sfidn - Bahas Lengkap Monosodium Glutamat

Bahas Lengkap Monosodium Glutamat

sfidn.com – MSG atau yang lebih dikenal dengan micin merupakan bumbu dapur yang mampu memberikan rasa gurih pada makanan. MSG pun telah diklasifikasikan oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) sebagai makanan yang aman untuk dikonsumsi. Tapi, mengapa masih banyak orang yang beranggapan bahwa MSG berbahaya? Untuk itu, mari bahas lengkap semua hal terkait pengonsumsian MSG.

Apa itu MSG?

MSG adalah kependekan dari monosodium glutamate yang dikenal sebagai peningkat cita rasa makanan. MSG atau yang sering disebut sebagai micin ini berasal dari asam amino glutamat, salah satu asam amino yang banyak tersebar secara alami atau buatan. Asam glutamat juga termasuk asam amino non-esensial, dimana tubuh dapat memproduksinya sendiri. Micin kemudian dibuat dengan menggabungkan asam glutamat dan natrium. Dilihat dari struktur kimianya, micin memiliki bentuk fisik berupa kristal putih seperti garam ataupun gula putih.

 

Micin memiliki rasa umami atau rasa gurih, salah satu dari kelima rasa yang telah disepakati oleh para ahli gizi, yaitu asin, manis, pahit, dan manis.  Zat aditif ini sangat populer digunakan pada masakan asia dan makanan olahan negeri barat. Menariknya, asam glutamat sendiri tidak memiliki rasa gurih, namun micin dalam makanan yang dikonsumsi akan mengaktifkan reseptor glutamat pada lidah yang dilanjutkan dengan mengirim sinyak ke otak, sehingga menghasilkan rasa yang khas.

Manfaat MSG di dalam Tubuh

Saat berada di dalam usus, glutamat akan dipecah untuk dijadikan bahan bakar atau dimasukkan kedalam molekul lain. Glutamat juga menjadi neurotransmitter penting pada otak. Dengan kata lain, micin mampu merangsang sel-sel saraf otak untuk bisa menyampaikan dan mentransmisikan sinyalnya. Jadi, glutamat sebenarnya memiliki manfaat untuk tubuh, begitu pun dengan MSG. Berikut beberapa manfaat lain terkait asupan MSG.

  • Membantu menjaga berat badan agar tetap terkendali

  • Mampu meningkatkan perasaan senang

  • Dapat membantu tubuh merasa lebih kenyang

  • Asupan MSG lebih besar memiliki kemungkinan untuk menurunkan kadar hiperglikemia, maupun sebaliknya

  • Mampu memicu pelepasan hormon pengatur nafsu makan

Mengapa Orang Menganggap MSG Berbahaya?

Phobia micin dimulai pada tahun 1969 saat sebuah penelitian menyuntikkan MSG dalam dosis besar ke seekor tikus yang baru lahir hingga menyebabkan efek neurologis berbahaya. Sebuah jurnal terbitan Cephalalgia juga menyebutkan bahwa asupan micin berlebih mampu meningkatkan hipertensi darah sebesar 556%. Begitu pun dengan studi terbaru yang menemukan bahwa MSG berlebih mampu menimbulkan kematian dini pada sejumlah besar lalat buah yang diteliti.

 

Namun, perlu diketahui bahwa penelitian-penelitian tersebut menggunakan dosis MSG yang jauh melebihi konsumsi normal harian manusia. Peneliti bernama Hawkins. R. A. pun menambahkan bahwa diet glutamat seharusnya hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengaruh pada otak manusia, sebab mereka tidak dapat melewati suatu tembok pembatas di otak. Jadi sebenarnya, tidak ada bukti kuat yang menyatakan bahwa MSG bergerak secara eksitotoksin saat dikonsumsi dalam jumlah normal dan tidak berlebihan.

MSG dan Kaitannya dengan Kondisi Kesehatan Lain

Kontroversi terkait MSG di berbagai komunitas penggiat hidup sehat atau komunitas lainnya tampaknya masih sering terjadi. Penelitian demi penelitian pun akhirnya dilakukan guna membuktikan asumsi yang beredar di tengah masyarakat. Berikut efek dari konsumsi MSG yang terkait dengan beberapa kondisi kesehatan.

  • Beberapa orang mungkin sensitif terhadap MSG. Sensitivitas seseorang terhadap micin masih belum diketahui penyebabnya, namun beberapa peneliti berspekulasi bahwa dosis besar konsumsi micin memungkinkan sejumlah kecil asam glutamat untuk menerobos dinding penghalang yang ada di darah menuju otak.

  • MSG dan riwayat penyakit asma. Sebuah studi melaporkan bahwa 40% partisipan yang memiliki riwayat penyakit asma mengalami serangan asma karena mengonsumsi micin dalam jumlah yang banyak.

  • MSG, obesitas, dan gangguan metabolik. Beberapa studi pada hewan menunjukkan bahwa dosis besar MSG yang disuntikkan ke otak dapat menyebabkan obesitas. Begitu pun dengan penelitian di Thailand yang mengaitkan MSG dengan obesitas dan sindrom metabolik, dimana penelitian ini juga menuai kritik karena cacat metodologis. penelitian lain pada orang dewasa di Vietnam juga tidak menemukan adanya kaitan antara MSG dan penambahan berat badan.

  • MSG, diabetes, dan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi MSG dalam jangka panjang dan dalam dosis besar mampu meningkatkan tekanan darah. Karena itulah, penderita diabetes harus membatasi asupan micin guna menghindari resiko lonjakan tekanan darah.

