Kafein Kopi Sebagai Nutrisi Pre-Workout, Apa Dampaknya Bagi Kesehatan?
sfidn.com - Dalam setiap hari, ada banyak orang diseluruh dunia yang mengonsumsi kafein untuk meningkatkan kesehatan fisiknya. Kafein merupakan stimulan alami yang paling sering ditemukan pada teh, kopi, dan tanaman kakao. Kafein bekerja dengan cara merangsang otak dan sistem saraf pusat dalam membantu anda terus terjaga dan mencegah rasa lelah. Sejarawan telah mencatat bahwa teh sudah diseduk pada tahun 2737 SM. Sedangkan kopi baru ditemukan bertahun-tahun kemudian oleh seorang gembala dari ethiopia yang memperhatikan kambingnya sedang memakan biji-bijian kopi dan kambingnya terlihat lebih berenergi. Minuman berkafein mulai masuk pasar pada akhir tahun 1800 an dan selanjutnya minuman energi pun muncul. Saat ini, 80% dari popolasi dunia hampir pasti mengonsumsi produk berkafein setiap hari, dan jumlah ini terus meningkat hingga 90% pada orang dewasa di Amerika Utara.
Kafein pun sering di perbincangkan lantaran efek sampingnya pada ganguan tidur dan rasa cemas. Disisi lain, kafein juga sering dikaitkan dengan peningkakan performa fisik dan mental. Pernyataan ini di dukung dengan penelitian yang di terbitkan dalam American Journal of Physiology-Endocrinology and Metabolism yang menyatakan bahwa satu cangkir kopi mampu meningkatkan performa olahrga, daya fokus dan pembakaran lemak secara signifikan. Kafein bahkan di konsumsi oleh pasukan pertahanan Amerika Serikat untuk meningkatkan performa dan daya fokusnya. Hal ini di ungkapkan oleh Harland, B. F. dalam penelitiannya yang berjudul Caffeine and nutrition, di dalamnya dia mengatakan bahwa kafein banyak ditemukan pada makanan dan minuman, serta lebih dari 90% masyarakat Amerika mengonsumsi kafein untuk performa olahraganya. Namun, penelitian juga telah melaporkan bahwa kafein memiliki beragam manfaat kesehatan.
A. Cara Kerja Kafein
Setelah dikonsumsi, kafein akan dengan cepat diserap oleh usus ke dalam aliran darah. Dari sana, kafein akan bergerak ke hati dan dipecah menjadi senyawa yang mampu memengaruhi berbagai organ. Terutama pada organ otak. Dunwiddie & Masino dalam penelitiannya yang berjudul The Role and Regulation of Adenosine in the Central Nervous System menjelaskan bahwa kafein akan memblokir edenosin, yang merupakan neurotransmitter dalam pelemasan otak dan membuat tubuh terasa lebih lelah.
Pada umumnya, kadar adenosin akan selalu meningkat sepanjang hari, dan membuat tubuh makin lelah hingga merasa ingin tidur. Dengan adanya kadar kafein di dalam tubuh, maka akan membantu tubuh untuk terus terjaga dengan menghubungkan nya ke reseptor adenosin pada otak tanpa mengaktifkannya. Hal ini di dukung dengan pernyataan dari Ferré, S dalam bukunya An update on the mechanisms of the psychostimulant effects of caffeine yang mengatakan bahwa kafein akan memblokir efek adenosin yang menyebabkan berkurangnya rasa lelah. Dia juga mengatakan bahwa kafein mampu meningkatkan kadar adrenalin dalam darah dan meningkatkan aktivitas otak dari neurotransmitter dopamin dan norepinefrin.
