5 Mitos Tentang Hormon Testosteron yang Wajib Anda Lupakan
sfidn.com – Testosteron adalah salah satu hormon pada pria yang berperan penting dalam menjaga fungsi seksual, pembuatan sperma, pembentukan massa otot, hingga intonasi suara. Seseorang yang mengalami kadar hormon testosteron rendah sering dikaitkan dengan kelelahan kronis, postur tubuh yang kurang tegap atau kurang atletis, gangguan ereksi, hingga depresi. Sebaliknya, penelitian telah membuktikan bahwa kadar hormon testosteron yang normal berperan penting dalam mengurangi risiko terkena diabetes, hingga penyakit kardiovaskular pada para pria. Selain itu, mereka juga cenderung memiliki massa hidup yang lebih lama dibandingkan dengan pria yang kekurangan kadar hormon testosteron.
Sementara itu, banyak mitos keliru mengenai hormon testosteron yang beredar di masyarakat. Seorang dokter spesialis urologi dari Harvard Medical School dan penulis buku Testosterone for Life bernama Abraham Morgentaler, MD, menjelaskan setidaknya ada 5 mitos testosteron yang berkembang di masyarakat. Mitos tersebut sudah selayaknya kita lupakan. Berikut adalah ke-5 mitos tentang testosteron tersebut.
1. Testosteron Merupakan Bentuk Obat yang Tidak Resmi
Mitos pertama yang sering sekali terdengar adalah obat testosteron termasuk kedalam obat yang tidak resmi atau ilegal. Padahal, obat hormon testosteron masih termasuk kedalam obat yang legal karena obat ini sangat penting bagi kaum pria. Obat ini hanya bisa dikatakan ilegal jika dikonsumsi tanpa mengikuti resep dokter. Walaupun demikian, masih banyak otoritas olahraga ataupun organisasi olahraga yang memiliki peraturan ketat tentang penggunaan obat ataupun suplemen dengan kandungan testosteron, karena hal tersebut bisa memengaruhi performa para atlet ketika bertanding. Para atlet yang melanggar peraturan ini biasanya akan langsung dikenakan hukuman yang berat.
2. Testosteron Merupakan Steroid, dan Steroid itu Berbahaya
Obat testosteron atau suplemen testosteron memang termasuk kedalam bentuk steroid namun tetap aman dan tidak berbahaya. Selain itu, secara alamiah manusia memang mampu memproduksi hormon testosteron. Morgentaler mengatakan bahwa steroid memang memiliki keterkaitan dengan molekul yang ditopang dengan empat karbon, seperti progesteron, kortisol, estrogen, dan kolesterol. Sedangkan dalam dunia olahraga, steroid adalah kepanjangan dari anabolic steroid hormone yang memiliki arti bahwa obat ini berfungsi untuk meningkatkan otot dan dan tulang seperti halnya testosteron.
3. Testosteron Bisa Meningkatkan Tempramental dan Emosi yang Sulit di Kontrol
Sampai saat ini, belum ada fakta yang berhasil membuktikan bahwa testosteron bisa meningkatkan tindakan perilaku yang agresif, kasar, dll. Justru sebaliknya, hormon testosteron yang rendahlah yang bisa meningkatkan emosi dan kondisi tersebut akan berangsur normal saat kadar hormon testosteronnya mulai naik kembali.
4. Testosteron Bisa Menyebabkan Kanker Prostat
Penelitian terbaru telah membuktikan bahwa para pria yang memiliki kadar hormon testosteron yang normal memiliki risiko terkena penyakit kanker prostat yang rendah.
5. Kadar Testosteron yang Tinggi Bisa Menyebabkan Kebotakan
Pada umumnya, para pria yang memiliki kondisi kebotakan memiliki kadar hormon testosteron yang sama dengan para pria lain yang berambut lebat. Menurut Morgentaler, kebotakan biasanya sering terjadi karena adanya kondisi atau turunan genetis.
Itulah ke-5 mitos tentang hormon testosteron yang harusnya sudah Anda lupakan mulai sekarang. Karena kadar hormon testosteron yang normal pada pria sangatlah dibutuhkan untuk berbagai keperluan fungsi tubuh. Terimakasih, semoga berguna.