5 Suplemen Fat burner Alami yang Ampuh Membakar Lemakmu
sfidn.com – Fat burner adalah salah satu dari sekian banyaknya suplemen kontroversial yang beredar di pasaran. Jeukendrup, A. E., & Randell, R. (2011) menjelaskan bahwa suplemen ini adalah suplemen nutrisi yang mampu meningkatkan metabolisme tubuh, mengurangi penyerapan lemak atau membantu membakar lebih banyak lemak sebagai bahan bakar tubuh. Beberapa produsen sering juga mengklaim produk suplemen fat burner nya sebagai solusi jitu dalam memecahkan masalah berat badan. Namun, Radha Krishna, Y., etc. (2011) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa suplemen fat burner seringkali tidak efektif dan tampak berbahaya. Hal senada di sampaikan oleh pihak FDA dalam laman resminya yang menyatakan bahwa suplemen fat burner tidak diatur oleh otoritas FDA. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengonsumsi fat burner alami ini yang terbukti ampuh dalam membakar lebih banyak lemak. Apa saja fat burner alami tersebut? berikut ini adalah ulasannya.
1. Kafein
Kafein adalah salah satu zat yang bisa ditemukan dengan mudah di dalam biji kopi, teh hijau, dan biji kakao. Zat ini juga sangat terkenal dan bisa ditemukan dengan mudah di dalam produk suplemen fat burner. Sebagian besar penelitian sepakat bahwa kafein mampu meningkatkan metabolisme dan membakar lebih banyak lemak di dalam tubuh. Para peneliti juga mampu membuktikan bahwa kafein bisa meningkatkan sistem metabolisme tubuh hingga 16% selama 1-2 jam.
Selain itu, beberapa penelitian juga ada yang membuktikan bahwa kafein mampu membakar lebih banyak lemak untuk dijadaikan sebagai bahan bakar. Namun, efek ini tampak lebih kuat dan terasa pada mereka yang sudah atletis atau kurus daripada orang gemuk. Jadi, untuk mendapatkan manfaat dari kafein ini, sebenarnya Anda tidak perlu mengonsumsi suplemen fat burner. Anda hanya perlu meminum beberapa cangkir kopu kental, yang merupakan salah satu sumber kafein yang baik dengan berbagai manfaat kesehatan.
2. Ekstrak Teh Hijau
Ekstrak teh hijau memiliki bentuk fisik berupa hijau pekat. Beberapa produsen ada yang mengemasnya menjadi bentuk bubuk atau kapsul agar bisa nyaman di konsumsi. Costill DL, (1978) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa ekstrak teh hijau sangat kaya akan kafein dan polyphenol epigallocatechin gallate atau EGCG, yang keduanya diklaim ampuh sebagai senyawa yang mampu membantu membakar lemak Anda. Selain itu, kedua senyawa ini juga saling melengkapi satu sama lain untuk mampu membakar lemak tubuh melalui suatu proses yang disebut sebagai thermogenesis. Sederhananya, thermogenesis merupakan suatu proses dimana tubuh akan membakar kalori untuk bisa menghasilkan panas.
Satu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Obesity Reviews tahun 2011 menganalisis enam studi dan menyimpulkan bahwa mengonsumsi ekstrak teh hijau dan kafein mampu membakar 16% lebih banyak lemak tubuh daripada plasebo. Studi lainnya yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition di tahun 1999 mencoba membandingkan efek plasebo, kafein dan campuran ekstrak teh hijau serta kafein pada pembakaran lemak tubuh. Hasilnya, paara peneliti menemukan bahwa mengonsumsi campuran teh hijau dan kafein mampu membakar 65 kalori lebih banyak perhari dari pada kafein, dan 80 kalori lebih banyak daripada plasebo. Jadi, jika Anda ingin menongsumsi ekstrak teh hijau, cobalah untuk mengonsumsinya sebanyak 250-500 mg perhari atau 3-5 cangkir teh hijau perhari.
3. Bubuk Protein
Protein merupakan nutrisi yang penting untuk membakar lemak. Asupan protein yang tinggi mampu membantu tubuh dalam membakar lemak dengan meningkatkan laju metabolisme dan mengurangi nafsu makan. Selain itu, nutrisi ini juga mampu mambantu Anda dalam menjaga massa otot. Sebuah penelitian yang melibatkan 60 partisipan yang menderita kelebihan berat badan dan obesitas menemukan bahwa diet tinggi protein hampir dua kali lebih efektif daripada diet protein sedang dalam hal membakar lemak. Para peneliti juga menjelaskan bahwa protein mampu mengekang nafsu makan dengan cara meningkatkan hormon kenyang seperti GLP-1, CCK dan PYY, bersamaan dengan mengurangi kadar hormon lapar, ghrelin.
