sfidn - Apa itu Asam Amino Esensial? dan Apa Manfaatnya Untuk Tubuh?

Apa itu Asam Amino Esensial? dan Apa Manfaatnya Untuk Tubuh?

sfidn.com - Asam amino atau yang sering disebut dengan molekul pembentuk protein, merupakan senyawa yang memainkan peranan penting dalam tubuh kita. Asam amino dibutuhkan untuk berbagai proses yang penting seperti membentuk protein, dan mensintesis horomon serta neurotransmitter. Beberapa asam amino juga dapat dikonsumsi dalam bentuk suplemen yang dapat membantu kinerja atletik atau untuk meningkatkan mood. Asam amino dikategorikan menjadi 3 jenis, yaitu asam amino esensial, asam amino kondisional, dan asam amino non-esensial. Nah, pada artikel kali ini kami akan memberikan informasi lengkap tentang asam amino esensial serta manfaatnya untuk tubuh berdasarkan sains dan para ahli nutrisi.

A. Jadi, Apa itu Asam Amino Esensial?

Asam amino merupakan suatu senyawa organik yang terdiri dari nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, serta beberapa kelompok rantai yang bervariasi. Tubuh manusia membutuhkan 20 jenis asam amino berbeda untuk bisa berkembang dan berfungsi sebagaimana mestinya. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports menjelaskan bahwa walaupun 20 jenis asam amino ini penting untuk tubuh, namun ada sembilan jenis asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh atau biasa disebut Essential Amino Acid (EAA) atau dalam bahasa Indonesianya adalah asam amino esensial.

Berdasarkan buku berjudul Protein And Amino Acid Requirements In Human Nutrition yang dikeluarkan secara resmi oleh WHO menjelaskan bahwa kesembilan asam amino esensial tersebut adalah histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Sumber makanan terbaik dari asam amino esensial ini adalah daging, telur, dan unggas. Seorang ahli bernama Wu, G dari Texas A&M University, USA dalam artikel ilmiahnya yang berjudul Amino acids: metabolism, functions, and nutrition menjelaskan bahwa pada dasarnya saat Anda mengonsumsi protein, baik itu dari sumber makanan atau suplementasi, maka protein itu akan dipecah menjadi asam amino untuk selanjutnya dimanfaatkan oleh tubuh untuk berbagai keperluan, seperti mengembangkan massa otot dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

1. Bagaimana dengan Asam Amino Kondisional?

Faktanya, ada beberapa asam amino non-esensial yang dikategorikan menjadi asam amino kondisional. Hal tersebut terjadi karena ada beberapa kondisi dimana tubuh tidak bisa memproduksi asam amino tersebut, seperti saat sedang sakit ataupun stress. Hal ini didukung dengan penelitian yang diterbitkan dalam World Journal of Biological Chemistry yang menjelaskan bahwa walaupun asam amino arginin termasuk kedalam asam amino non-esensial, namun tubuh tetap tidak bisa memproduksi asam amino ini saat melawan penyakti tertentu seperti kanker. Oleh karena itulah kebutuhan asupan asam amino arginin perlu di penuhi dari asupan makanan atau suplemen saat dalam kondisi tetentu.

B. Cara Kerja, Manfaat, dan Sumber Asam Amino Esensial

Seperti yang telah disebutkan di atas, tubuh memerlukan asupan asam amino esensial dari luar karena asam amino ini tidak bisa diproduksi secara langsung oleh tubuh. Berikut ini adalah cara kerja, manfaat, dan sumber makanan asam amino esensial yang penting untuk Anda ketahui.

1. Cara Kerja Asam Amino Esensial

1.1.  Histidin

Histidin berperan penting dalam memproses berbagai jenis mineral dalam tubuh, seperti zat tembaga, zat besi, magnesium dan zinc. Selain itu, histidin juga berfungsi dalam meningkatkan sistem kognisi tubuh, pencernaan, serta berperan dalam membersihkan tubuh dari adanya berbagai zat logam yang sangat berbahaya. Beberapa orang mengonsumsi histidin untuk mengobati alergi atau mengurangi rheumatoid arthritis. Selain itu, Hisitidin juga berperan dalam pembentukan asam amino histamin. Sementara histamin bekerja sebagai neurotransmitter serta mesin penggerak inflamasi untuk membantu merespon imun, di sisi lainnya hisitidin bergerak untuk mempertahankan tubuh dari berbagai zat yang berbahaya seperti virus maupun bakteri jahat. Mengonsumsi makanan atau suplemen dengan kandungan Vitamin B6 mampu meerubah sifat histidin menjadi histamin dalam tubuh.

