6 Jenis Diet Paling Populer di Indonesia, Pernah Coba yang Mana?
sfidn.com – Masyarakat Indonesia semakin sadar dengan gaya hidup yang sehat sehingga banyak yang melakukan jenis diet tertentu demi mendapatkan badan yang ideal.
Dahulu, cara diet yang paling populer adalah dengan mengurangi karbohidrat dan memperbanyak pengonsumsian sayur atau buah. Namun, saat ini jenis diet yang bisa kita temukan semakin beragam.
Baca Juga:
Rahasia Jennifer Bachdim Tetap Langsing Meski Telah Melahirkan 4 Anak
6 Jenis Diet Paling Populer Saat Ini di Indonesia
Setidaknya, ada enam jenis diet yang paling populer di Indonesia dan sudah diuji coba oleh berbagai kalangan, mulai dari orang awam, publik figur, hingga olahragawan.
Keenam jenis diet populer tersebut adalah die keto, diet OCD, diet mayo, diet vegan, diet intermiten, dan diet mediterania. Mari simak penjelasannya berikut ini.
1. Diet Keto
Diet keto atau ketogenik adalah program rendah karbohidrat dan rendah protein tapi tinggi lemak. Jenis diet yang cukup unik, bukan?
Umumnya, diet dilakukan dengan cara menghindari lemak tapi pada diet keto ini, Anda harus mengonsumsi lebih banyak lemak daripada jenis nutrisi lainnya.
Tujuan utamanya adalah mengubah tubuh menjadi "ketosis" di mana tubuh mulai membakar lemak sebagai sumber utama energi karena kurangnya pasokan glukosa dari karbohidrat.
Diet keto dapat membantu menurunkan berat badan dengan cepat serta meningkatkan kesehatan jantung serta kognitif.
Namun, diet ini memerlukan perubahan gaya hidup drastis dan harus Anda ikuti dengan hati-hati. Terlebih lagi jika Anda sedang hamil atau menyusui.
Jenis lemak yang dikonsumsi pada diet keto adalah lemak baik yang berasal dari buah, biji-bijian, kacang-kacangan, dan minyak yang sehat. Contohnya, alpukat, kelapa, almond, minyak zaitun, dan lain-lain.
2. Diet OCD (Obsessive Corbuzier's Diet)
Diet OCD atau Obsessive Corbuzier's Diet diperkenalkan oleh Deddy Corbuzier. Jenis diet ini mengatur pola makan dalam jendela waktu tertentu.
Ada beberapa jendela yang bisa Anda gunakan tergantung tingkat kemampuan dan keterbiasaan. Ada jendela makan 16:8, 18:6, 20:4, dan 24.
Contoh dari jendela 16:8, yaitu Anda boleh makan 8 jam dan berpuasa selama 16 jam. Jendela 18:6, Anda berpuasa 18 jam dan makan 6 jam. Jendela 20:4, Anda puasa 20 jam dan makan 4 jam. Sedangkan jendela 24, Anda harus puasa sehari penuh.
Metode ini mengklaim dapat membantu meningkatkan metabolisme dan membakar lemak dengan lebih efektif dan efisien.
Namun, perlu diingat bahwa diet ini mungkin tidak cocok untuk semua orang dan harus dilakukan dengan pengawasan medis jika berlangsung dalam jangka panjang.
3. Diet Vegan
Diet vegan adalah pola makan yang sepenuhnya menghindari produk hewani, termasuk daging, susu, telur, dan produk turunannya.
Diet ini akan lebih fokus untuk memakan tanaman, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Diet vegan dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan meningkatkan kesehatan pencernaan.
Namun, veganisme memerlukan perencanaan makanan yang hati-hati untuk memastikan asupan nutrisi yang memadai.
4. Diet Mayo
Diet Mayo adalah diet rendah kalori dan rendah karbohidrat. Biasanya berlangsung selama 13 hari. Fokus diet ini ada pada konsumsi telur, daging, dan sayuran.
Meskipun dapat menyebabkan penurunan berat badan, diet ini cenderung tidak seimbang secara nutrisi dan kurang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Baca Juga:
7 Makanan yang Harus Dihindari setelah Olahraga karena Merugikan Tubuh Anda
5. Diet Intermitten Fasting
Diet intermitten fasting melibatkan siklus antara makan dan puasa dalam pola waktu tertentu. Ada beberapa metode diet intermiten yang populer, seperti puasa 16:8 dan 5:2.
Puasa 16:8 mengharuskan Anda hanya makan dalam jendela 8 jam dan puasa selama 16 jam. Sedangkan puasa 5:2, Anda dapat makan dengan normal selama 5 hari dan membatasi asupan kalori selama 2 hari (non-berturut-turut)
Diet intermitten fasting dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan sensitivitas insulin tetapi efektivitasnya dapat bervariasi di antara individu.
6. Diet Mediterania
Diet Mediterania terinspirasi oleh pola makan tradisional orang-orang di kawasan Mediterania. Diet ini kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, ikan, dan minyak zaitun.
Sementara daging merah dan makanan olahan dikonsumsi dengan lebih sedikit. Diet ini telah terbukti dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan kesehatan otak.
Diet Mediterania adalah pendekatan makanan yang sehat dan berkelanjutan untuk jangka panjang. Apakah Anda tertarik untuk mencobanya?
6 jenis diet populer di Indonesia ini menawarkan berbagai cara untuk mencapai kesehatan dan penurunan berat badan.
Namun, sangat penting untuk mengikuti diet yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan individu karena efek di setiap tubuh bisa berbeda.
Sebelum memulai diet apapun, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan bahwa diet tersebut aman dan efektif bagi Anda.
Selain itu, jangan lupa untuk mengombinasikan diet dengan olahraga serta gaya hidup sehat untuk hasil yang optimal. ***