Apakah Pemanis Buatan Memengaruhi Berat Badan?
sfidn.com – Pemanis buatan cenderung mengandung sejumlah kecil kalori. Beberapa di antaranya bahkan tidak mengandung kalori sama sekali. Orang-orang kemudian mulai beralih mengonsumsi pemanis buatan guna memangkas asupan gula. Terlebih pada mereka yang ingin menurunkan berat badannya. Di saat yang sama, pemanis buatan juga dikhawatirkan menyebabkan kenaikan berat badan, bukannya menurunkan berat badan. Jadi, mana yang benar?
Pemanis Buatan dan Kaitannya dengan Nafsu Makan
Sejatinya, semua makanan dan minuman yang diberi tambahan gula memicu pelepasan bahan kimia dan hormon pada otak yang dikenal dengan sebutan food reward system. Sistem pada otak ini diperlukan guna memberi sinyal puas setelah mengonsumsi sesuatu. Ketika mengonsumsi makanan dan minuman manis, termasuk yang minim kalori seperti pemanis buatan, sistem pada otak ini menjadi bingung dan tidak dapat berfungsi secara maksimal. Hasilnya, kita cenderung ingin makan lagi dan lagi. Hal inilah yang akhirnya membuat pemanis buatan dikaitkan dengan peningkatan nafsu makan dan perasaan mengidam.
Hal ini diperkuat oleh sebuah penelitian yang dilakukan dengan Magnetic Resonance Imagining (MRI) pada lima pria, dimana ditemukan bahwa asupan gula dapat menurunkan sinyal pada hypotalamus yang berfungsi mengatur nafsu makan. Ini menyiratkan bahwa rasa manis memungkinkan kita untuk makan lebih banyak sehingga asupan kalori bertambah secara keseluruhan.
Namun, tidak semua penelitian menunjukkan hal yang sama. Beberapa penelitian terbaru tidak mendukung gagasan yang menyatakan bahwa pemanis buatan memengaruhi nafsu makan dan asupan kalori dalam makanan. Penelitian justru menemukan bahwa partisipan yang mengganti makanan manis ke makanan dengan pemanis buatan, lebih sedikit merasa lapar dan lebih sedikit asupan kalori secara keseluruhan.
Jadi, kaitan antara pemanis buatan dan nafsu makan sebenarnya masih menjadi hal yang kontroversial. Beberapa penelitian menemukan bahwa makanan manis, termasuk yang diberi tambahan pemanis buatan, menimbulkan efek tertentu pada otak berupa ketidakpuasan akan makanan dan perasaan mengidam makanan manis. Sementara, penelitian-penelitian lain tidak mendukung gagasan tersebut dan justru menemukan efek positif.
Pemanis Buatan dan Kaitannya dengan Berat Badan
Kekhawatiran akan pemanis buatan yang dapat menaikkan berat badan nampaknya dimulai ketika sebuah studi besar terhadap 78694 wanita di tahun 1986 yang menemukan hubungan antara konsumsi pemanis buatan dan penambahan berat badan. Studi tersebut menemukan bahwa wanita yang lebih berat cenderung makan lebih banyak pemanis buatan daripada wanita yang lebih ringan. Studi pengamatan lain kemudian menemukan bahwa minuman yang diberi tambahan pemanis buatan lebih terkait dengan kenaikan berat badan daripada penurunan berat badan. Begitu pun tinjauan sembilan studi pengamatan terbaru yang mencatat bahwa pemanis buatan dikaitkan dengan BMI yang sedikit lebih tinggi, namun tidak terkait dengan peningkatan berat badan atau massa lemak.
Melihat dari hal tersebut, penting untuk diingat bahwa studi pengamatan tidak dapat membuktikan sebab-akibat, melainkan memberikan kemungkinan pada peneliti terkait penemuan pola yang bisa digunakan untuk diteliti lebih lanjut. Sama halnya dengan penelitian terhadap hewan yang menemukan hubungan antara pemanis buatan dan penambahan lemak. Dimana terdapat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk 98% DNA manusia yang cocok dengan tikus, namun tidak bisa diartikan sama sepenuhnya. Jadi, pemanis buatan di satu sisi mungkin bisa berpengaruh terhadap kenaikan berat badan, namun tidak secara langsung.
Di sisi lain, kalori rendah pada pemanis buatan disebut dapat membantu menurunkan berat badan. Hal ini didukung oleh penelitian yang menemukan bahwa konsumsi pemanis buatan terkait dengan kadar lemak tubuh yang lebih rendah. Sebuah studi besar yang melibatkan anak-anak usia 4-11 tahun menemukan bahwa anak yang mengonsumsi minuman berpemanis buatan memperoleh berat dan lemak yang jauh lebih sedikit dibandingkan anak yang mengonsumsi minuman manis. Begitu pun ulasan dari 15 ujian klinis yang menemukan bahwa mengganti minuman manis dengan minuman berpemanis buatan menghasilkan penurunan berat badan sekitar 0,8 kg. Jika dilihat secara keseluruhan, penelitian terkontrol tersebut menunjukkan bahwa pemanis buatan tidak menyebabkan penambahan berat badan, melainkan sedikit bisa menurunkan berat badan. Namun, tetap dengan catatan dilakukan bersamaan dengan pengurangan kalori harian.