1.2. Lisin

Tubuh memerlukan Lisin untuk berbagai proses produksi kimia dalam tubuh seperti hormon, antibodi, dan enzim. Lisin juga berguna untuk menyerap kalsium, pembuatan protein secara utuh, dan pemulihan tubuh setelah operasi. Sebagian individu mengonsumsi suplemen lisin untuk mengobati herpes simplex atau luka dingin dan juga untuk mengurangi rasa cemas. Sebuah studi yang di lansir dalam laman naturalfoodpantry.ca menjelaskan bahwa mengonsumsi kandungan lisin yang banyak serta vitamin C ternyata mampu mengobati para penderita penyakit jantung. Hal ini biasa disebut dengan pauling.  

1.3. Metionin

Metionin bekerja dengan cara meningkatkan fungsi sel tubuh dan mensintesis pembuluh darah yang baru. Metionin juga bisa mempercepat masa pemulihan tubuh yang terjadi karena luka, gangguan liver dan overdosis asetaminofen. Pada dasarnya, mengonsumsi suplemen metionin sangatlah aman jika dikonsumsi sesuai dengan dosis yang disarankan atau mengonsumsi langsung dari sumber makanan alami. Namun untuk beberapa individu, mengonsumsi suplemen metionin bisa menyababkan mulas, mual, diare, pusing, dan kantuk. Mengonsumsi suplemen metionin dalam jangka panjang atau dosis yang berlebih sangat tidak disarankan karena mampu menyebabkan peningkatan kadar zat homosistein di dalam darah, meningkatkan beberapa pertumbuhan tumor, kelumpuhan jaringan otak dan bahkan kematian.

1.4. Fenilalanin

Salah satu asam amino esensial ini berperan sebagai prekusor neurotransmiter norepinefrin, epinefrin, dan dopamin. Fenilalanin akan berubah menjadi tirosin di dalam tubuh, oleh sebab itu tidak jarang fenilalanin digabung menjadi satu pada suplemen yang dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang. Suplemen fenilalanin sering digunakan oleh banyak orang untuk meringankan depresi, rasa cemas, dan vitiligo.

1.5. Treonin

Treonin diperlukan oleh tubuh untuk memproduksi asam amino glisin. Asam amino glisin memiliki efek penenang pada tubuh. Treonin berfungsi untuk meningkatkan sistem imun dan sistem metabolisme tubuh. Selain itu, Treonin juga memiliki peranan penting dalam membentuk jaringan tubuh lainnya seperti kolagen dan elastin, yang merupakan bagian penting dalam pembentukan kulit dan jaringan ikat.

1.6. Triptofan

Asam amino esensial triptofan diperlukan untuk memproduksi niasin (vitamin B3), melatonin (hormon), dan serotonin (neurotransmitter). Serotonin berperan aktif dalam meningkatkan suasana hati dan meningkatkan kualitas tidur. Rendahnya kadar serotonin berkaitan erat dengan memburuknya suasana hati dan gangguan tidur. Beberapa studi yang diterbitkan dalam jurnal American Family Physician, Psychopharmacology, Acta Psychiatrica Scandinavica, Journal of Psychiatry & Neuroscience, dan  Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine sepakat bahwa suplemen triptofan mampu mengurangi gejala depresi, meningkatkan suasana hati dan meningkatkan kualitas tidur.