Namun, walaupun kebutuhan protein bisa dipenuhi dengan mengonsumsi sumber makanan kaya protein, sebagian besar orang masih merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan asupan protein perhari. Jadi, cara termudah adalah dengan mengonsumsi bubuk protein atau suplemen protein bubuk untuk memenuhi atau meningkatkan kebutuhan asupan protein harian Anda. Beberapa pilihan suplemen protein bubuk tersebut adalah bubuk suplemen whey protein, kasein, kedelai, telur, dan protein rami. Namun, yang terpenting adalah memilih suplemen protein yang rendah gula dan zat tambahan, terlebih lagi jika Anda ingin menurunkan berat badan. Namun, Anda harus ingat kembali bahwa asupan kalori untuk tubuh sangatleh penting. Jadi mengonsumsi suplemen protein sebaiknya dipilih hanya untuk menggantikan camilan atau sebagai bagaian dari makanan berat Anda. Untuk mendapatkan manfaat yang besar dalam hal pembakaran lemak, cobalah untuk mengonsumsi 1-2 sendok (20-50 gr) bubuk protein per hari.
4. Serat Larut
Seperti yang sudah pernah kita bahas pada artikel sebelumnya, serat terbagi menjadi dua jenis, yaitu serat larut dan tidak larut. Slavin, J. (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa serat larut akan bekerja dengan menyerap air di dalam saluran pencernaan Anda dan akan membentuk suatu zat seperti gel yang sangat kental. Menariknya, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients tahun 2010 telah menemukkan bahwa serat larut mampu membantu anda dalam hal membakar lemak dan menahan nafsu makan. Hal tersebut dikarenakan serat larut mampu membantu meningkatkan kadar hormon rasa kenyang seperti PYY, GLP-1, dan membantu mengurangi kadar hormon ghrelin atau hormon lapar.
Selain itu, Burton-Freeman, B. (2000) menambahkan bahwa serat larut juga mampu membantu memperlambat pengiriman nutrisi ke usus. Ketika kondisi ini terjadi, maka tubuh Anda akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencerna dan menyerap nutrisi, yang dapat membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Terlebih lagi, serat larut juga mampu membantu membakar lemak Anda dengan mengurangi beberapa kalori yang Anda serap dari makanan. Dalam sebuah penelitian yang berjudul Dietary fiber decreases the metabolizable energy content and nutrient digestibility of mixed diets fed to humans, para peneliti meminta 17 orang peserta untuk mengonsumsi makanan dengan jumlah serat dan lemak yang bervariasi. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa mererka yang mengonsumsi serat paling banyak mampu menyerap lemak yang lebih sedikit, dan merekapun mengonsumsi lebih sedikit kalori dari makanannya. Namun, walaupun serat larut bisa ditemukan dengan mudah dari makanan, banyak orang yang masih merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan serat larutnya. Jika Anda salah satu yang merasa demikan, maka Anda bisa mencoba untuk mengonsumsi suplemen serat larut seperti glukomanan atau psyllium husk.
5. Yohimbine
Yohimbine merupakan suatu zat yang bisa ditemukan di kulit Pausinystalia yohimbe, suatu pohon yang berada di Afrika Tengah dan Barat. Zat ini biasa digunakan sebagai afrodisiak, yang juga bermanfaat dalam hal membakar lemak tubuh. Yohimbine bekerja dengan cara memblokir reseptor yang disebut reseptor adrenergik alfa-2. Reseptor ini biasanya akan mengikat adrenalin untuk menekan efeknya, yang salah satunya digunakan untuk meningkatkan pembakaran lemak tubuh untuk dijadikan bahan bakar. Karena yohimbine memblokir reseptor ini, maka ia akan memperpanjang efek adrenalin dan meningkatkan pembakaran lemak untuk dijadikan bahan bakar.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Research in Sports Medicine tahun 2006 dengan melibatkan 20 pemain sepak bola elit menemukan bahwa mengonsumsi 10 mg yohimbine sebanyak dua kali sehari mampu membantu membakar 2,2% lemak tubuh mereka, yang rata-rata hanya dalam waktu 3 minggu. Namun, perlu diketahui bahwa para atlet ini tentu sudah memiliki tubuh yang ramping atau atletis, jadi pembakaran lemak sebanyak 2,2% masih dianggap signifikan. Selain itu, penelitian lampau yang diterbitkan dalam jurnal Pharmacology Biochemistry and Behavior juga menunjukkan bahwa yohimbine mampu membantu menahan nafsu makan pada hewan.