Adanya kombinasi tersebut mampu merangsang otak untuk terus semangat, waspada, dan fokus. Karena hal tersebutlah kafein juga sering disebut sebagai obat psokoaktif. Selain itu, efek dari kafein cenderung lebih cepat. misalnya dalam satu cangkir kopi, hanya butuh 20 menit bagi kafein untuk mencapai aliran daran dan sekitar satu jam untuk mencapai tingkat efektivitas secara penuh. Selain itu, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Brain Research Reviews menyimpulkan bahwa tingkat kafein dalam tubuh setelah mengonsumsi kafein akan meningkat selama 3-4 jam, lalu kemudian kembali normal. Penelitian ini juga mengatakan bahwa kafein mampu memengaruhi seluruh sel-sel di dalam tubuh, termasuk sel otot dan otak. Karena itu, efek kafein pada tubuh pun cukup beragam, dan berdasarkan beberapa penelitian, efek tersebut berupa:
- Hormon Epinerfin (adrenalin): hormon ini adalah hormon yang bertanggung jawab atas respon gerak rekfleks tubuh manusia secara cepat sehingga mampu meningkatkan performa olahraga.
- Pembakaran Lemak: kafein mampu meningkatkan kemampuan tubuh dalam membakar lemak melalui lipolisis atau pemecahan lemak dalam sel-sel lemak.
- Endorfin: endorfin mampu meningkatkan perasaan senang dan mampu meningkatkan intensitas latihan yang lebih tinggi.
- Otot: Kafein mampu memengaruhi motor cortek, suatu bagian otak yang bertugas dalam memberikan sinyal aktivasi otot.
- Suhu Tubuh: kafein terbukti mampu meningkatkan termogenesis atau produksi panas tubuh, sehingga mampu membantu Anda dalam membakar banyak kalori.
- Glikogen: kafein juga mampu menyimpan cadangan karbohidrat pada otot, terutama karena meningkatnya pembakaran lemak dan daya tahan tubuh.
B. Efek Kafein Kopi Sebagai Minuman Pre-Workout
1. Meningkatkan Performa Latihan
Kafein sering dijadikan suplemen tambahan untuk para atlet, hal tersebut dikarenakan kafein memiliki efek yang posisif pada performa olahraga. Namun, beberapa organisasi olahraga sudah mulai melarang suplemen kafein dalam dosisi yang tinggi. Salah satu penelitian berjudul Metabolic and exercise endurance effects of coffee and caffeine ingestion meminta atletnya untuk mengonsumsi sekitar 400 mg kafein untuk meningkatkan daya tahan dalam berolahraga. Hasilnya, kelompok yang mengonsumsi kafein mampu menempuh jarak 2-3,2 km lebih jauh daripada kelompok yang mengonsumsi plasebo.
Studi lainnya yang berjudul Influence of caffeine and carbohydrate feedings on endurance performance menyimpulkan bahwa pengendara sepeda yang mengonsumsi kafein mampu meningkatkan performanya sebesar 7,4% dibandingkan kelompok pesepeda lain yang mengonsumsi karbohidrat. Penelitian tambahan lainnya telah dilakukan di Brimingham, Inggris yang menggabungkan kafein dan kerbohidrat, peneltian tersebut melaporkan bahwa gabungan kafein dan karbohidrat mampu meningkatkan performa sebesar 9% dibanding dengan air putih saja, dan 4,6% dibandingkan dengan karbohidrat saja.
Lalu selanjutnya, para peneliti menguji kadar kafein yang terdapat di dalam kopi. Penelitian yang berjudul Effect of caffeinated coffee on running speed, respiratory factors, blood lactate and perceived exertion during 1500-m treadmill running melaporkan bahwa para atlet yang meminum kopi mampu berlari 4,2 detik lebih cepat daripada mereka yang memimum kopi tanpa kafein.
2. Meningkatkan Stamina Latihan Intensitas Tinggi
Beberapa bukti tentang efek kafein pada olahraga berintensitas tinggi sangat beragam. Kafein memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi para atlet terlatih, namun kurang memiliki efek pada mereka yang kurang terlatih atau pemula. Dua peneltian yang diterbitkan dalam Journal of Applied Physiology dan International Journal of Sports Medicine melaporkan bahwa efek kafein pada pria yang aktif bersepeda tidak menemukan adanya perbedaan antara kafein dan air biasa. Namun, para peneliti mengatakan bahwa untuk atlet yang kompetitif, sprint dalam bersepeda mampu meningkatkan kekuatan yang signifikan.