Penelitian lebih lanjut yang berjudul Chronic treatment with a tryptophan-rich protein hydrolysate improves emotional processing, mental energy levels and reaction time in middle-aged women yang dilakukan selama 19 hari dengan melibatkan 60 wanita tua menyimpulkan bahwa mereka yang mengonsumsi 1 gram triptofan perharinya menyebabkan adanya peningkatan energi dan peningkatan suasana hati dari pada mereka yang mengonsumsi plasebo. Beberapa orang yang mengonsumsi suplemen triptofan bertujuan untuk mengatasi gangguan kesehatan mental, kecanduan merokok, meningkatkan kemampuan tubuh secara atletik, dan gejala emosional pada penderita dysphoric pramenstruasi (PMDD).

1.7. Leusin

Asam amino esensial ini bekerja dalam proses sintesis protein dan peningkatan metabolisme tubuh seperti mengatur gula darah, meningkatkan tumbuh-kembang tubuh, mencegah berkurangnya kadar protein dalam otot karena cedera, dan memulihkan sel otot serta tulang. Selain itu, Leusin juga mampu memabantu memulihkan penyakit bagi para penderita fenilketonuria. Berbagai studi juga telah membuktikan bahwa leusin mampu membakar lemak dengan tetap mempertahankan massa otot dan menjaga protein otot untuk membangun serta meningkatkan massa otot. Hal ini didukung dengan pernyataan para ahli gizi yang sepakat bahwa diet tinggi protein yang di dalamnya juga terdapat banyak leusin, mampu meningkatkan pembakaran lemak tanpa mengurangi massa otot.

1.8. Isoleusin

Isoleusin sangat terkenal karena fungsinya yang mampu membantu memulihkan jaringan sel otot yang rusak dan meningkatkan daya tahan tubuh. Suplemen isoleusin sering di konsumsi oleh para atlet professional dan para binaragawan untuk meningkatkan tenaga dan membantuk proses pemulihan ototnya karena kegiatan fisik yang berat. Selain itu, Isoleusin juga memiliki peranan penting dalam mensistesis hemoglobin dan mengatur gula darah serta energi. Salah satu studi yang melibatkan hewan pengerat menyimpulkan bahwa isoleusin mamiliki toksisitas yang sangat rendah pada tingkat farmatologis hingga 8% dari konsentrasi larutan. Ada juga bukti yang mengatakan bahwa isoleusin memiliki efek anabolik pada proses sintesis otot. Oleh karena itu, mengonsumsi suplemen isoleusin sangat bermanfaat untuk meningkatkan kadar protein otot pada tubuh mereka yang kehinlangan protein otot.

1.9. Valin

Asam amino valin berperan aktif dalam mencegah terjadinya kerusahan otot karena valin dinilai cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan asupan otot dengan ekstra glukosa yang bertugas dalam memproduksi energi tubuh selama melakukan latihan. Asam amino yang tergabung dalam Branched-Chain Amino Acid (BCAA) ini juga sangat penting dalam membantu meningkatkan sistem saraf dan kognitif tubuh. Para peneliti menjelaskan bahwa valin dapat membantu meringankan masalah otot, dan menekan nafsu makan secara lebih efektif. Valin juga mampu meningkatkan sistem imun tubuh. Namun, valin akan sangat terasa manfaatnya oleh mereka para atlit yang aktif berolahraga dan para binaragawan kareana fungsinya yang mampu membantu memulihkan jaringan otot, metabolisme otot, dan meningkatkan daya tahan dalam berolahraga.

2. Manfaat Suplemen Asam Amino Essensial

Suplemen asam amino esensial atau suplemen EAA (Essential Amino Acid) memiliki seluruh kandungan asam amino esensial. Namun, dari ke sembilan asam amino esensial tersebut, terdapa tiga asam amino yang biasa disebut dengan BCAA (Branched Chain Amino Acid) atau asam amino rantai bercabang yang meliputi Leusin, Isoleusin dan Valin. Saat ini terdapat suplemen EAA dan suplemen BCAA di pasaran yang dapat dengan mudah kita temukan. Berikut manfaat dari suplemen asam amino esensial tersebut.