Walaupun demikian, penelitian tentang yohimbine masih banyak diperlukan sebelum bisa digunakan sebagai salah satu suplemen pembakar lemak. Selain itu, Kearney, T., Tu, N., & Haller, C. (2010) menjelaskan bahwa karena yohimbine mampu meningkatkan kadar adrenalin, maka efek samping yang berpotensi akan terasa oleh tubuh adalah mual, cemas, panik, hingga meningkatnya tekanan darah. Zat ini juga bisa berinteraksi dengan berbagai obat-obatan tekanan darah tinggi dan depresi. Jadi, jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tersebut, maka hindarilah untuk mengonsumsi yohimbine.
Efek Samping Suplemen Fat burner
Saat ini, kita bisa menemukan suplemen fat burner dangan mudah. Namun, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, beberapa suplemen fat burner seringkali tidak memiliki efek yang diharapkan dan malah mampu membahayakan kesehatan. Hal itu dikarenakan suplemen fat burner tidak disetujui oleh otiritas badan pengawas makanan dan obat-obatan di negara maju. Oleh karena itu, produsen suplemen lah yang harus memastikan dan membuktikan bahwa suplemen fat burner nya efektif untuk membakar lemak dan aman untuk dikonsumsi.
Namun sayangnya, seperti yang dilansir dalam website resmi FDA, terdapat banyak sekali suplemen fat burner yang ditarik ijin edarnya dari pasaran karena memiliki kandungan yang berbahaya. Selain itu, terdapat banyak kasus di mana suplemen yang terkontaminasi tersebut mampu menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, stroke, kejang dan bahkan kematian. Namun, suplemen fat burner alami seperti yang sudah dijelaskan di atas ternyata sudah terbukti efektif untuk membantu membakar lemak tubuh saat ditambahkan ke dalam rutinitas yang sehat. Perlu dan penting diperhatikan bahwa suplemen tidak dapat menggantikan pola hidup sehat dan olahraga teratur. Suplemen tersebut hanya akan membantu memaksimalkan hasil olahraga dan diet Anda.
Kesimpulan
Jadi sebanarnya, tidak ada pil, suplemen, atau obat yang mampu menyelesaikan masalah berat badan Anda secara instan. Namun, banyak sekali suplemen alami yang mampu membantu Anda dalam membakar lemak lebih banyak saat diiringi dengan diet dan olahraga yang sehat. Beberapa suplemen alami tersebut adalah kafein, ekstrak teh hijau, suplemen protein, suplemen serat larut dan yohimbine. Diantara ke-5 suplemen alami tersebut, suplemen yang cenderung efektif dalam membantu membakar lemak adalah, kafein, ekstrak teh hijau, dan suplemen protein.
Referensi:
- https://www.fda.gov/food/dietary-supplements
- https://www.fda.gov/drugs/medication-health-fraud/tainted-weight-loss-products
- https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/beware-products-promising-miracle-weight-loss
- Jeukendrup, A. E., & Randell, R. (2011). Fat burners: nutrition supplements that increase fat metabolism. Obesity Reviews, 12(10), 841–851.Doi:10.1111/j.1467-789x.2011.00908.x
- Radha Krishna, Y., Mittal, V., Grewal, P., Fiel, M., & Schiano, T. (2011). Acute Liver Failure Caused by “Fat burners” and Dietary Supplements: A Case Report and Literature Review. Canadian Journal of Gastroenterology, 25(3), 157–160.Doi:10.1155/2011/174978
- Acheson, K. J., Zahorska-Markiewicz, B., Pittet, P., Anantharaman, K., & Jéquier, E. (1980). Caffeine and coffee: their influence on metabolic rate and substrate utilization in normal weight and obese individuals. The American Journal of Clinical Nutrition, 33(5), 989–997.Doi:10.1093/ajcn/33.5.989
- Hollands, M. A., Arch, J. R. S., & Cawthorne, M. A. (1981). A simple apparatus for comparative measurements of energy expenditure in human subjects: the thermic effect of caffeine. The American Journal of Clinical Nutrition, 34(10), 2291–2294.Doi:10.1093/ajcn/34.10.2291
