sang Vetrani mampu memberikan performa yang memukau, mereka mampu menyingkirkan Rumania pada babak perdelapan final dan juga mencukur Jerman di babak perempat final. Mereka hanya harus mengakui kekuatan besar tuan rumah Perancis dengan skor 2-1.

Performa Rakitic bahkan sempat disama-samakan dengan pemain Kroasia kala itu, yaitu Zvonimir Boban. Berlari seperti tidak ada rasa lelah, menyerang dan bertahan dengan bagus serta menjaga keseimbangan antar lini dengan baik. Jika dia berada dalam performa terbaiknya, dia mampu megurus pertahanan sekaligus membangun serangan balik.

Timnas Inggris memang terlihat tidak menerima perlawanan yang meyakinkan dari timnas Swedia pada babak delapan besar. Mereka mampu unggul 2-0  atas Swedia. Namun, Kroasia tidak bisa disamakan dengan Swedia, pemain Inggris tidak akan mampu menguasi lini tengah seperti biasanya karena Rakitic memiliki rekan yang sama-sama memiliki jiwa petarung, yaitu Kramaric.

Bergeser ke lini pertahanan, maka kita akan melihat petarung lainnya bernama Vida. Pemain ini adalah seorang petarung yang kukuh dalam menjaga benteng pertahanan. Disampingnya adalah Lovren yang selalu tampil garang. Umpan silang yang biasanya memanjakan Kane harus bisa dantisipasi oleh mereka. Konsentrasi para pemain ini harus tetap terjaga hingga duel berakhir.

Corluca, salah astu pemain bertahan Kroasia, berharap agar Kroasia berani bertarung dan mengerahkan seluruh tenaga demi mendapatkan kemenangan. Seluruh pemain harus saling bekerja sama sepanjang jalannya pertandingan, seperti satu keluarga.


4. Gairah Untuk Bermain


Setiap pertandingan dimulai, para penggawa Kroasia terlihat seperti robot bertenaga dengan kreativitas permainan yang sangat kaya. Tak ada satupun pemain yang masuk ke lapangan dengan wajah yang tertekan ataupun murung. Mereka seperti anak kecil yang tertawa kegirangan untuk mengejar layang-layang. Mereka bermain dengan hati, menikmati setiap bergulirnya bola dan menikmati permainan. Bermain tanpa adanya beban dan tekanan.

Sebagai contoh, kita bisa melihat penjaga gawang mereka, Subasic. Tak ada rasa sakit maupun keluh kesah di wajahnya ketika menepis gempuran dari Mesi, Aguero ataupun Angel Di Maria. Penjaga gawang AS Monaco itu berhasil menepis empat tembakan penalti kala menghadapi Denmark dan Rusia di fase knock-out. Juga Ante Rebic, yang tak gentar setiap berhadapan dengan pemain bertahan lawan dengan kelas internasional.

Gairah para pemain dari Balkan ini sangat kuat untuk membuat sejarah baru. Saat sebuah tim bermain dengan penuh cinta, maka mereka akan menjadikan setiap tekanan sebagai sumber tenaga dan menikmati setiap tantangan seolah pemicu adrenalin. Maka hasilnya adalah kita melihat mereka seolah bersenang-senang dalam memainkan bolanya.

 

 SFIDN Baca juga

 

5. Dukungan Para Suporter


Jika kamu pikir hanya masyarakat Kroasia saja yang datang kesana, maka kamu salah. Sang presiden, Kolinda Grabar-Kitarovic pun datang langsung ke Luzhniki Stadium bersama dengan Davor Suker. Bahkan, Pemimpin Kroasia ini turut menikmati euforia kemenangan bersama para pemain di ruang ganti. Dukungan tersebut tentu sangat penting bagi setiap individu pemain. Maka sangat pantas bila suporter disebut sebagai pemain kedua-belas..

Saat ini, Kroasia memiliki amunisi empat gelandang tengah yang bermain di klub elit Eropa. Rakitic andalan barcelona, Modric sang jendral lapangan tengah Real Madrid, Kovacic sang pemain tengah bertahan Real Madrid dan Marcelo Brozovic yang merupakan playmaker Inter Milan. Tetapi, Modric lah yang ditunjuk sebagai sutradara serangan Kroasia. Gelandang dengan julukan Cruyff dari Kroasia yang kreatif itu disebut-sebut sebagai penerus sang legenda Bobam, Suker, Bilic dan bahkan Boksic. Berkat kemampuannya dalam mengolah bola dan memberikan umpan manisnya, ia terpilih oleh FIFA World XI tiga tahun berturut-turut, yaitu pada tahun 2015, 2016, dan 2017. Sihir yang dia sering gunakan di klub Real Madrid sudah ia gunakan selama menjadi pemain timnas Kroasia.

Satu lagi pemain yang mampu menggagalkan setiap misi dari tim musuh, dia adalah Luka Modric. Kapten timnas Kroasia ini selalu menunjukan sihir dan mengejutkan setiap lawan dengan umpan terukur dan tembakannya. Perisic dan Mandzukic pun akan selalu berada di depan mereka dengan tingkat penyelesaian akhir yang cemerlang. Satu kemenangan saja akan membuat para pendukung untung melantunkan nyanyian, melakukan tarian dan berpesta sampai pagi.

Itulah kelima alasan mengapa Kroasia mampu maju sampai ke babak Final. Terbukti, dengan lima modal jimat diatas, sudah cukup membawa Modric dan pasukannya untuk mendapatkan tiket final Piala Dunia. Mengalahkan Inggris dan melaju ke Final adalah sejarah baru untuk mereka. Para penikmat sepak bola di dunia akan menjadi saksi dari sejarah baru tentang sang kuda hitam Kroasia yang bertransformasi menjadi kuda pegasus.

SHARE