Benarkah Treadmill Bisa Digunakan untuk Pemulihan Pasien Stroke?
sfidn.com - Berdasarkan penelitian Hemiparetic gait following stroke. Part I: Characteristics (1996), sebagian besar (hingga 70%) penderita stroke yang berada pada tahap pemulihan umumnya mengalami defisit gaya berjalan, seperti penurunan kecepatan berjalan hingga perubahan pola berjalan menjadi asimetris. Hal itu tentunya dapat membatasi aktivitas mereka.
Dalam tahap pemulihan, para pasien stroke melakukan fisioterapi dengan terapi individu, kelompok, dan latihan berjalan. Latihan berjalan dapat dilakukan di luar maupun di dalam ruangan. Salah satu latihan pemulihan stroke yang dapat dilakukan di dalam ruangan adalah treadmill.
Treadmill adalah alat fitness yang sering digunakan untuk latihan kardio. Selain bermanfaat untuk membakar kalori dan meningkatkan kualitas jantung, ternyata ada banyak manfaat treadmill yang dilakukan dengan intensitas tinggi atau High Intensity Interval Training (HIIT).
Benarkah treadmill bisa digunakan untuk pemulihan pasien stroke? Yuk, simak faktanya berdasarkan bukti ilmiah yang telah SFIDN rangkum.
Apakah Treadmill Dapat Digunakan untuk Pemulihan Stroke?
Berdasarkan penelitian Exercise on a treadmill or walking outdoors? A randomized controlled trial comparing effectiveness of two walking exercise programmes late after stroke (2009), latihan berjalan di dalam ruangan dengan treadmill terbukti lebih efektif dibandingkan latihan berjalan di luar ruangan. Hal itu disebabkan tingkat kecepatan treadmill dapat disesuaikan dengan kemampuan pasien.
Peneliti dari University of Maryland and Baltimore Veterans Affairs Medical Center mengatakan bahwa pasien stroke yang melakukan latihan treadmill selama enam bulan lebih cepat pulih dibandingkan latihan peregangan.
Peneliti tersebut mengukur hasil dengan tiga cara. Pertama, melihat aktivitas otak pada dengan melihat aktivitas otak pada Magnetic Resonance Imaging (MRI), mengukur kemampuan berjalan, dan mengevaluasi tingkat kebugaran secara keseluruhan. Peserta treadmill mengalami peningkatan kinerja otak sebesar 72%. Peningkatan tersebut tidak terjadi pada pasien yang melakukan latihan peregangan.
Para peneliti tersebut juga melihat MRI otak pasien yang melakukan latihan treadmill. Berdasarkan MRI tersebut, diketahui bahwa ada peningkatan oksigenasi darah. Peningkatan oksigenasi aliran darah mengindikasikan bahwa otak kecil dan batang otak telah diarahkan untuk menggantikan beberapa fungsi otak kortikal yang telah rusak akibat stroke.
Treadmill untuk stroke telah banyak digunakan sebagai metode pemulihan gaya berjalan para pasien stroke. Treadmill dengan intensitas tinggi (HIIT) belakangan ini semakin populer untuk memaksimalkan intensitas latihan.
Berdasarkan penelitian Treadmill exercise activates subcortical neural networks and improves walking after stroke: a randomized controlled trial (2008), HIIT menunjukkan hasil yang baik untuk kesehatan tubuh, terutama pada penderita stroke dan pasien gangguan kardiovaskular. Selain itu, latihan HIIT juga dapat menghemat waktu latihan hingga 40%.
HIIT memang bermanfaat untuk beberapa penyakit, seperti penyakit arteri koroner dan stroke. Namun, untuk meminimalisir efek samping saat latihan HIIT pada tahap rehabilitasi pemulihan stroke, diperlukan pemeriksaan medis, pemantauan detak jantung, dan pemeriksaan tekanan darah.
Jadi, selain bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan kalori, treadmill dapat membantu pemulihan stroke. Namun, perlu diingat bahwa Anda membutuhkan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan latihan treadmill dengan intensitas tinggi.