Catat! Ini Bahaya Minum Minuman Manis Setiap Hari
sfidn.com — Minuman manis siapa sih yang tidak suka?
Hang out bareng teman atau sekadar menghabiskan weekend Anda dengan menonton bersama pasangan, camilan ringan dan minuman manis – seperti soft drinks, teh manis, choco latte, atau kopi susu gula aren – tentunya tidak ketinggalan.
Sayangnya, dibalik rasanya yang manis, minuman seperti ini justru mendatangkan dampak yang buruk untuk kesehatan Anda jika dikonsumsi terlalu sering.
Terlebih lagi, kandungan gulanya terlalu banyak dalam sekali sajian, lebih cepat menampakkan efek buruk untuk tubuh Anda.
Lantas, seperti apa bahaya terlalu sering mengonsumsi minuman manis? Temukan jawabannya dalam artikel berikut, agar Anda lebih berhati-hati lagi, dan mengontrol asupan manis Anda setiap hari!
Apa Itu Minuman Manis?
Dilansir dari CDC, minuman berpemanis gula adalah cairan yang dimaniskan dengan berbagai bentuk gula tambahan, termasuk:
- Gula merah.
- Sirup jagung.
- Pemanis jagung.
- Sirup jagung fruktosa tinggi.
- Dekstrosa.
- Fruktosa.
- Glukosa.
- Sukrosa.
- Laktosa.
- Molase.
- Maltosa.
- Madu.
- Sirup malt.
- Gula mentah (gula pasir/kristal putih).
Contoh minuman manis tidak terbatas pada minuman soda, minuman buah, minuman energi, minuman olahraga, air manis, serta minuman kopi dan teh dengan tambahan gula.
Jadi, minuman seperti ini bukanlah hal yang asing lagi, bahkan konsumsinya semakin meningkat secara dramatis, karena pengaruh urbanisasi dan pemasarannya yang meluas.
Bahaya Minum Minuman Manis Setiap Hari
Menurut CDC, minum minuman manis telah dikaitkan dengan kebiasaan yang tidak sehat, di antaranya:
- Suka merokok.
- Kurang tidur atau sering bergadang.
- Kurang aktif, alias malas berolahraga.
- Suka mengonsumsi makanan cepat saji (fast food).
- Tidak makan buah secara teratur.
- Lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar, seperti TV, komputer, ponsel, atau video game.
Oleh sebab itu, jika Anda termasuk dalam kategori di atas, Anda mungkin akan lebih sering mengonsumsi minuman berpemanis gula dan lebih cepat merasakan bahayanya, seperti:
1. Kegemukan atau obesitas.
Umumnya, bentuk gula yang ditambahkan ke dalam minuman manis adalah sukrosa, yang secara otomatis memasok fruktosa Anda lebih banyak (sukrosa adalah jenis gula yang terbentuk dari glukosa dan fruktosa).
Nah, fruktosa ini tidak menurunkan hormon ghrelin, alias hormon yang membuat Anda lapar, dengan cara yang sama seperti glukosa.
Alhasil, saat Anda mengonsumsi ‘gula cair’ dari minuman manis, Anda hanya akan meningkatkan asupan Anda melebihi total kalori harian, karena Anda tidak kunjung kenyang dengan itu.
Itulah mengapa semakin banyak atau semakin sering Anda minum minuman yang mengandung gula tambahan, semakin Anda mudah mengalami kegemukan atau bahkan, obesitas.
2. Menambah beban kerja organ hati.
Gula tambahan, sukrosa dan sirup jagung fruktosa tinggi, terdiri atas 2 molekul, yaitu glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang (kira-kira) sama.
Sementara glukosa bisa dimetabolisme oleh setiap sel tubuh Anda, fruktosa hanya bisa dimetabolisme oleh organ hati Anda.
Jadi, ketika Anda terlalu banyak konsumsi minuman berpemanis gula, hati Anda pun akan bekerja lebih keras untuk mengubah fruktosa menjadi lemak.
Seiring waktu, ini dapat meningkatkan risiko Anda terserang penyakit hati berlemak non-alkohol.
3. Meningkatkan risiko penumpukan belly fat.
Fruktosa juga telah dikaitkan dengan penumpukan lemak di perut dan organ-organ sekitarnya, atau dikenal juga dengan lemak visceral atau lemak perut.
