sfidn - Adakah Efek Samping Konsumsi Minyak Ikan?

Adakah Efek Samping Konsumsi Minyak Ikan?

sfidn.com – Minyak ikan, yang terkenal akan manfaatnya terhadap kesehatan, biasanya tersedia dalam bentuk suplemen. Suplemen minyak ikan biasanya juga diproduksi dari ikan-ikan tertentu yang kaya akan asam lemak omega-3. Asam lemak omega-3 sendiri sebenarnya terbukti baik untuk mengurangi resiko penyakit jantung hingga meringankan peradangan. Namun, tidak selalu sama halnya dengan minyak ikan. Beberapa penelitian menemukan bahwa minyak ikan berpotensi menimbulkan efek samping jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi. Berikut ini tujuh potensi efek samping tersebut.

1. Gula Darah Tinggi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi asam lemak omega-3 dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Sebuah penelitian lampau yang diterbitkan dalam American Diabetes Association, misalnya, menemukan bahwa mengonsumsi 8 gram asam lemak omega-3 per hari menyebabkan kadar gula darah penderita diabetes tipe 2 meningkat sebanyak 22% selama periode 8 minggu. Journal of Clinical and Diagnostic Research kemudian menyebutkan bahwa dosis besar omega-3 dapat merangsang produksi glukosa, yang juga dapat berkontribusi dalam tingginya kadar gula darah jangka panjang.

Namun, tidak semua penelitian menunjukkan hasil sama. Beberapa penelitian menemukan hanya dosis yang sangat tinggi lah yang dapat memengaruhi gula darah. Oleh karena itu, sebuah analisis dari 20 penelitian menunjukkan bahwa dosis harian hingga 3,9 gram EPA dan 3,7 gram DHA – dua bentuk utama asam lemak omega-3 – tidaklah berpengaruh terhadap kadar gula darah penderita diabetes tipe 2.   

2. Pendarahan

Gusi berdarah dan mimisan adalah dua efek samping utama yang bisa ditimbulkan dari konsumsi minyak ikan. Sebuah studi yang melibatkan 56 orang menemukan bahwa suplementasi minyak ikan sebanyak 640 mg per hari selama empat minggu mengurangi pembekuan darah pada orang dewasa sehat. Begitu pun dengan penelitian kecil yang menunjukkan bahwa suplementasi minyak ikan dapat dikaitkan dengan resiko mimisan yang lebih tinggi. Dimana dilaporkan bahwa 72 remaja yang mengonsumsi 1-5 gram minyak ikan setiap hari mendapati mimisan sebagai efek samping.

3. Tekanan Darah Rendah

Sebuah analisis dari 31 studi menyimpulkan bahwa konsumsi minyak ikan dapat menurunkan tekanan darah secara efektif, terutama di mereka yang memiliki tekanan darah atau kadar kolesterol tinggi. Namun, efek positif ini mungkin justru menganggu beberapa pengobatan dan individu yang memiliki tekanan darah rendah. Karena itu, penting untuk mendiskusikannya terlebih dahulu kepada dokter jika ingin melakukan suplementasi, terlebih karena minyak ikan juga dapat berinteraksi dengan obat penurun tekanan darah.

4. Diare

Diare adalah efek samping lain yang bisa ditimbulkan dari pengonsumsian minyak ikan. Hal ini dibuktikan oleh sebuah ulasan berjudul Overview of Omega-3 Fatty Acid Therapies yang melaporkan bahwa diare termasuk salah satu efek samping paling umum dari pengonsumsian minyak ikan, bersamaan dengan gangguan pencernaan lain seperti kembung. Tak hanya minyak ikan sebenarnya, suplemen omega-3 jenis lain seperti minyak biji rami juga memiliki efek diare dan dapat meningkatkan frekuensi pergerakan usus.

5. Refluks Asam

Melansir dari laman healthline.com, beberapa orang mengaku merasa mulas begitu memulai suplementasi minyak ikan. Gejala mulas ini juga termasuk gejala refluks asam, seperti sendawa, mual, dan ketidaknyamanan lambung, yang penelitian ungkap sebagai efek samping umum dari pengonsumsian minyak ikan sebab sebagian besar kandungan lemaknya. Dimana lemak terbukti memicu gangguan pencernaan dalam beberapa penelitian.

 

--- Related Article ---

6. Insomnia dan Gangguan Mental

Beberapa studi menemukan bahwa mengonsumsi minyak ikan dalam jumlah sedang dapat meningkatkan kualitas tidur. Namun, dalam beberapa kasus, minyak ikan dalam jumlah tinggi dapat menganggu tidur dan menyebabkan insomnia. Seperti sebuah studi kasus yang diterbitkan dalam Oxford Medical Case Reports, yang melaporkan bahwa minyak ikan dalam dosis tinggi memperburuk gejala insomnia dan kecemasan bagi pasien dengan riwayat depresi. Begitu pun menurut Pusat Medis Universitas Maryland dan Medline Plus yang menyatakan bahwa suplementasi minyak ikan dapat meningkatkan gejala depresi, skizofrenia, dan gangguan bipolar.