Penelitian lainnya yang diterbitkan dalam jurnal European Journal of Applied Physiology and Occupational Physiology, meneliti efek kafein pada perenang yang sudah terlatih dan belum terlatih. Hasilnya, para peneliti menemukan adanya peningkatan positif pada perenang terlatih, dan tidak ada peningkatan positif pada perenang yang belum terlatih. Dalam beberapa olahraga tim, suplemen kafein terbukti mampu meningkatkan akurasi passing dalam pertandingan rugby, dayung sejauh 500 meter, dan waktu lari estapet.
3. Meningkatkan Kekuatan
Terdapat beberapa penelitan tentang efek kafein pada latihan kekuatan atau latihan yang memanfaatkan tenaga lebih. Walaupun beberapa studi telah menemukan efek positifnya, namun bukti tersebut belum cukup konklusif. Salah satu studi yang dilakukan pada tahun 2007 dengan judul Effect of caffeine ingestion on one-repetition maximum muscular strength menyimpulkan bahwa kafein memiliki efek positif pada latihan bench press, namun tidak berpengaruh besar pada kekuatan tubuh bagian bawah atau dalam bersepeda.
Penelitian lainnya yang dilakukan pada tahun 2010 meneliti 27 hasil penelitian dan menemukan bahwa kafein mampu meningkatkan otot kaki hingga 7% namun tidak pada kelompok otot yang lebih kecil. Kafen juga terbukti mampu meningkatkan daya tahan otot, termasuk peningkatan repitisi pada beban berat tertentu. Secara keseluruhan, semua penelitiah yang telah dilakukan sampai saat ini menunjukan bahwa kafein mampu memberikan efek yang positif pada aktivitas olahraga berbasis kekuatan yang memanfaatkan beberapa kelompok otot besar, peningkatan repitisi, atau perforrma latihan sirkuit.
4. Meningkatkan Pembakaran Lemak
Kafein adalah salah satu kandungan yang biasanya terdapat pada suplemen penurunan berat badan. Penelitian yang dilakukan di University of Guelph, Canada menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein sebelum berolahraga mampu meningkatkan pembakaran lemak hingga 30%. Penelitian lainnya yang diterbitkan dalam International Journal of Sports Medicine menemukan bahwa suplemen kafein mampu meningkatkan pelepasan lemak yang tersimpan saat sebelum dan di akhir sesi latihan secara signifikan.
Kafein juga mampu meningkatkan pembakaran lemak, hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan produksi panas dan epinefrin yang membantu membakar kalori dan lemak. Namun, saat ini belum ada bukti yang menemukan bahwa kafein mampu meningkatkan penurunan berat badan dalam jangka panjang.
C. Lantas, Apa Dampak Kafein Kopi Bagi Kesehatan Tubuh?
1. Kafein Dapat Meningkatkan Mood dan Fungsi Otak
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kafein mampu memblokir molekul adenosin dalam pensinyalan otak. Menurut Fredholm, B. B. dalam tulisannya yang berjudul Adenosine Receptors and the Actions of Caffeine mengatakan bahwa kafein juga mampu meningkatkan molekul pensinyalan lainnya seperti hormon dopamin dan norepinefrin. Perubahan dalam olah pesan ini dianggap bermafaat bagi suasana hati dan meningkatkan fungsionalitas otak. Salah satu penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 lalu melaporkan bahwa terjadi peningkatan rasa waspada, daya ingat jangka pendek dan refleks tubuh setelah mengonsumsi 37,5-450 mg kafein.
Selain itu, penelitian terbaru yang dilakukan pada tahun 2015 dengan judul Coffee, tea, caffeine and risk of depression: A systematic review and dose-response meta-analysis of observational studies melaporkan bahwa dengan meminum dua hingga tiga cangkir kopi berkafein per hari mampu menurunkan resiko bunuh diri 45% lebih rendah. Studi lainnya melaporkan bahwa terjadi penurunan resiko depresi 13% lebih rendah pada konsumen kefein.