2.1. Dapat Meningkatkan Performa Latihan

Suplemen BCAA sering digunakan untuk meningkatkan performa atletik, membantu pemulihan otot pasca latihan, dan meningkatkan daya tahan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism melaporkan bahwa suplemen BCAA mampu meningkatkan performa latihan, pemulihan otot, dan mengurangi nyeri otot pada 16 atlet terlatih dari pada plasebo. Penelitian lainnya pun dilakukan oleh para peneliti asal Tehran University of Medical Sciences, Iran dengan hasil bahwa suplemen BCAA lebih unggul dalam membantu memulihkan otot dan mengurangi rasa sakit pasca latihan yang melelahkan daripada hanya istirahat tidur saja. Penelitian terakhir datang dari Leeds Metropolitan University, UK  yang melaporkan bahwa dengan mengonsumsi leusin sebanyak 4 gram perhari selama 12 minggu terbukti mampu meningkatkan performa kekuatan pria yang belum terlatih, dan di dalamnya disimpulkan pula bahwa suplemen asam amino esensial bermanfaat untuk mereka yang bukan atlet.

2.2. Dapat Mencegah Penyusutan Massa Otot

Penyusutan massa otot umumnya terjadi pada mereka yang menderita sakit berkepanjangan dan beristirahat di tempat tidur, terutama mereka yang berusia lanjut. Suplemen asam amino esensial terbukti mampu mencegah terjadinya kerusakan otot serta menjaga massa otot tubuh tanpa lemak. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Nutrition dilakukan selama 10 hari dengan melibatkan 22 orang dewasa yang lebih tua diminta untu beristirahat setelah latihan ditempat tidur yang sebelumnya diminta untuk mengonsumsi 15 gram suplemen asam amino esensial, hasilnya tubuh mereka mampu mempertahankan sintesis protein otot, dan mereka yang mengonsumsi plasebo mengalami penurunan sintesis protein otot sebanyak 30%. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism dan Journal of the International Society of Sports Nutrition juga mengatakan bahwa suplemen asam amino esesnsial efektif dalam mempertahan massa otot tubuh tanpa lemak pada orang tua dan para atlet.

2.3. Membantu Menurunkan Berat Badan

Beberapa penelitian yang melibatkan manusia dan hewan menunjukan bahwa asam amino esensial, khususnya BCAA, mampu meningkatkan pembakaran lemak secara efektif. Hal ini didukung dengan penelitian yang di publikasikan dalam Journal of the International Society of Sports Nutrition, penelitian tersebut dilakukan selama delapan minggu dengan melibatkan 36 pria terlatih dan mendapatkan kesimpulan bahwa mereka yang mengonsumsi suplemen BCAA sebanyak 14 gram perhari mampu menurunkan persentase lemak tubuhnya secara signifikan daripada mengonsumsi whey protein atau minuman olahraga lainnya.

Studi lainnya yang dilakukan sekelompok peneliti asal São Paulo, Brazil dengan melibatkan hewan pengerat menyimpulkan bahwa diet yang didalamnya ditambahkan leucine sebanyak 4% terbukti mampu mengurangi lemak dan berat badan. Namun, penelitian lainnya yang meneliti keterkaitan suplemen BCAA dengan penurunan berat badan ternyata tidak selamanya mendapatkan hasil akhir yang sama. Beberapa peneliti menganggap bahwa hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut.

2.4. Sumber Makanan dan Dosis yang Disarankan

Karena tubuh manusia tidak bisa memproduksi asam amino esensial, maka tubuh memerlukan asupannya dari luar. Kita bisa menemukan dengan mudah sumber makanan yang tinggi akan kandungan asam amino esensial. Menurut laman resmi National Academy of Sciences, rekomendasi asupan asam amino esensial per 1 kg berat badan setiap individu adalah sebagai berikut.

