Jenis-jenis Rest Day yang Bisa Dicoba setelah Olahraga

sfidn.com – Rest day ternyata bisa dilakukan dengan banyak cara. Anda bisa memilih jenis istirahat yang sesuai dengan kebutuhan Anda setelah letih berolahraga.

Yuk, cari tahu jenis-jenis rest day apa saja yang menarik untuk dicoba atau diterapkan ke dalam rutinitas kebugaran. Simak informasinya di bawah ini.

Pengertian dan Manfaat Rest Day

Rest day adalah suatu istilah yang merujuk pada hari di mana Anda beristirahat setelah sebelumnya melakukan olahraga atau latihan yang intens.

Jika Anda mengira rest day itu hanya untuk bermalas-malasan maka Anda keliru. istirahat dibutuhkan oleh tubuh untuk memulai proses pemulihan jaringan otot yang rusak setelah berolahraga.

Tubuh biasanya tidak melakukan perbaikan jika otot yang rusak masih digunakan untuk berolahraga atau melakukan aktivitas yang berat. Itulah mengapa rest day penting untuk dilakukan.

Rest day atau hari istirahat juga bisa dilakukan dengan banyak cara. Jadi, tidak hanya tidur atau duduk seharian di sofa.

5 Jenis Rest Day

Ada lima jenis rest day yang bisa Anda coba, yaitu active recovery, passive recovery, deload, taper, dan rest week. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Pemulihan Aktif (Active Recovery)

Pemulihan aktif adalah salah satu jenis rest day di mana Anda tetap melakukan olahraga ringan untuk menjaga aliran darah ke otot-otot yang sedang dalam proses pemulihan.

Contoh pemulihan aktif, misalnya ini berjalan santai, bersepeda, yoga, stretching, atau menggunakan foam roller untuk memijat otot. 

Durasi untuk melakukan pemulihan aktif biasanya berkisar antara 20-30 menit atau sesuai kenyamanan Anda dengan catatan tidak membebani otot secara berlebihan. Anda bisa melakukan jenis rest day ini 1-2 kali dalam seminggu.

2. Pemulihan Pasif (Passive Recovery)

Pemulihan pasif berarti membiarkan tubuh Anda beristirahat total tanpa melakukan olahraga apa pun. Ini adalah waktu untuk bersantai dan melakukan hal-hal yang menyenangkan selain berolahraga, seperti tidur, menonton TV, membaca buku, melukis, atau meditasi.

Dengan melakukan pemulihan pasif, Anda dapat mempersiapkan tubuh untuk kembali berolahraga dengan kondisi yang lebih fit.

Jenis rest day ini biasanya dilakukan selama satu kali dalam satu minggu. Tidak dianjurkan lebih lama atau lebih banyak karena bisa membuat Anda lebih malas serta menurunkan kekuatan otot maupun kinerja fisik yang sedang dibangun.

Baca Juga:

Sebaiknya Berapa Kali Rest Day dalam Satu Minggu?

3. Deload

Deload adalah jenis rest day di mana Anda tetap berlatih tapi dengan intensitas dan volume yang lebih rendah. Tujuannya  untuk mencegah kelelahan dan overtraining. 

Misalnya, jika biasanya Anda melakukan barbell squat 4 set x 12 repetisi maka saat deload Anda hanya melakukan 3 set x 8 repetisi. 

Deload sebaiknya dilakukan satu kali setiap 4-8 minggu. Rest day ini sangat cocok bagi pemula atau mereka yang kebugarannya berada di level menengah.

4. Taper

Taper adalah strategi istirahat yang sering digunakan oleh atlet menjelang kompetisi. Selama periode ini,  beban latihan akan dikurangi.

Sebagai gantinya, atlet harus mempertajam teknik dan strategi mereka. Bisa juga dengan melakukan simulasi pertandingan. Pengurangan beban ini biasanya dilakukan selama 1-3 minggu sebelum pertandingan.

5. Rest Week

Rest week adalah masa di mana Anda beristirahat sepenuhnya selama satu minggu dari semua aktivitas olahraga.

Jenis rest day ini biasanya dilakukan oleh atlet profesional atau mereka yang berpengalaman karena tingkat kebugaran mereka sudah tinggi sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh waktu istirahat yang lama.

Rest week sebaiknya dilakukan setiap tiga bulan sekali. Misalnya, Anda berolahraga secara rutin dari Januari hingga Maret maka Anda dapat mengambil rest week pada minggu pertama di bulan April.

Dengan memahami berbagai jenis rest day, Anda bisa memilih bentuk istirahat yang tepat sesuai dengan kebutuhan atau pun kondisi tubuh sehingga waktu istirahat ini tidak mengganggu proses peningkatan kebugaran yang sedang Anda jalankan.