Saat di kaitkan dengan mood atau suasana hati, mengonsumsi lebih banyak kafein ternyata belum tentu membuat suasana hati menjadi lebih baik. Penelitian yang dilakukan di University of Bristol, Inggris melaporkan bahwa secangkir kopi kedua tidak mampu menghasilkan lebih banyak manfaat kecuali jika dikonsumsi minimal 8 jam setelah cangkir pertama. Terlepas dari hal tersebut, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biochemical Society Transactions juga menambahkan bahwa mengonsumsi tiga hingga lima cangkir kopi perhari mampu mengurangi resiko penyakit otak seperti Alzheimer dan Parkinson sebesar 28-60%.
2. Mengurangi Resiko Penyakit Jantung dan Diabetes Tipe 2
Terlepas dari berbagai mitos yang pernah Anda dengar, faktanya para peneliti mengatakan bahwa kafein mampu meningkatkan resiko penyakit jantung. Satu studi yang berjudul Coffee consumption and risk of coronary heart diseases: A meta-analysis of 21 prospective cohort studies melaporkan bahwa para pria dan wanita yang meminum antara satu hingga empat cangkir kopi setiap hari terbukti mampu menurunkan resiko penyakit jantung sebesar 16-18% lebih rendah. Studi lainnya yang dilakukan pada tahun 2011 dan di publikasikan dalam American Journal of Epidemiology melaporkan bahwa meminum 2-4 cangkir kopi atau teh hijau mempu menurunkan resiko stroke sebesar 14-20% lebih rendah. Hal yang perlu digaris bawahi adalah kafein mampu meningkatkan sedikit tekanan darah pada beberapa orang. Namun, penelitian yang dilakukan di University of Helsinki, Finland mengatakan bahwa peningkatan tersebut umumnya hanya 3-4 mmHg dan cenderung akan memudar bagi sebagian besar orang saat mereka mengonsumsi kopi secara teratur.
Selain itu, kopi juga mampu melindungi tubuh dari penyakit diabetes. Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan tahun 2014 dan diterbitkan dalam European Journal of Nutrition mengatakan bahwa resiko terjangkitnya penyakit diabetes tipe 2 pada mereka yang meminum kopi lebih rendah 29% daripada mereka yang tidak meminum kopi. Penelitian tersebut menambahkan bahwa resiko ini bisa lebih rendah hingga 30% pada mereka yang banyak mengonsumsi kafein. Menariknya, penelitian tersebut juga menemukan bahwa mengonsumsi kopi tanpa kafein berkaitan dengan penurunan resiko diabetes 21% lebih rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa senyawa lainnya yang terdapat dalam kopi mampu melindungi tubuh dari penyakit diabetes tipe 2.
3. Manfaat Kesehatan Lainnya
Berbagai mangaat kesehatan lainnya saat mengonsumsi kafein adalah:
- Melindungi hati: penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Liver International menunjukkan bahwa kopi mampu menurunkan resiko kerusakan hati (sirosis) sebanyak 84%. Hal tersebut mampu memperlambat perkembangan penyakit, peningkatan respon obat, dan menurunkan resiko kematian dini.
- Potensi Hidup Lebih Panjang: Lopez-Garcia, E. dalam penelitiannya yang berjudul The Relationship of Coffee Consumption with Mortality melaporkan bahwa meminum kopi mampu mengurangi resiko kematian dini hingga 30%, khususnya pada wanita dan penderita diabetes.
- Mengurangi risiko kanker: Penelitian yang dilakukan di Karolinska Institutet, Swedia menunjukkan bahwa meminum 2-4 cangkir kopi perhari mampu mengurangi resiko kanker hati hingga 64% dan resiko kanker kolorektal hingga 38%. Sedangkan penelitian yang diterbitkan dalam JNCI: Journal of the National Cancer Institute melaporkan bahwa meminum 4 cangkir kopi atau lebih perhari mampu menurunkan resiko kanker kulit hingga 20%.
- Mengurangi risiko MS: Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry mengatakan bahwa terjadi penurunan resiko terkena multiple sclerosis (MS) lebih rendah 30% pada peminum kopi.