  • Histidin: 14 mg
  • Isoleusin: 19 mg
  • Leusin: 42 mg
  • Lisin: 38 mg
  • Metionin (+ asam amino sistein non-esensial): 19 mg
  • Fenilalanin (+ tirosin asam amino non-esensial): 33 mg
  • Threonine: 20 mg
  • Triptofan: 5 mg
  • Valine: 24 mg

Sedangkan sumber makanan yang memiliki kandungan seluruh asam amino esensial disebut sebagai sumber protein lengkap, yang meliputi:

  • Daging
  • Seafood
  • Unggas
  • Telur
  • Produk susu

Sementara itu, seorang ahli nutrisi bernama Aaron J. Michelfelder mengatakan bahwa produk olahan kedelai, quinoa, dan gandum merupakan sumber makanan nabati yang memiliki seluruh kandungan asam amino esensial atau sumber protein yang lengkap. Sedangkan sumber protein lainnya seperti biji-bijian dan kacang-kacangan diyakini memiliki sumber asam amino esensial yang kurang lengkap. Jika Anda seorang vegetarian, Anda masih bisa melengkapi kebutuhan asam amino esensial Anda dengan mengonsumsi beragam protein nabati setiap harinya, seperti mengonsumsi kacang-kacangan, biji-bijian dan gandum di hari yang berbeda. Anda juga masih bisa mengonsumsi sayur-sayuran untuk memastikan bahwa kebutuhan asam amino esensial Anda sudah terpenuhi.

--- Related Article ---

C. Kesimpulan

Asam amino esensial terdiri dari 9 asam amino, dan harus Anda dapatkan dari makanan atau suplementasi. Kesembilan asam amino esensial tersebut adalah histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Seluruh asam amino tersebut memiliki peranan penting seperti untuk mensintesis protein, memperbaiki jaringan dan menyerap nutrisi. Beberapa diantaranya juga berfungsi untuk mencegah penyusutan massa otot, memperbaiki suasana hati, meningkatkan kualitas tidur, dan membantu menurunkan berat badan. Kabar baiknya, berbagai zat penting ini bisa kita temukan dengan mudah pada sumber makanan hewani dan nabati yang mampu membantu tubuh dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan diet yang sehat serta seimbang.

Referensi:

