Dibalik Torehan Medali Negeri Tiongkok
sfidn.com - Pesta Olahraga Asian Games 2018 yang berlangsung di Indonesia menjadi suatu torehan dan kebanggaan tersendiri untuk para kontingen negara lain. Setiap negara berlomba untuk bisa mendapatkan medali sebanyak-banyaknya. Saat ini, perjalanan Asian Games 2018 sudah berjalan kurang lebih 50%, para atlet dari Tiongkok masih gagah bertengger di pucuk klasemen perolehan medali sementara dengan mengoleksi 174 medali yang meliputi 78 emas, 59 perak dan 37 perunggu. Lalu diikuti dengan Jepang yang telah mengumpulkan 123 medali dan Indonesia berada diurutan ke 5 dengan 43 medali.
Mengapa Tiongkok Bisa Banyak Memanen Emas?
Yang kian menjadi pertanyaan adalah mengapa Tiongkok mampu mengumpulkan banyak medali, khususnya pada Asian Games 2018 ini? Jika diperhatikan secara lebih jelas, ada beberapa hal yang melatar belakangi mengapa Tiongkok mampu memanen banyak medali. Pertama, mereka menerapkan beasiswa untuk setiap masyarakat kurang mampu yang di dalam beasiswa tersebut terdapat juga beasiswa olahragawan. Beasiswa tersebut merupakan suatu kebijakan yang digunakan oleh Tiongok untuk mengembangkan dan meningkatkan atlit di masa depan. Dalam program beasiswa tersebut, para atlet tidak melulu harus belajar olahraga, mereka di berikan pendidikan pada umumnya.
Selain itu, beasiswa tersebut juga di berikan karena kurang bahkan tidak ada orang tua yang mampu memberikan pendidikan khusus untuk para atlet. Nantinya, para siswa akan di berikan waktu untuk memastikan bermain di level ataupun kelas tertentu, dengan begitupun masa depan menjadi lebih jelas. Hal tersebut akan semakin menambah bibit unggul untuk mempersiapkan bekal di masa depan.
Bicara tentang pendidikan, mungkin masyarakat Indonesaa memang harus belajar dari Negara Tiongkok. Pendidikan yang terus dilatih sejak kecil membuat Tiongkok memiliki banyak atlit yang berbakat untuk memanen banyak emas. Para calon atlet ini nantinya akan menjalani pendidikan agar bisa mendapat beragam gelar tertentu dengan adanya berbagai tunjangan untuk menjaga dan juga melayani para calon atlet nantinya.
Berbagai sarana olahragapun di sediakan oleh pemerintah tanpa dikenakan biaya. Yang artinya para anak kecil di tiongkok memang sudah diajarkan agar dekat dengan olahraga apapun sesuai dengan kesukaannya. Terdapat kurang lebih 620.000 stadion dan gym yang bisa digunakan secara gratis dan tersebar banyak di negara tersebut.
Yang Harus Dipelajari dari Para Atlet Tiongkok
Bagaimana dengan Indonesia, Negara kita tentu saja harus belajar banyak dari Tiongkok, terutama dalam hal olahraga. Hal tersebut tentu saja bisa dilihat dari bagaimana mereka membina dan mengajarkan calon atletnya. Hal yang kita tahu belum bisa dibandingkan dengan Indonesia. Mengubah mindset menjadi “untuk menjadi juara, tidak ada yang instan dan mudah” perlu banyak proses dan langkah yang besar.
Jika melihat kedalam negara sendiri, pembinaan dan juga pelatihan tentu masih sangat minim, pembinaan memang pasti ada, tapi hanya untuk olahraga bakat alam seperti sepak bola. Yang dimana umur produktif memainkan si kulit bundar ini adalah sekitar 30 tahun. Setelah mereka pensiun, lalu harus apa? Mereka belum bisa memastikan dengan jelas sehingga para anak muda di Indonesia banyak yang berpikir 2 kali untuk menjadi atlet.
Beragam sarana dan prasarana juga masih kurang merata di Indonesia, itupun masih di bawah standar dan sekalinya sudah berstandar nasional, pasti diminta biaya. Bakat anak-anak muda di Indonesia pun masih salah penempatan, padahal disisi lain, Indonesia memiliki anak-anak berbakat yang berpotensi untuk mengharumkan negara.
- Penyebab Kegagalan Atlet Lari Lalu Zohri
- 10 Cabang Olahraga Asian Games 2018 yang Asing di Telinga
- 5 Cara Menonton Pertandingan Asian Games
Untuk itu, diperlukan adanya reformasi atau gerakan dari pemerintah pusat untuk segera menyediakan wadah yang mampu menampung bakat anak-anak untuk bisa semakin mengharumkan nama Indonesia. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita lakukan untuk bisa membawa nama Indonesia terbang lebih tinggi.