Henti Jantung Mendadak Pada Usia Muda, Apa Penyebabnya?
sfidn.com - Siapa sangka bahwa penyakit jantung bisa menyerang orang-orang yang masih muda. Seperti Maura MM (28 tahun), putri sulung dari Nurul Arifin, meninggal dunia pada hari Selasa, 25 Januari 2022, yang diduga penyebab kematiannya adalah henti jantung mendadak.
Apa sebenarnya henti jantung mendadak? Bagaimana ini bisa terjadi pada usia muda? Ulasan berikut akan membantu Anda memahaminya.
Apa itu henti jantung mendadak?
Henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest (SCA) adalah hilangnya fungsi jantung, pernapasan, dan kesadaran seseorang secara tiba-tiba.
Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh irama jantung abnormal yang mengancam jiwa, atau disebut sebagai fibrilasi ventrikel (VF).
VF terjadi ketika sistem kelistrikan jantung mengalami kekacauan, sehingga mengganggu aktivitas pemompaan jantung. Akibatnya, aliran darah ke tubuh Anda berhenti.
Perlu diketahui bahwa henti jantung mendadak tidak sama dengan serangan jantung, yang mana ini terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung terhambat. Penyumbatan ini sering disebabkan oleh gumpalan di salah satu arteri koroner.
Khasnya lagi, jantung masih memompa darah ke seluruh tubuh selama serangan jantung. Penderitanya pun masih sadar dan dapat bernapas.
Namun terkadang, serangan jantung juga dapat memicu gangguan listrik yang menyebabkan henti jantung mendadak. Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan kematian.
Jadi, sangat penting untuk mendapatkan bantuan medis yang cepat dan tepat, seperti CPR, menggunakan defibrilator, atau hanya memberikan kompresi ke dada, dapat meningkatkan peluang penderita bertahan hidup sampai pertolongan medis tiba.
Penyebab henti jantung mendadak pada orang muda
Melansir dari Healthy Children, tidak semua penyebab henti jantung mendadak pada anak-anak dan dewasa muda diketahui, tetapi mungkin saja termasuk:
- Kardiomiopati hipertrofik – penyebab paling umum dari henti jantung mendadak pada orang muda, yang mana sel-sel otot di ruang bawah jantung (ventrikel) menebal, sehingga menyebabkan irama jantung tidak normal, terutama saat berolahraga.
- Kelainan arteri koroner – kecacatan dalam cara arteri koroner terhubung ke jantung, sehingga menyebabkan suplai darah ke jantung berkurang selama berolahraga. Akibatnya, memicu serangan jantung.
- Aritmia primer – dapat disebabkan oleh kelainan genetik yang tidak terdiagnosis yang memengaruhi impuls listrik jantung. Ini termasuk:
- Sindrom QT panjang: irama jantung cepat dan tidak beraturan.
- Sindrom Wolff-Parkinson-White: jantung memompa dengan sangat cepat.
- Displasia ventrikel kanan aritmogenik (ARVD): beberapa jaringan otot jantung diganti dengan jaringan parut.
- Miokarditis: biasanya dipicu oleh infeksi virus, bakteri, jamur atau parasit, dan reaksi alergi, sehingga menyebabkan dinding jantung meradang.
- Sindrom Marfan: menyebabkan robekan pada pembuluh darah aorta jantung.
- Commotio Cordis: disebabkan oleh pukulan ke dada langsung di atas jantung pada titik-titik tertentu dalam siklus detak jantung. Ini lebih sering terjadi pada olahraga dengan objek proyektif, seperti lacrosse, hoki es, dan baseball.
Faktor risiko
Karena SCA sangat sering dikaitkan dengan penyakit arteri koroner, maka faktor risikonya pun dapat sama, termasuk:
- Riwayat keluarga penyakit arteri koroner.
- Kebiasaan merokok.
- Tekanan darah tinggi.
- Kolesterol tinggi.
- Kegemukan atau obesitas.
- Diabetes mellitus.
- Gaya hidup tidak aktif.
Faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko henti jantung mendadak, meliputi:
- Riwayat serangan jantung sebelumnya atau riwayat keluarga serangan jantung.