Mitos dan Fakta Seputar MSG

Penggunaan MSG terus meningkat seiring berkembang pesatnya industri makanan. Namun, kesalahpahaman tentang konsumsi MSG tidaklah menghilang. Padahal, U.S. Food and Drug Administration (FDA) telah mengklasifikasikan MSG sebagai bahan dapur yang aman untuk dikonsumsi. Untuk mengetahui lebih lanjut, mari ketahui mitos dan fakta seputar MSG.

  • Mitos: MSG tinggi akan sodium. Faktanya, kandungan sodium pada MSG hanya sepertiga dari kandungan sodium di garam meja.

  • Mitos: MSG dapat menyebabkan reaksi alergi. Faktanya, bukanlah alergen. Namun, tidak menutup kemungkinan beberapa orang memiliki hipersensitivitas terhadap MSG.

  • Mitos: MSG memiliki efek buruk untuk otak. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa MSG tidak memiliki efek negatif pada saraf otak. Begitu pun ketika asupan MSG ditingkatkan 10 kali, yakni tidak ada satupun glutamat yang masuk ke otak.

  • Mitos: MSG sebabkan pusing dan migrain. Faktanya, International Glutamate Information Service mengatakan bahwa MSG tidak termasuk makanan yang memicu sakit kepala. Begitu pun dengan International Classification of Headache Disorders (ICHD) yang telah menghapus MSG dari daftar makanan penyebab pusing.

  • Mitos: MSG sebabkan obesitas. Faktanya, penelitian yang mengaitkan MSG dengan obesitas, dilakukan terhadap hewan dan dengan dosis berlebih.

  • Mitos: MSG sebabkan Chinese Restaurant Syndrome. Faktanya, penelitian tidak menemukan bahwa MSG lah yang menjadi penyebab sindrom tersebut. Penelitian justru mengungkap adanya kemungkinan berupa ketidakmampuan tubuh dalam mengisolasi glutamat atau hipersensitivitas glutamat.

--- Related Article ---

Sumber Glutamat Selain Penyedap Rasa

Di dalam tubuh, glutamat memegang peran penting terkait metabolisme. Sementara di dalam makanan, glutamat bertugas memberikan rasa gurih dan lezat. Glutamat yang terdapat di dalam makanan ialah glutamat bebas yang tidak terikat dengan asam amino lain sebagai bagian dari protein. Jadi, jika ditanya apakah ada sumber makanan yang mengandung glutamat selain penyedap rasa, jawabannya ialah ada. Apa sajakah itu?

  • Keju parmesan: 1680 mg glutamat per 100 gram penyajian

  • Tomat: 246 mg glutamat per 100 gram penyajian

  • Jamur: 180 mg glutamat per 100 gram penyajian

  • Brokoli: 176 mg glutamat per 100 gram penyajian

  • Scallop: 159 mg glutamat per 100 gram penyajian

  • Jagung: 106 mg glutamat per 100 gram penyajian

  • Udang: 43 mg glutamat per 100 gram penyajian

  • Daging sapi: 10 mg glutamat per 100 gram penyajian

Kesimpulan

Jadi, MSG merupakan bahan dapur yang sebenarnya aman untuk dikonsumsi. Penelitian pun tidak menemukan adanya efek berbahaya signifikan yang ditunjukkan dari pengonsumsian MSG. Sementara, penelitian yang menunjukkan adanya efek berbahaya dari pengonsumsian MSG terjadi ketika MSG dikonsumsi secara berlebihan bahkan dalam dosis yang tidak normal dikonsumsi oleh manusia. Meski begitu, kita tetaplah perlu membatasi asupan MSG yang masuk yakni sebesar 1500 mg per harinya.

 

Common Questions

Q : Secara umum, apakah MSG menimbulkan efek berbahaya?

A : Tidak ada bukti konklusif yang menunjukkan bahwa konsumsi MSG menimbulkan efek buruk pada kesehatan, selama dikonsumsi dalam batas wajar.

 

Q : Apakah MSG aman untuk dikonsumsi?

A : Menurut U.S. Food and Drug Administration (FDA) atau BPOM versi Amerika, MSG adalah bumbu dapur yang aman untuk dikonsumsi.

 

Q : Berapa batas aman untuk konsumsi MSG?

A : The American Heart Association menyarankan untuk tidak mengonsumsi MSG lebih dari 1500 mg per hari.

 

Q : Bagaimana proses pembuatan micin?

A : Micin dibuat dengan menggabungkan natrium dan asam glutamat. Asam glutamat yang terbuat di dalam micin sendiri merupakan hasil dari fermentasi pati.

 

Q : Bagaimana micin memberikan rasa gurih pada makanan?

A : Micin sendiri sebenarnya tidak memiliki rasa gurih. Namun, ketika dikonsumsi, micin akan mengaktifkan reseptor glutamat pada lidah yang dilanjutkan dengan mengirim sinyal ke otak. Barulah saat itu, makanan yang dikonsumsi menghasilkan rasa gurih.

 

Q : Apakah benar MSG dapat menyebabkan kebodohan?

A : Tidak ada penelitian yang benar-benar membuktikan bahwa MSG menyebabkan kebodohan. Sebab, meski asupan MSG ditingkatkan 10 kali lipat, penelitian tidak menemukan adanya glutamat yang masuk ke dalam otak. Begitu pun ahli yang menyatakan bahwa MSG tidak menimbulkan pelemahan otak.


 
Tags:
#MSG 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article