- Mencegah encok: Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 dengan judul Coffee consumption and risk of incident gout in women: the Nurses’ Health Study menyimpulkan bahwa meminum empat cangkir kopi secara teratur setiap hari mampu mengurangi resiko terkena encok hingga 40% pada pria dan 57% pada wanita.
- Meningkatkan kesehatan usus: Sekelompok peneliti dari Nestlé Research Center, Switzerland melaporkan bahwa dengan mengonsumsi 3 cangkir kopi sehari selama 3 minggu mampu meningkatkan jumlah dan aktivitas bakteri baik pada usus.
Perlu digaris bawahi juga bahwa kopi memiliki kandungan zat lain yang mampu meningkatkan kesehatan, beberapa manfaat diatas kemungkinan disebabkan karena adanya zat lain selain kafein.
D. Efek Samping Kopi Berkafein
Pada takaran yang wajar, kafein terbukti mampu memberikan efek positif dan minim efek samping. Namun, kafein tetap tidak cocok untuk di konsumsi bagi beberapa orang. Beberapa efek samping yang kerap dialami jika terlalu banyak mengonsumsi kafein adalah:
- Detak Jantung Meningkat tajam
- Gelisah
- Pusing
- Insomnia dan ganguan tidur
- Tempramental
- Tremor
- Masalah pencernaan
Dosis kafein setinggi 600 mg telah terbukti mampu meningkatkan tremor dan rasa gelisah, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan kafein di tubuhnya. Mereka yang rentan mengalami rasa cemas disarankan untuk tidak mengonsumsi kafein pada kopi dalam jumlah yang tinggi. Selain itu, kopi berkafein juga disarankan untuk tidak dikonsumsi pada Anda yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, serta mereka yang memiliki masalah jantung dan tekanan darah yang tinggi. Memperhatikan waktu konsumsi kopi kafein juga sangat penting, karena mengonsumsi kopi berkafein pada malam hari atau larut malam bisa mengganggu waktu tudur yang beakibat sakit dan hal berbahaya lainnya. Untuk itu, cobalah untuk menghindari konsumsi kopi berkafein setelah jam 4 atau jam 5.
E. Kesimpulan
Kopi berkafein merupakan salah satu minuman pre-workout yang baik. Selain harganya murah, kopi berkafein juga relatif aman untuk dikonsumsi. Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa kafein pada kopi mampu membantu meningkatkan daya tahan, olahraga berintensitas tinggi, maupun olahraga angkat beban. Namun, manfaatnya akan lebih terasa bagi para atlet terlatih. Efeknya pada kesehatan pun sangat banyak seperti meningkatkan fungsi otak, mengurangi resiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2, mengurangi resiko kanker, mencegah encok, meningkatkan kesehatan organ usus, dll. Dosis setiap orang dalam mengonsumsi kafein berbeda-beda, namun 200-400 mg kafein dinilai cukup aman dan dapat diminum beberapa jam sebelum berlatih. Dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan sejumlah efek samping buruk seperti pusing, tempramental, masalah, pencernaan, tremor, dll.