Kesimpulan
Pemanis buatan adalah hal yang masih menjadi kontroversi, baik di kalangan pelaku diet maupun ahli.. Di satu sisi, pemanis buatan dapat meningkatkan nafsu makan. Begitu pun dengan hubungan antara pemanis buatan dan penambahan lemak tubuh serta berat badan. Di sisi lain, pemanis buatan dikatakan tidak memiliki efek terhadap peningkatan nafsu makan. Begitu pun dengan temuan terbaru yang menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat membantu menurunkan berat badan. Jadi, jika ditanya apakah pemanis buatan memengaruhi berat badan, jawabannya mungkin bisa memengaruhi. Tetapi, pengaruh tersebut tidaklah sama di setiap orang. Sebab, terdapat banyak faktor yang memengaruhi, termasuk jenis pemanis buatan yang digunakan. Begitu pun dengan pola diet dan gaya hidup yang dijalankan.
Referensi
-
https://www.webmd.com/food-recipes/news/20130710/could-artificial-sweeteners-cause-weight-gain#1
-
https://www.verywellfit.com/artificial-sweeteners-for-weight-loss-good-or-bad-4052343
-
https://www.healthline.com/nutrition/artificial-sweeteners-and-weight-gain#body-weight
-
https://legionathletics.com/artificial-sweeteners-and-weight-loss/
-
https://edition.cnn.com/2016/01/18/health/where-do-we-stand-artificial-sweeteners/index.html
-
https://www.academia.edu/11475749/Kelenjar_Hipotalamus_dan_Diabetes_Insipidus
-
Avena, N. M., Rada, P., Hoebel, B. G. (2008). Evidence for sugar addiction: behavioral and neurochemical effects of intermittent, excessive sugar intake. Neurosci Biobehav Rev, 32(1), 20-39
-
Stice, E., Spoor, S., et al. (2008). Relation of reward from food intake and anticipated food intake to obesity: a functional magnetic resonance imaging study. J Abnorm Psychol, 117(4), 924-35. doi: 10.1037/a0013600
-
Hoffman, B. R., Ronan, G., Haspula, D. (2018). The Influence of Sugar and Artificial Sweeteners on Vascular Health during the Onset and Progression of Diabetes. The Faseb Journal, 32(1), lb1-925.16
-
Bellisle, F., Drewnowski, A. (2007). Intense swee teners, energy intake and the control of body weight. European Journal of Clinical Nutrition, 61(6), 691-700
-
Yang, Q. (2010). Gain weight by “going diet?” Artificial sweeteners and the neurobiology of sugar cravings. Yale Journal of Biology and Medicine, 83(2), 101–108
-
Davidson, T. L., Swithers, S. E. (2004). A Pavlovian approach to the problem of obesity. Int J Obes Relat Metab Disord, 28(7), 933-5
-
Swithers, S. E., Davidson, T. L. (2008). A role for sweet taste: calorie predictive relations in energy regulation by rats. Behav Neurosci, 122(1), 161-73. doi: 10.1037/0735-7044.122.1.161
-
Stellman, S. D., Garfinkel, L. (1986). Artificial sweetener use and one-year weight change among women. Prev Med, 15(2), 195-202
-
Smeets, P. A., et al. (2005). Functional magnetic resonance imaging of human hypothalamic responses to sweet taste and calories. Am J Clin Nutr, 82(5), 1011-6
-
Anton, S. D., Martin, C. K., Han, H., et al. (2010). Effects of stevia, aspartame, and sucrose on food intake, satiety, and postprandial glucose and insulin levels. Appetite, 55(1), 37-43. doi: 10.1016/j.appet.2010.03.009
-
Peters, J. C., Wyatt, H. R., Foster, G. D., et al. (2014). The effects of water and non-nutritive sweetened beverages on weight loss during a 12-week weight loss treatment program. Obesity (Silver Spring), 22(6), 1415-21. doi: 10.1002/oby.20737
-
Piernas, C., Tate, D. F., et al. (2013). Does diet-beverage intake affect dietary consumption patterns? Results from the Choose Healthy Options Consciously Everyday (CHOICE) randomized clinical trial. Am J Clin Nutr, 97(3), 604-11. doi: 10.3945/ajcn.112.048405
-
Fowler, S. P., Williams, K., Resendez, R. G., et al. (2008). Fueling the obesity epidemic? Artificially sweetened beverage use and long-term weight gain. Obesity (Silver Spring), 16(8), 1894-900. doi: 10.1038/oby.2008.284
-
Miller, P. E., Perez, V. (2014). Low-calorie sweeteners and body weight and composition: a meta-analysis of randomized controlled trials and prospective cohort studies. Am J Clin Nutr, 100(3), 765-77. doi: 10.3945/ajcn.113.082826
-
de Ruyter, J. C., Olthof, M. R., et al. (2012). A trial of sugar-free or sugar-sweetened beverages and body weight in children. N Engl J Med, 367(15), 1397-406. doi: 10.1056/NEJMoa1203034
-
Blackburn, G. L., Kanders, B. S., et al. (1997). The effect of aspartame as part of a multidisciplinary weight-control program on short- and long-term control of body weight. Am J Clin Nutr, 65(2), 409-18