Ini bisa terjadi karena selain disimpan, kelebihan lemak dari proses metabolisme fruktosa di hati juga dialirkan keluar dalam bentuk trigliserida darah, dan salah satunya menuju organ-organ di sekitar perut Anda, yang akhirnya menjadi belly fat.
Orang-orang yang memiliki perut buncit berisiko lebih besar terhadap diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
4. Menyebabkan resistensi insulin – faktor utama sindrom metabolik.
Asupan gula yang berlebihan juga dapat menyebabkan resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap efek hormon insulin.
Ini terjadi karena sel pankreas bekerja terlalu keras untuk menghasilkan hormon insulin ketika Anda mengonsumsi minuman manis secara berlebihan, hingga akhirnya pankreas tidak mampu lagi menghasilkan insulin.
Seperti yang kita ketahui, insulin bertugas mengubah dan menyimpan kelebihan glukosa dalam bentuk glikogen, sehingga kadar gula darah Anda tetap stabil.
Bisa dibilang, resistensi insulin adalah dalang utama di balik sindrom metabolik, yang dapat membawa Anda ke kondisi diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
5. Merusak kesehatan tulang dan gigi.
Soda, salah satu minuman berpemanis gula yang umum di pasaran, tidak baik untuk kesehatan tulang dan gigi Anda, karena mengandung senyawa asam, seperti asam fosfat dan asam karbonat.
Asam ini akan menciptakan lingkungan yang bagus untuk pertumbuhan bakteri, ditambah dengan gula sebagai sumber makanannya di mulut Anda.
Seiring waktu, kombinasi asam dan gula ini dapat menyebabkan kerusakan pada mulut dan gigi Anda.
Sementara itu, soda juga dapat merusak tulang Anda, karena kandungan fosfatnya yang tinggi dapat menurunkan kadar kalsium dalam darah Anda.
Akibatnya, Anda pun rentan mengalami penurunan kepadatan tulang.
6. Meningkatkan risiko asam urat.
Asam urat adalah kondisi kesehatan yang ditandai dengan peradangan dan nyeri di bagian persendian, terutama jempol kaki.
Biasanya, ini terjadi ketika kadar asam urat dalam darah melebihi nilai normal dan menjadi mengkristal.
Nah, fruktosa adalah jenis karbohidrat utama yang diketahui dapat meningkatkan kadar asam urat.
Akibatnya, banyak penelitian besar telah membuktikan hubungan kuat antara minuman manis dan asam urat.
Berapa batas konsumsi gula harian yang direkomendasikan?
Minuman manis menyediakan Anda begitu banyak kalori dan hampir tidak ada nutrisi lainnya. Tidak heran, jika ini dijuluki sebagai minuman berkalori kosong.
Simulasinya seperti ini, dalam satu sendok teh mengandung sekitar 4,2 gram gula. Bayangkan saja jika ada 9 sendok teh penuh gula dalam satu kaleng soda (12 ons). Kira-kira, kandungan gulanya sekitar 39 gram, dan ini jumlah yang sangat banyak, bukan?
Merujuk pada Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, asupan gula dalam sehari yang dianjurkan adalah 50 gram, atau sekitar 4 sendok makan (sdm), atau 10% dari total energi harian (200 Kalori).
Lebih khusus lagi, American Heart Association (AHA) merekomendasikan asupan gula harian seperti berikut:
- Anak-anak kurang dari 2 tahun: tanpa tambahan gula.
- Anak-anak usia 2-18 tahun: kurang dari 24 gram (6 sendok teh).
- Pria dewasa: 36 gram (9 sendok teh).
- Wanita dewasa: 24 gram (6 sendok teh).
Kesimpulan
Mengonsumsi minuman manis terlalu banyak dan terlalu sering hanya akan meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya, serta meningkatkan risiko kematian dini.
Jadi, selalu berhati-hatilah Anda terhadapnya, tetap kontrol porsi dan frekuensi dalam mengonsumsinya.
Referensi:
- Better Health. Soft drinks, juice and sweet drinks – limit intake.
- CDC (2022). Get the Facts: Sugar-Sweetened Beverages and Consumption.
- Harvard T. H. Chan. Sugary Drinks.
- Healthline (2019). 13 Ways That Sugary Soda Is Bad for Your Health.
- Kemenkes RI (2019). Penting, Ini yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Konsumsi Gula, Garam dan Lemak.
- Medical News Today (2021). Is Soda Bad For Your Health, And What Are The Options?