Referensi:
- https://foodinsight.org/Content/3147/Caffeine_v8-2.pdf
- https://link.springer.com/article/10.1007/s00394-013-0603-x
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10049999
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15672985
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16937961
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/481158
- Astorino, T. A., Rohmann, R. L., & Firth, K. (2007). Effect Of Caffeine Ingestion On One-Repetition Maximum Muscular Strength. European Journal Of Applied Physiology, 102(2), 127–132.Doi:10.1007/S00421-007-0557-X
- Astrup, A., Toubro, S., Cannon, S., Hein, P., Breum, L., & Madsen, J. (1990). Caffeine: A Double-Blind, Placebo-Controlled Study Of Its Thermogenic, Metabolic, And Cardiovascular Effects In Healthy Volunteers. The American Journal Of Clinical Nutrition, 51(5), 759–767.Doi:10.1093/Ajcn/51.5.759
- Bell, D. G., & Mclellan, T. M. (2002). Exercise Endurance 1, 3, And 6 H After Caffeine Ingestion In Caffeine Users And Nonusers. Journal Of Applied Physiology, 93(4), 1227–1234.Doi:10.1152/Japplphysiol.00187.2002
- BRUCE, C. R., ANDERSON, M. E., FRASER, S. F., STEPTO, N. K., KLEIN, R., HOPKINS, W. G., & HAWLEY, J. A. (2000). Enhancement Of 2000-M Rowing Performance After Caffeine Ingestion. Medicine & Science In Sports & Exercise, 32(11), 1958–1963.Doi:10.1097/00005768-200011000-00021
- Choi, H. K., & Curhan, G. (2010). Coffee consumption and risk of incident gout in women: the Nurses’ Health Study. The American Journal of Clinical Nutrition, 92(4), 922–927.doi:10.3945/ajcn.2010.29565
- Choi, H. K., Willett, W., & Curhan, G. (2007). Coffee consumption and risk of incident gout in men: A prospective study. Arthritis & Rheumatism, 56(6), 2049–2055.doi:10.1002/art.22712
- Collomp, K., Ahmaidi, S., Chatard, J. C., Audran, M., & Prfaut, C. (1992). Benefits Of Caffeine Ingestion On Sprint Performance In Trained And Untrained Swimmers. European Journal Of Applied Physiology And Occupational Physiology, 64(4), 377–380.Doi:10.1007/Bf00636227
- Demura, S., Yamada, T., & Terasawa, N. (2007). Effect Of Coffee Ingestion On Physiological Responses And Ratings Of Perceived Exertion During Submaximal Endurance Exercise. Perceptual And Motor Skills, 105(3_Suppl), 1109–1116.Doi:10.2466/Pms.105.4.1109-1116
- Dunwiddie, T. V., & Masino, S. A. (2001). The Role and Regulation of Adenosine in the Central Nervous System. Annual Review of Neuroscience, 24(1), 31–55.doi:10.1146/annurev.neuro.24.1.31
- Ferré, S. (2008). An update on the mechanisms of the psychostimulant effects of caffeine. Journal of Neurochemistry, 105(4), 1067–1079.doi:10.1111/j.1471-4159.2007.05196.x
- Fredholm, B. B. (1995). Adenosine, Adenosine Receptors and the Actions of Caffeine. Pharmacology & Toxicology, 76(2), 93–101.doi:10.1111/j.1600-0773.1995.tb00111.x
- Flaten, V., Laurent, C., Coelho, J. E., Sandau, U., Batalha, V. L., Burnouf, S., … Blum, D. (2014). From epidemiology to pathophysiology: what about caffeine in Alzheimer’s disease? Biochemical Society Transactions, 42(2), 587–592.doi:10.1042/bst20130229
- Grosso, G., Micek, A., Castellano, S., Pajak, A., & Galvano, F. (2015). Coffee, tea, caffeine and risk of depression: A systematic review and dose-response meta-analysis of observational studies. Molecular Nutrition & Food Research, 60(1), 223–234.doi:10.1002/mnfr.201500620
- Glaister, M., Howatson, G., Abraham, C. S., Lockey, R. A., Goodwin, J. E., Foley, P., & Mcinnes, G. (2008). Caffeine Supplementation And Multiple Sprint Running Performance. Medicine & Science In Sports & Exercise, 40(10), 1835–1840.Doi:10.1249/Mss.0b013e31817a8ad2