- Dulloo, A. G., Geissler, C. A., Horton, T., Collins, A., & Miller, D. S. (1989). Normal caffeine consumption: influence on thermogenesis and daily energy expenditure in lean and postobese human volunteers. The American Journal of Clinical Nutrition, 49(1), 44–50.Doi:10.1093/ajcn/49.1.44
- Acheson, K. J., Gremaud, G., Meirim, I., Montigon, F., Krebs, Y., Fay, L. B., … Tappy, L. (2004). Metabolic effects of caffeine in humans: lipid oxidation or futile cycling? The American Journal of Clinical Nutrition, 79(1), 40–46.Doi:10.1093/ajcn/79.1.40
- Bracco, D., Ferrarra, J. M., Arnaud, M. J., Jequier, E., & Schutz, Y. (1995). Effects of caffeine on energy metabolism, heart rate, and methylxanthine metabolism in lean and obese women. American Journal of Physiology-Endocrinology and Metabolism, 269(4), E671–E678.Doi:10.1152/ajpendo.1995.269.4.e671
- Acheson, K. J., Zahorska-Markiewicz, B., Pittet, P., Anantharaman, K., & Jéquier, E. (1980). Caffeine and coffee: their influence on metabolic rate and substrate utilization in normal weight and obese individuals. The American Journal of Clinical Nutrition, 33(5), 989–997.Doi:10.1093/ajcn/33.5.989
- Arciero, P. J., Gardner, A. W., Calles-Escandon, J., Benowitz, N. L., & Poehlman, E. T. (1995). Effects of caffeine ingestion on NE kinetics, fat oxidation, and energy expenditure in younger and older men. American Journal of Physiology-Endocrinology and Metabolism, 268(6), E1192–E1198.Doi:10.1152/ajpendo.1995.268.6.e1192
- Júdice, P. B., Matias, C. N., Santos, D. A., Magalhães, J. P., Hamilton, M. T., Sardinha, L. B., & Silva, A. M. (2013). Caffeine Intake, Short Bouts of Physical Activity, and Energy Expenditure: A Double-Blind Randomized Crossover Trial. Plos ONE, 8(7), e68936.Doi:10.1371/journal.pone.0068936
- Costill DL, Dalsky GP, Fink WJ. Effects of caffeine ingestion on metabolism and exercise performance. Med Sci Sports. 1978;10(3):155-158.
- Bose, M., Lambert, J. D., Ju, J., Reuhl, K. R., Shapses, S. A., & Yang, C. S. (2008). The Major Green Tea Polyphenol, (-)-Epigallocatechin-3-Gallate, Inhibits Obesity, Metabolic Syndrome, and Fatty Liver Disease in High-Fat–Fed Mice. The Journal of Nutrition, 138(9), 1677–1683.Doi:10.1093/jn/138.9.1677
- Shixian, Q., vancrey, B., Shi, J., Kakuda, Y., & Jiang, Y. (2006). Green Tea Extract Thermogenesis-Induced Weight Loss by Epigallocatechin Gallate Inhibition of Catechol-O-Methyltransferase. Journal of Medicinal Food, 9(4), 451–458.Doi:10.1089/jmf.2006.9.451
- Dulloo, A., Seydoux, J., Girardier, L., Chantre, P., & Vandermander, J. (2000). Green tea and thermogenesis: interactions between catechin-polyphenols, caffeine and sympathetic activity. International Journal of Obesity, 24(2), 252–258.Doi:10.1038/sj.ijo.0801101
- Rains, T. M., Agarwal, S., & Maki, K. C. (2011). Antiobesity effects of green tea catechins: a mechanistic review. The Journal of Nutritional Biochemistry, 22(1), 1–7.Doi:10.1016/j.jnutbio.2010.06.006
- Hursel, R., Viechtbauer, W., Dulloo, A. G., Tremblay, A., Tappy, L., Rumpler, W., & Westerterp-Plantenga, M. S. (2011). The effects of catechin rich teas and caffeine on energy expenditure and fat oxidation: a meta-analysis. Obesity Reviews, 12(7), e573–e581.Doi:10.1111/j.1467-789x.2011.00862.x
- Dulloo, A. G., Duret, C., Rohrer, D., Girardier, L., Mensi, N., Fathi, M., … Vandermander, J. (1999). Efficacy of a green tea extract rich in catechin polyphenols and caffeine in increasing 24-h energy expenditure and fat oxidation in humans. The American Journal of Clinical Nutrition, 70(6), 1040–1045.Doi:10.1093/ajcn/70.6.1040
- Pesta, D. H., & Samuel, V. T. (2014). A high-protein diet for reducing body fat: mechanisms and possible caveats. Nutrition & Metabolism, 11(1), 53.Doi:10.1186/1743-7075-11-53
