Glukosamin 101: Manfaat, Dosis, Keamanan, dan Efek Samping
sfidn.com — Glukosamin adalah suplemen makanan yang dapat membangun dan memperbaiki tulang rawan. Orang-orang sering menggunakannya untuk meningkatkan kesehatan sendi.
Namun, apakah ini benar-benar bekerja di dalam tubuh?
Artikel ini membahas lebih dalam tentang suplemen makanan yang paling populer setelah minyak ikan dan jenis asam lemak omega-3 lainnya. Let’s check more about glucosamine!
Glukosamin 101: Manfaat, Dosis, Keamanan, dan Efek Samping
Apa itu glukosamin?
Glukosamin adalah senyawa yang terbentuk secara alami di dalam tubuh.
Ini berupa gula alami yang ada dalam cairan di sekitar persendian, juga pada sumsum tulang, tulang hewan, cangkang kerang, dan jamur. Oleh sebab itu, secara kimia, glukosamin dikelompokkan sebagai gula amino.
Umumnya, bentuk suplemen dari glukosamin dibuat dari sumber alaminya. Beberapa suplemen ada yang menggabungkan glukosamin dengan bahan lain, seperti tulang rawan ikan hiu, kondroitin sulfat, atau methylsulfonylmethane (MSM).
Meski begitu, Food and Drug Administration (FDA) tidak mengatur produksi glukosamin atau suplemen lainnya. Akibatnya, tidak mungkin bagi Anda untuk mengetahui secara pasti apa yang benar-benar terkandung di dalamnya.
Apalagi, suplemen tidak selalu mengandung bahan-bahan yang tercantum sesuai dengan label kemasannya. Pengujian telah menunjukkan bahwa kandungan glukosamin dalam suplemen dapat berkisar dari 0 hingga lebih dari 100% dari jumlah yang diiklankan.
Dalam beberapa kasus, label juga ada yang mencantumkan glukosamin hidroklorida ketika suplemen tersebut sebenarnya mengandung glukosamin sulfat.
Manfaat
Seperti yang sedikit dijelaskan sebelumnya, tubuh menggunakan glukosamin untuk membangun dan memperbaiki tulang rawan.
Tulang rawan sendiri merupakan jaringan ikat kenyal dan fleksibel yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi tulang di persendian dan mencegah tulang bergesekan.
Seiring bertambahnya usia, tulang rawan Anda akan mengalami penurunan fungsi, karena mulai rusak dan kurang fleksibel. Akibatnya, menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan kerusakan jaringan seperti osteoartritis.
Begitu pula dengan ketersediaannya di dalam tubuh yang dapat menurun seiring berjalannya waktu. Alhasil, berkontribusi pada kerusakan sendi.
Itulah mengapa orang-orang akhirnya memutuskan untuk mengambil manfaat dari suplemen glukosamin, dengan harapan dapat membantu mengatasi:
- Osteoartritis.
- Sakit rahang.
- Nyeri sendi.
- Sakit punggung.
- Sistitis interstisial (IC).
- Sklerosis multipel (MS).
- Penyakit radang usus (IBD).
- Gangguan sendi temporomandibular (TMJ).
- HIV/AIDS.
- Penyakit jantung.
Apakah suplemen gukosamin benar-benar efektif?
Sayangnya, hingga saat ini, tidak ada cukup bukti untuk menunjukkan bahwa suplemen glukosamin efektif dalam mengobati atau mencegah salah satu dari kondisi di atas.
Meskipun banyak klaim luas yang dibuat terkait efek positif glukosamin dalam berbagai kondisi, penelitian yang tersedia hanya mendukung penggunaannya untuk rentang yang sempit.
Saat ini, bukti yang paling kuat ditemukan adalah penggunaan glukosamin sulfat untuk pengobatan gejala osteoartritis jangka panjang. Walau demikian, itu tetap tidak meyakinkan.
Sebab, hasilnya bervariasi, dan para ilmuwan belum bisa mengidentifikasi cara kerja suplemen tersebut jika memang memberikan efek sedemikian rupa.
Beberapa ahli juga telah menyebutkan bahwa kesuksesan apa pun bisa saja disebabkan oleh efek plasebo, di mana hanya dengan mengonsumsi suplemen tertentu seseorang merasa jadi lebih baik.
Alhasil, pedoman saat ini tidak merekomendasikan penggunaan glukosamin atau kondroitin untuk osteoartritis, karena tidak ada cukup bukti untuk menunjukkan keefektifan dan keamanannya.
Jika Anda masih mempertimbangkan untuk menggunakan glukosamin, pertimbangkan kualitas dari suplemen yang Anda pilih.