  1. https://aminoacidsguide.com/
  2. https://www.nap.edu/read/10490/chapter/12
  3. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21487148
  4. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/L-histidine
  5. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/l-isoleucine
  6. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/L-leucine
  7. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/L-lysine
  8. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/L-methionine
  9. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/L-phenylalanine
  10. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/L-threonine
  11. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/L-tryptophan
  12. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/L-valine
  13. Aaron J. Michelfelder, MD. (2009). Soy: A Complete Source of Protein. American Family Physician. 79 (1), 43-47.
  14. Ananieva, E. (2015). Targeting amino acid metabolism in cancer growth and anti-tumor immune response. World Journal of Biological Chemistry, 6(4), 281.doi:10.4331/wjbc.v6.i4.281
  15. Baum, J. I., Washington, T. A., Shouse, S. A., Bottje, W., Dridi, S., Davis, G., & Smith, D. (2016). Leucine supplementation at the onset of high-fat feeding does not prevent weight gain or improve glycemic regulation in male Sprague-Dawley rats. Journal of Physiology and Biochemistry, 72(4), 781–789.doi:10.1007/s13105-016-0516-2 
  16. Dillon, E. L., Sheffield-Moore, M., Paddon-Jones, D., Gilkison, C., Sanford, A. P., Casperson, S. L., … Urban, R. J. (2009). Amino Acid Supplementation Increases Lean Body Mass, Basal Muscle Protein Synthesis, and Insulin-Like Growth Factor-I Expression in Older Women. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 94(5), 1630–1637.doi:10.1210/jc.2008-1564
  17. Dudgeon, W. D., Kelley, E. P., & Scheett, T. P. (2016). In a single-blind, matched group design: branched-chain amino acid supplementation and resistance training maintains lean body mass during a caloric restricted diet. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 13(1).doi:10.1186/s12970-015-0112-9
  18. Ferrando, A. A., Paddon-Jones, D., Hays, N. P., Kortebein, P., Ronsen, O., Williams, R. H., … Evans, W. (2010). EAA supplementation to increase nitrogen intake improves muscle function during bed rest in the elderly. Clinical Nutrition, 29(1), 18–23.doi:10.1016/j.clnu.2009.03.009
  19. Jenkins, T., Nguyen, J., Polglaze, K., & Bertrand, P. (2016). Influence of Tryptophan and Serotonin on Mood and Cognition with a Possible Role of the Gut-Brain Axis. Nutrients, 8(1), 56.doi:10.3390/nu8010056
  20. Leenders, M., Verdijk, L. B., van der Hoeven, L., van Kranenburg, J., Hartgens, F., Wodzig, W. K. W. H., … van Loon, L. J. C. (2011). Prolonged Leucine Supplementation Does Not Augment Muscle Mass or Affect Glycemic Control in Elderly Type 2 Diabetic Men. The Journal of Nutrition, 141(6), 1070–1076.doi:10.3945/jn.111.138495
  21. Markus, C. R., Firk, C., Gerhardt, C., Kloek, J., & Smolders, G. F. (2008). Effect of different tryptophan sources on amino acids availability to the brain and mood in healthy volunteers. Psychopharmacology, 201(1), 107–114.doi:10.1007/s00213-008-1254-0
  22. Mohajeri, M. H., Wittwer, J., Vargas, K., Hogan, E., Holmes, A., Rogers, P. J., … Gibson, E. L. (2015). Chronic treatment with a tryptophan-rich protein hydrolysate improves emotional processing, mental energy levels and reaction time in middle-aged women. British Journal of Nutrition, 113(02), 350–365.doi:10.1017/s0007114514003754
  23. Parker, G., & Brotchie, H. (2011). Mood effects of the amino acids tryptophan and tyrosine. Acta Psychiatrica Scandinavica, 124(6), 417–426.doi:10.1111/j.1600-0447.2011.01706.x 
  24. Rahimi, M. H., Shab-Bidar, S., Mollahosseini, M., & Djafarian, K. (2017). Branched-chain amino acid supplementation and exercise-induced muscle damage in exercise recovery: A meta-analysis of randomized clinical trials. Nutrition, 42, 30–36.doi:10.1016/j.nut.2017.05.005
  25. Robert D. Levitan, MD; Jian-Hua Shen, MD; Ripu Jindal, MD; Helen S. Driver, PhD;
  26. Sidney H. Kennedy, MD; Colin M. Shapiro, MD, Ph. D. (2000). Preliminary randomized double-blind placebocontrolled trial of tryptophan combined with fluoxetine to treat major depressive disorder: antidepressant and hypnotic effects. Journal of Psychiatry & Neuroscience. 2000;25(4):337-46.
  27. Stoppani, J., Scheett, T., Pena, J., Rudolph, C., & Charlebois, D. (2009). Consuming a supplement containing branched-chain amino acids during a resistance-training program increases lean mass, muscle strength and fat loss. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 6(Suppl 1), P1.doi:10.1186/1550-2783-6-s1-p1
  28. Tessari, P., Lante, A., & Mosca, G. (2016). Essential amino acids: master regulators of nutrition and environmental footprint? Scientific Reports, 6(1).doi:10.1038/srep26074 
  29. “The WHO Technical Report Series”; Protein And Amino Acid Requirements In Human Nutrition; United Nation University; 2007
  30. Vianna, D., Resende, G. F. T., Torres-Leal, F. L., Pantaleão, L. C., Donato, J., & Tirapegui, J. (2012). Long-term leucine supplementation reduces fat mass gain without changing body protein status of aging rats. Nutrition, 28(2), 182–189.doi:10.1016/j.nut.2011.04.004
  31. Waldron, M., Whelan, K., Jeffries, O., Burt, D., Howe, L., & Patterson, S. D. (2017). The effects of acute branched-chain amino acid supplementation on recovery from a single bout of hypertrophy exercise in resistance-trained athletes. Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism, 42(6), 630–636.doi:10.1139/apnm-2016-0569
  32. Wu, G. (2009). Amino acids: metabolism, functions, and nutrition. Amino Acids, 37(1), 1–17.doi:10.1007/s00726-009-0269-0 
  33. Yurcheshen, M., Seehuus, M., & Pigeon, W. (2015). Updates on Nutraceutical Sleep Therapeutics and Investigational Research. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2015, 1–9.doi:10.1155/2015/105256 

 
Tags:
#asam amino  #asam amino esensial 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article