- Leidy, H. J., Clifton, P. M., Astrup, A., Wycherley, T. P., Westerterp-Plantenga, M. S., Luscombe-Marsh, N. D., … Mattes, R. D. (2015). The role of protein in weight loss and maintenance. The American Journal of Clinical Nutrition, 101(6), 1320S–1329S.Doi:10.3945/ajcn.114.084038
- Astrup, A., Raben, A., & Geiker, N. (2014). The role of higher protein diets in weight control and obesity-related comorbidities. International Journal of Obesity, 39(5), 721–726.Doi:10.1038/ijo.2014.216
- Paddon-Jones, D., Westman, E., Mattes, R. D., Wolfe, R. R., Astrup, A., & Westerterp-Plantenga, M. (2008). Protein, weight management, and satiety. The American Journal of Clinical Nutrition, 87(5), 1558S–1561S.Doi:10.1093/ajcn/87.5.1558s
- Slavin, J. (2013). Fiber and Prebiotics: Mechanisms and Health Benefits. Nutrients, 5(4), 1417–1435.Doi:10.3390/nu5041417
- Lattimer, J. M., & Haub, M. D. (2010). Effects of Dietary Fiber and Its Components on Metabolic Health. Nutrients, 2(12), 1266–1289.Doi:10.3390/nu2121266
- St-Pierre, D. H., Rabasa-Lhoret, R., Lavoie, M.-E., Karelis, A. D., Strychar, I., Doucet, E., & Coderre, L. (2009). Fiber intake predicts ghrelin levels in overweight and obese postmenopausal women. European Journal of Endocrinology, 161(1), 65–72.Doi:10.1530/eje-09-0018
- Burton-Freeman, B. (2000). Dietary Fiber and Energy Regulation. The Journal of Nutrition, 130(2), 272S–275S.Doi:10.1093/jn/130.2.272s
- Adam, C. L., Williams, P. A., Garden, K. E., Thomson, L. M., & Ross, A. W. (2015). Dose-Dependent Effects of a Soluble Dietary Fibre (Pectin) on Food Intake, Adiposity, Gut Hypertrophy and Gut Satiety Hormone Secretion in Rats. PLOS ONE, 10(1), e0115438.Doi:10.1371/journal.pone.0115438
- Baer DJ, Rumpler WV, Miles CW, Fahey GC Jr. Dietary fiber decreases the metabolizable energy content and nutrient digestibility of mixed diets fed to humans. J Nutr. 1997;127(4):579-586. Doi:10.1093/jn/127.4.579
- Lafontan, M., Berlan, M., Galitzky, J., & Montastruc, J. L. (1992). Alpha-2 adrenoceptors in lipolysis: α2 antagonists and lipid-mobilizing strategies. The American Journal of Clinical Nutrition, 55(1), 219S–227S.Doi:10.1093/ajcn/55.1.219s
- Kucio C, Jonderko K, Piskorska D. Does yohimbine act as a slimming drug?. Isr J Med Sci. 1991;27(10):550-556.
- Swann, A. C., Lijffijt, M., Lane, S. D., Cox, B., Steinberg, J. L., & Moeller, F. G. (2013). Norepinephrine and impulsivity: effects of acute yohimbine. Psychopharmacology, 229(1), 83–94.Doi:10.1007/s00213-013-3088-7
- Szemeredi, K., Komoly, S., Kopin, I. J., Bagdy, G., Keiser, H. R., & Goldstein, D. S. (1991). Simultaneous measurement of plasma and brain extracellular fluid concentrations of catechols after yohimbine administration in rats. Brain Research, 542(1), 8–14.Doi:10.1016/0006-8993(91)90990-d
- Ostojic, S. M. (2006). Yohimbine: The Effects on Body Composition and Exercise Performance in Soccer Players. Research in Sports Medicine, 14(4), 289–299.Doi:10.1080/15438620600987106
- Callahan, M. F., Beales, M., & Oltmans, G. A. (1984). Yohimbine and rauwolscine reduce food intake of genetically obese (obob) and lean mice. Pharmacology Biochemistry and Behavior, 20(4), 591–599.Doi:10.1016/0091-3057(84)90309-5
- Kearney, T., Tu, N., & Haller, C. (2010). Adverse Drug Events Associated with Yohimbine-Containing Products: A Retrospective Review of the California Poison Control System Reported Cases. Annals of Pharmacotherapy, 44(6), 1022–1029.Doi:10.1345/aph.1p060
- Valli, G., & Giardina, E.-G. V. (2002). Benefits, adverse effects and drug interactionsof herbal therapies with cardiovascular effects. Journal of the American College of Cardiology, 39(7), 1083–1095. Doi:10.1016/s0735-1097(02)01749-7