Cannabidiol (CBD): Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya
sfidn.com - Anda mungkin mengenal cannabidiol (CBD) sebagai penguat pasca-latihan yang dapat ditambahkan ke dalam smoothie atau kopi pagi Anda. Bahkan, Anda dapat membeli sports bra yang dilengkapi dengan infus CBD. Apa sih sebenarnya cannabidiol? Mengapa ini begitu populer? Yuk, cari tahu lebih banyak melalui artikel berikut!
Apa itu cannabidiol?
Cannabidiol (CBD) adalah bahan kimia yang terdapat dalam tanaman Cannabis sativa, atau dikenal juga sebagai ganja atau rami. Ini merupakan bahan aktif kedua yang paling umum dalam ganja.
Di antara ratusan komponen senyawa kimia yang ada dalam ganja (disebut juga dengan cannabinoid), hanya satu bentuk spesifik, yaitu CBD, yang disetujui sebagai obat untuk kejang (epilepsi) di AS.
Menurut laporan dari WHO, CBD tidak menunjukkan efek yang berpotensi penyalahgunaan atau ketergantungan, karena sampai saat ini, tidak ada bukti masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan terkait dengan penggunaan CBD murni.
Penggunaannya
Lebih dari 80 bahan kimia yang telah ditemukan dalam tanaman Cannabis sativa, delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) adalah bahan yang paling terkenal.
Namun, cannabidiol (CBD) yang diperoleh dari rami (bentuk tanaman Cannabis sativa yang hanya mengandung sejumlah kecil THC) memiliki efek pada beberapa bahan kimia di otak. Hanya saja, ini berbeda dengan efek THC yang dapat membuat Anda ‘mabuk’ atau ‘tinggi’.
Oleh karenanya, bentuk resep CBD dapat digunakan untuk gangguan kejang (epilepsi), kecemasan, nyeri, distonia atau gangguan otot, penyakit Parkinson, penyakit Crohn, dan banyak kondisi lainnya. Sayangnya, tidak ada bukti ilmiah yang baik untuk mendukung penggunaannya ini.
Karena CBD adalah obat resep yang disetujui, CBD tidak dapat dimasukkan secara legal ke dalam makanan atau suplemen makanan. Anda mungkin hanya dapat menemukannya dalam produk kosmetik, seperti CBD oil.
Namun memang, masih ada beberapa produk CBD di pasaran yang dijual sebagai suplemen makanan. Jumlah CBD yang terkandung di dalamnya pun tidak selalu sama dengan yang tertera pada label kemasannya.
Menurut Harvard Medical School, pada intinya CBD legal jika berasal dari rami, tetapi tidak jika berasal dari ganja – meskipun itu adalah molekul yang sama persis.
Manfaat cannabidiol
Harvard Medical School juga menerangkan beberapa manfaat kesehatan dari cannabidiol, tetapi bukti ilmiah terkuat adalah efektivitasnya dalam mengobati beberapa sindrom epilepsi masa kanak-kanak, seperti sindrom Dravet dan sindrom Lennox-Gastaut (LGS) yang biasanya tidak merespons terhadap obat anti kejang.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa CBD mampu mengurangi frekuensi kejang. Bahkan dalam beberapa kasus, ini dapat menghentikannya sama sekali.
Epidiolex adalah obat turunan ganja pertama yang telah disetujui oleh FDA untuk mengatasi kondisi epilepsi.
Adapun penelitian lainnya pada hewan dan manusia, menyarankan CBD untuk membantu:
- Mengendalikan rasa sakit dan peradangan akibat radang sendi.
- Meringankan gejala terkait kanker tertentu dan efek samping dari pengobatan kanker, seperti mual, muntah, dan nyeri.
- Mengurangi keinginan untuk merokok, konsumsi alkohol, ganja, opiat, dan obat stimulan.
- Bertindak pada sistem endocannabinoid dan pensinyalan otak lainnya, sehingga bermanfaat bagi penderita gangguan neurologis.