Ada baiknya jika Anda cek sertifikasi pihak ketiga untuk memastikan bahwa Anda benar-benar mendapatkan sesuai dengan harga yang Anda bayar. Produsen yang ingin produknya diuji kemurniannya cenderung memiliki standar yang lebih tinggi.
Di lansir dari Healthline, ConsumerLab, NSF International, dan US Pharmacopeia (USP) adalah beberapa perusahaan independen yang menyediakan layanan sertifikasi.
Jadi, jika Anda melihat salah satu logo mereka di suplemen yang akan Anda beli, kemungkinan besar itu berkualitas baik.
Dosis dan bentuk suplemen glukosamin
Dosis glukosamin umumnya berkisar 1.500-3.000 mg per hari, yang bisa Anda konsumsi sekaligus, atau dalam beberapa dosis yang lebih kecil, seperti kaplet glukosamin 500 mg yang diminum 3 kali sehari.
Suplemen juga tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, suntikan, atau dioleskan secara topikal melalui krim atau salep.
Juga, ada beberapa jenis lainnya, tetapi tidak jelas apakah mereka memiliki efek anti-inflamasi yang berbeda, di antaranya:
- Glukosamin sulfat.
- Glukosamin hidroklorida.
- N-asetil glukosamin.
Namun, sebagian besar penelitian menemukan glukosamin versi sulfat yang efektif untuk memperbaiki gejala osteoartritis, dan biasanya, ini dijual dalam kombinasi dengan kondroitin sulfat.
Kemungkinan risiko dan efek samping
Bagi kebanyakan orang, suplemen glukosamin aman selama dikonsumsi dalam jumlah yang tepat. Namun, tetap ada kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, termasuk:
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Maag.
- Sakit perut.
- Sembelit.
- Sakit kepala.
- Reaksi kulit.
- Rasa kantuk.
Penggunaan suplemen ini dalam beberapa kondisi juga dapat berisiko, di antaranya:
- Kehamilan dan menyusui, karena kurangnya bukti terkait keamanannya.
- Kanker, karena dikhawatirkan mengurangi efektivitas pengobatan kanker.
- Diabetes tipe 2, karena ada kemungkinan memiliki efek hipoglikemik.
- Asma, karena dapat memicu berbagai efek samping, termasuk sesak napas pada penderita asma.
- Glaukoma, karena dapat meningkatkan tekanan mata.
- Alergi, karena produk glukosamin yang berasal dari kerang dapat memicu reaksi alergi pada orang dengan alergi kerang.
- Masalah darah dan sirkulasi, karena dapat memengaruhi tekanan darah dan pembekuan darah. Jika Anda meminumnya, maka harus:
- Menghindari penggunaan glukosamin bersama dengan warfarin (Coumadin) dan obat pengencer darah lainnya.
- Memantau tekanan darah selama menggunakan glukosamin.
Oleh sebab itu, jika Anda sedang mempertimbangkan untuk menggunakan suplemen glukosamin, terlebih lagi juga memiliki beberapa kondisi ini, bicarakan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsinya.
Kesimpulan
Glukosamin adalah suplemen makanan yang sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit sendi, tulang, dan peradangan, seperti osteoartritis, IBD, IC, MS, dan TMJ.
Tampaknya, suplemen ini relatif aman untuk orang dewasa tanpa asma, alergi, glaukoma, diabetes, masalah sirkulasi darah, kanker, serta bagi Anda yang tidak hamil atau menyusui.
Namun, sebagian besar penelitian masih kurang meyakinkan untuk mendukung efektivitas jangka panjangnya dalam mengobati keluhan sendi dan masalah kesehatan lainnya.
Jadi, Anda harus lebih bijak lagi ketika ingin menggunakannya, lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter Anda.
Referensi:
- Arthritis Foundation. Glucosamine and Chondroitin for Osteoarthritis Pain.
- Fernández-Martín et al. 2021. Glucosamine and chondroitin sulfate: is there any scientific evidence for their effectiveness as disease-modifying drugs in knee osteoarthritis preclinical studies?-a systematic review from 2000 to 2021. Animals (Basel). 11 (6): 1608.
- Healthline (2020). Does Glucosamine Work? Benefits, Dosage, and Side Effects.
- Kantor et al. 2021. Glucosamine and chondroitin use in relation to c-reactive protein concentration: results by supplement form, formulation, and dose. J Altern Complement Med. 27 (2): 150-159.
- Mayo Clinic (2020). Glucosamine.
- Medical News Today (2020). Glucosamine: Should I try it?
- MedlinePlus (2022). Glucosamine.
- Mount Sinai. Glucosamine.
- Science Direct. Methylsulfonylmethane.
- Versus Arthritis. Glucosamine.
- WebMD. Glucosamine - Uses, Side Effects, and More.