7. Toksisitas Vitamin A

Beberapa jenis suplemen asam lemak omega-3 mengandung vitamin A dalam jumlah tinggi. Salah satu contohnya yakni satu sendok makan (14 gram) minyak ikan cod yang dapat memenuhi hingga 270% kebutuhan vitamin A harian. Perlu diketahui bahwa konsumsi vitamin A dalam jumlah besar dapat menyebabkan efek samping seperti pusing, mual, nyeri sendi, dan iritasi kulit. Dimana efek jangka panjangnya dapat menyebabkan kerusakan hati.

Kesimpulan

Minyak ikan memang membawa sejumlah manfaat kesehatan. Namun, ketika dikonsumsi dalam jumlah tinggi, minyak ikan tercatat dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan. Beberapa efek samping tersebut berupa peningkatan gula darah, pendarahan (gusi berdarah dan mimisan), tekanan darah rendah, diare, refluks asam, insomnia dan gangguan mental, hingga toksisitas vitamin A. Efek samping tersebut sebenarnya berbeda-beda tergantung kondisi kesehatan setiap orang. Oleh karena itu, konsultasikanlah terlebih dahulu jika ingin melakukan suplementasi minyak ikan.

 

Referensi

  • https://www.healthline.com/nutrition/fish-oil-side-effects

  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/326206.php

  • https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-993/fish-oil

  • https://www.livestrong.com/article/482210-does-fish-oil-cause-insomnia/

  • https://nutritiondata.self.com/facts/fats-and-oils/628/2

  • https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/

  • Friday, K. E., et al. (1989). Elevated plasma glucose and lowered triglyceride levels from omega-3 fatty acid supplementation in type II diabetes. Diabetes Care, 12(4), 276-81

  • Chauhan, S., et al. (2017). Role of Omega-3 Fatty Acids on Lipid Profile in Diabetic Dyslipidaemia: Single Blind, Randomised Clinical Trial. J Clin Diagn Res, 11(3), OC13–OC16. doi: 7860/JCDR/2017/20628.9449

  • Chen, C., et al. (2015). Effects of Omega-3 Fatty Acid Supplementation on Glucose Control and Lipid Levels in Type 2 Diabetes: A Meta-Analysis. PLoS One, 10(10), e0139565. doi: 1371/journal.pone.0139565

  • McEwen, B. J., et al. (2013). Effects of omega-3 polyunsaturated fatty acids on platelet function in healthy subjects and subjects with cardiovascular disease. Semin Thromb Hemost, 39(1), 25-32. doi: 10.1055/s-0032-1333309

  • Clarke, J. T., et al. (1990). Increased incidence of epistaxis in adolescents with familial hypercholesterolemia treated with fish oil. J Pediatr, 116(1), 139-41

  • Morris, M. C., Sacks, F., Rosner, B. (1993). Does fish oil lower blood pressure? A meta-analysis of controlled trials. Circulation, 88(2), 523-33

  • Naini, A. E., et al. (2015). Effect of Omega-3 fatty acids on blood pressure and serum lipids in continuous ambulatory peritoneal dialysis patients. J Res Pharm Pract, 4(3), 135-141. doi: 10.4103/2279-042X.162356

  • Bradberry, J. C., Hilleman, D. E. (2013). Overview of omega-3 Fatty Acid therapies. P T, 38(11), 681-691

  • Ramos, C. I., et al. (2015). The short-term effects of olive oil and flaxseed oil for the treatment of constipation in hemodialysis patients. J Ren Nutr, 25(1), 50-6. doi: 10.1053/j.jrn.2014.07.009

  • Khodarahmi, M., Azadbakht, L. (2016). Dietary fat intake and functional dyspepsia. Adv Biomed Res, 5, 76. doi: 10.4103/2277-9175.180988

  • Jarosz, M., Taraszewska, A. (2014). Risk factors for gastroesophageal reflux disease: the role of diet. Prz Gastroenterol, 9(5), 297-301. doi: 10.5114/pg.2014.46166

  • Cheruvattath, R., et al. (2006). Vitamin A toxicity: when one a day doesn't keep the doctor away. Liver Transpl, 12(12), 1888-1891

  • Clarke, J., et al. (2005). Dietary supplementation of omega-3 polyunsaturated fatty acids worsens forelimb motor function after intracerebral hemorrhage in rats. Exp Neurol, 191(1), 119-127

  • Pascoe, M. C., et al. (2014). Fish oil diet associated with acute reperfusion related hemorrhage, and with reduced stroke-related sickness behaviors and motor impairment. Front Neurol, 5,14. doi: 10.3389/fneur.2014.00014

  • Begtrup, K. M., Krag, A. E., Hvas, A. M. (2017). No impact of fish oil supplements on bleeding risk: a systematic review. Dan Med J, 64(5). pii: A5366

  • Blanchard, L. B., McCarter, G. C. (2015). Insomnia and exacerbation of anxiety associated with high-EPA fish oil supplements after successful treatment of depression. Oxf Med Case Reports, 2015(3), 244-245. doi: 10.1093/omcr/omv024


 
Tags:
#minyak ikan 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article