Apakah Hormon Kortisol Bisa Menaikkan Berat Badan?
sfidn.com – Banyak faktor yang bisa menyebabkan berat badan seseorang naik. Mulai dari pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat sampai pengaruh hormon tertentu.
Bagaimana dengan hormon kortisol? Apakah hormon yang identik dengan stres ini berpengaruh terhadap kenaikan berat badan seseorang? Yuk, cari tahu faktanya di bawah ini.
Apa Itu Hormon Kortisol?
Kortisol adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal. Hormon ini akan dilepaskan dalam jumlah tinggi saat tubuh mengalami stres (fisik maupun mental).
Hormon kortisol memiliki peran penting dalam mengatur metabolisme tubuh, gula darah, dan tekanan darah. Selain itu, kortisol juga yang akan menekan peradangan serta menjaga keseimbangan respons imun agar tidak memicu reaksi yang berlebihan.
Baca Juga:
Olahraga Apa Saja yang Dapat Menghilangkan Stres?
Hubungan Kortisol dan Berat Badan
Kortisol memang sangat penting untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh. Akan tetapi, jika kadarnya terlalu tinggi dan berlangsung lama maka bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Hormon kortisol bisa memengaruhi kenaikan berat badan seseorang dengan beberapa cara. Pertama, hormon kortisol dapat meningkatkan nafsu makan, terutama untuk makanan yang tinggi gula dan lemak. Ini bisa terjadi karena kortisol memengaruhi area otak yang mengatur rasa lapar.
Kedua, hormon kortisol berperan dalam penyimpanan lemak, khususnya di area perut yang disebut sebagai lemak visceral. Semakin tinggi kadar hormonnya maka semakin tinggi juga penumpukan lemak di perut.
Lemak visceral lebih berbahaya daripada lemak subkutan (lemak di bawah kulit) karena dapat memicu berbagai penyakit kronis, seperti diabetes tipe-2, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, dan lain-lain.
Ketiga, kortisol dapat memperlambat metabolisme tubuh sehingga proses pembakaran kalori menjadi lebih lambat yang membuat berat badan menjadi lebih sulit turun.
Keempat, hormon kortisol yang tinggi dan stres kronis dapat mengganggu kualitas tidur. Efek samping dari kortisol yang tinggi, yaitu tubuh menjadi lebih waspada di malam hari.
Jika Anda kurang tidur atau beristirahat dengan cukup maka hormon yang ada di tubuh Anda menjadi terganggu. Terutama hormon yang mengatur nafsu makan, seperti ghrelin dan leptin. Akibatnya, nafsu makan Anda meningkat.
Kelima, hormon kortisol bisa mengganggu hormon insulin yang mengatur gula darah. Ketidakseimbangan insulin bisa menyebabkan resistensi insulin yang menjadi salah satu faktor risiko untuk obesitas dan diabetes tipe-2.
Terakhir atau yang keenam, hormon kortisol yang tinggi sering membuat seseorang merasa lelah dan kurang termotivasi untuk bergerak sehingga meningkatkan risiko kenaikan berat badan.
Kesimpulan
Kortisol yang dilepaskan oleh tubuh saat Anda mengalami stress memang berkontribusi terhadap kenaikan berat badan.
Hormon ini akan meningkatkan nafsu makan dan penyimpanan lemak visceral di perut, memperlambat metabolisme, mengganggu kualitas tidur, serta menyebabkan resistensi insulin.
Oleh karena itu, Anda harus mengatur kadar hormon kortisol ini dengan baik agar tidak memicu masalah kesehatan yang serius.