- Melindungi kesehatan jantung dan sistem peredaran darah, termasuk dengan menurunkan tekanan darah tinggi.
Beberapa manfaat potensial CBD lainnya adalah:
- Membantu penderita skizofrenia dan kondisi kesehatan mental lainnya dengan mengurangi gejala psikosis.
- Membantu menghilangkan kecemasan dan depresi pada orang yang ketergantungan dengan obat-obatan tertentu, termasuk heroin.
- Pengobatan dengan kombinasi CBD dan THC dapat membantu memperpanjang umur beberapa pasien kanker agresif (seperti glioblastoma), tetapi penelitiannya masih terbatas.
- Memperbaiki siklus tidur dan meningkatkan kualitas tidur pada orang yang mengalami insomnia, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan.
Dosis dan peringatan khusus
Berikut dosis penggunaan cannabidiol menurut WebMD dan beberapa hal yang perlu diingat sebelum menggunakannya:
- Ibu hamil dan menyusui tidak diperbolehkan mengonsumsi CBD, karena dapat terkontaminasi dengan bahan lain yang mungkin berbahaya bagi janin atau bayi.
- Anak-anak diduga aman mengonsumsi produk CBD resep tertentu (Epidiolex) secara oral dalam dosis hingga 25 mg/kg setiap hari. Hanya saja, produk ini hanya disetujui untuk anak-anak dengan kondisi tertentu yang berusia minimal 1 tahun.
- Orang dengan penyakit hati dan penyakit Parkinson mungkin perlu menggunakan CBD dalam dosis rendah. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi CBD dosis tinggi dapat memperburuk gerakan otot dan tremor pada beberapa orang dengan penyakit Parkinson.
Oleh karena itu, CBD mungkin aman untuk dikonsumsi selama dalam dosis yang sesuai. Penggunaan diketahui aman dengan dosis hingga 200 mg setiap hari selama 13 minggu. Di bawah pengawasan dokter Anda, produk CBD resep (Epidiolex) telah digunakan pada dosis yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Namun, tidak ada informasi yang cukup dapat diandalkan untuk mengetahui apakah CBD aman saat diterapkan ke kulit atau apa efek sampingnya.
Efek samping cannabidiol (CBD)
Meskipun dapat ditoleransi dengan baik dan dianggap aman, CBD juga berpotensi menimbulkan efek samping yang merugikan, termasuk:
- Diare.
- Kantuk.
- Kelelahan.
- Mulut kering.
- Perubahan nafsu makan dan berat badan.
- Dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, seperti pengencer darah, eslicarbazepine, rufinamide, topiramate, dan clobazam.
Meskipun beberapa bukti menunjukkan bahwa CBD dapat membantu untuk aspek kesehatan tertentu, dosisnya sangat bervariasi dalam studi penelitian. Jadi, sulit untuk menentukan berapa dosis yang paling tepat untuk mengobati kondisi kesehatan tertentu.
Terlebih lagi, banyak produk cannabidiol yang mengandung campuran bahan lain, seperti bahan herbal yang mungkin tidak aman untuk semua orang, karena sebagian besar herbal dapat berinteraksi dengan obat yang diresepkan.
Saran dari SFIDN
Sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan produk cannabidiol (CBD), sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter Anda, agar dosisnya tepat dan terhindar dari efek samping yang tidak diinginkan. Selain itu, pastikan juga produk yang Anda pilih sudah teruji kualitas dan kemurniannya oleh pihak ketiga.
Referensi:
- Drugbank. Cannabidiol.
- FDA. FDA Regulation of Cannabis and Cannabis-Derived Products, Including Cannabidiol (CBD).
- Harvard Medical School (2017). Cannabidiol (CBD)-What We Know And What We Don't.
- Healthline (2021). 6 Health Benefits of CBD Oil — and a Look at Side Effects.
- Mayo Clinic. What are The Benefits of CBD — and Is It Safe to Use?
- WebMD. Cannabidiol (Cbd) - Uses, Side Effects, And More.