- Riwayat pribadi atau keluarga dengan penyakit jantung lainnya, seperti gangguan irama jantung, cacat jantung bawaan, gagal jantung, dan kardiomiopati.
- Bertambahnya usia.
- Laki-laki lebih berisiko daripada wanita.
- Menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain atau amfetamin.
- Ketidakseimbangan nutrisi, seperti kadar kalium atau magnesium dalam darah rendah.
- Apnea tidur obstruktif.
- Penyakit ginjal kronis.
Apakah ada gejalanya?
Ketika henti jantung mendadak terjadi pada orang muda yang tampak sehat, biasanya tidak ada cedera atau alasan medis yang diketahui oleh pasien atau keluarganya.
Beberapa orang muda yang menderita penyakit ini mungkin pernah mengalami sejumlah gejala yang berhubungan dengan jantung, misalnya sesak napas, nyeri dada, jantung berdebar cepat (palpitasi), atau pingsan, yang tidak dianggap sebagai sesuatu yang mengancam jiwa.
Selebihnya, mungkin tidak pernah memiliki gejala masalah jantung sampai kejadian henti jantung itu terjadi.
Adapun tanda-tanda henti jantung segera dan drastis termasuk:
- Kolaps tiba-tiba.
- Tidak responsif.
- Tidak bernapas atau tidak bernapas secara normal yang dapat membuat penderitanya mengeluarkan suara terengah-engah.
- Hilang kesadaran.
Secara umum, henti jantung mendadak lebih sering terjadi tanpa peringatan.
Kapan henti jantung mendadak bisa terjadi pada orang muda?
Henti jantung dapat dianggap sebagai penyebab utama kematian pada atlet muda. Namun, ini juga bisa memengaruhi orang muda yang tidak berolahraga secara terorganisir.
Kondisi ini bisa terjadi selama Anda berolahraga atau saat berisitirahat atau bahkan, saat Anda tidur.
Dalam beberapa kasus, orang muda dapat meninggal karena henti jantung beberapa hari atau minggu kemudian, karena kerusakan otak yang terjadi selama SCA.
Apa yang harus dilakukan untuk mencegahnya?
Cara terbaik untuk mengurangi risiko henti jantung mendadak pada semua orang adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan menjalani pola hidup sehat.
Beberapa langkah berikut juga dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya pada orang muda, yaitu:
- Mengetahui riwayat kesehatan keluarga Anda, termasuk anak, saudara kandung, orang tua, bibi dan paman, keponakan, kakek dan nenek, dan sepupu. Ini bisa menjadi pemandu wawancara dokter saat Anda menjalani pemeriksaan kesehatan rutin dan pemeriksaan fisik olahraga.
- Pelatihan dukungan kehidupan masyarakat, seperti Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) dan Automated External Defibrillators (AEDs) di dekat fasilitas atletik dan pelatihan. Dalam kasus henti jantung mendadak, AED dapat dengan cepat memberikan kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung menjadi normal.
Informasi yang dapat dipercaya tentang kejadian dan penyebab kematian henti jantung mendadak pada orang muda sebenarnya masih terbatas.
Namun baru-baru ini, Sudden Death in the Young Case Registry melaporkan bahwa SCA dapat terjadi pada bayi, anak-anak, dan dewasa muda hingga usia 20 tahun. Tujuan pencatatan ini adalah untuk membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang seberapa sering dan mengapa kondisi ini terjadi pada orang muda, serta upaya pencegahannya.
Meskipun henti jantung mendadak pada orang muda tidak umum, Anda tetap perlu mengambil langkah-langkah yang dapat membantu mengurangi risiko tragedi ini, seperti menjadwalkan kunjungan ke dokter secara teratur, menerapkan pola hidup sehat, serta mengikuti pelatihan CPR dan AED di komunitas Anda.
Referensi:
- British Heart Foundation (2021). Cardiac Arrest.
- Cleveland Clinic (2019). Sudden Cardiac Death (Sudden Cardiac Arrest).
- Healthy Children (2021). Sudden Cardiac Arrest in Young People.
- Heart Foundation. Cardiac arrests in young people — what causes them, can they be prevented or treated?
- Mayo Clinic (2021). Sudden Cardiac Arrest.