- Goldstein, E. R., Ziegenfuss, T., Kalman, D., Kreider, R., Campbell, B., Wilborn, C., … Antonio, J. (2010). International Society Of Sports Nutrition Position Stand: Caffeine And Performance. Journal Of The International Society Of Sports Nutrition, 7(1), 5.Doi:10.1186/1550-2783-7-5
- Greer, F., Mclean, C., & Graham, T. E. (1998). Caffeine, Performance, And Metabolism During Repeated Wingate Exercise Tests. Journal Of Applied Physiology, 85(4), 1502–1508.Doi:10.1152/Jappl.1998.85.4.1502
- Graham, T. E., & Spriet, L. L. (1995). Metabolic, Catecholamine, And Exercise Performance Responses To Various Doses Of Caffeine. Journal Of Applied Physiology, 78(3), 867–874.Doi:10.1152/Jappl.1995.78.3.867
- Graham, T. E., Hibbert, E., & Sathasivam, P. (1998). Metabolic And Exercise Endurance Effects Of Coffee And Caffeine Ingestion. Journal Of Applied Physiology, 85(3), 883–889.Doi:10.1152/Jappl.1998.85.3.883
- Harland, B. F. (2000). Caffeine And Nutrition. Nutrition, 16(7-8), 522–526.Doi:10.1016/S0899-9007(00)00369-5
- Heatherley, S. V., Hayward, R. C., Seers, H. E., & Rogers, P. J. (2005). Cognitive and psychomotor performance, mood, and pressor effects of caffeine after 4, 6 and 8 h caffeine abstinence. Psychopharmacology, 178(4), 461–470.doi:10.1007/s00213-005-2159-9
- Heckman, M. A., Weil, J., & de Mejia, E. G. (2010). Caffeine (1, 3, 7-trimethylxanthine) in Foods: A Comprehensive Review on Consumption, Functionality, Safety, and Regulatory Matters. Journal of Food Science, 75(3), R77–R87.doi:10.1111/j.1750-3841.2010.01561.x
- Hedström, A. K., Mowry, E. M., Gianfrancesco, M. A., Shao, X., Schaefer, C. A., Shen, L., … Alfredsson, L. (2016). High consumption of coffee is associated with decreased multiple sclerosis risk; results from two independent studies. Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry, 87(5), 454–460.doi:10.1136/jnnp-2015-312176
- Hulston, C. J., & Jeukendrup, A. E. (2008). Substrate Metabolism And Exercise Performance With Caffeine And Carbohydrate Intake. Medicine & Science In Sports & Exercise, 40(12), 2096–2104.Doi:10.1249/Mss.0b013e318182a9c7
- Jaquet, M., Rochat, I., Moulin, J., Cavin, C., & Bibiloni, R. (2009). Impact of coffee consumption on the gut microbiota: A human volunteer study. International Journal of Food Microbiology, 130(2), 117–121.doi:10.1016/j.ijfoodmicro.2009.01.011
- Kalmar, J. M., & Cafarelli, E. (1999). Effects Of Caffeine On Neuromuscular Function. Journal Of Applied Physiology, 87(2), 801–808.Doi:10.1152/Jappl.1999.87.2.801
- Loftfield, E., Freedman, N. D., Graubard, B. I., Hollenbeck, A. R., Shebl, F. M., Mayne, S. T., & Sinha, R. (2015). Coffee Drinking and Cutaneous Melanoma Risk in the NIH-AARP Diet and Health Study. JNCI: Journal of the National Cancer Institute, 107(2).doi:10.1093/jnci/dju421
- Larsson, S. C., & Wolk, A. (2007). Coffee Consumption and Risk of Liver Cancer: A Meta-Analysis. Gastroenterology, 132(5), 1740–1745.doi:10.1053/j.gastro.2007.03.044
- Laurent, D., Schneider, K. E., Prusaczyk, W. K., Franklin, C., Vogel, S. M., Krssak, M., … Shulman, G. I. (2000). Effects Of Caffeine On Muscle Glycogen Utilization And The Neuroendocrine Axis During Exercise1. The Journal Of Clinical Endocrinology & Metabolism, 85(6), 2170–2175.Doi:10.1210/Jcem.85.6.6655
- Larsson, S. C., & Orsini, N. (2011). Coffee Consumption and Risk of Stroke: A Dose-Response Meta-Analysis of Prospective Studies. American Journal of Epidemiology, 174(9), 993–1001.doi:10.1093/aje/kwr226
- Lopez-Garcia, E. (2008). The Relationship of Coffee Consumption with Mortality. Annals of Internal Medicine, 148(12), 904.doi:10.7326/0003-4819-148-12-200806170-00003
- Nehlig, A., Daval, J.-L., & Debry, G. (1992). Caffeine And The Central Nervous System: Mechanisms Of Action, Biochemical, Metabolic And Psychostimulant Effects. Brain Research Reviews, 17(2), 139–170.Doi:10.1016/0165-0173(92)90012-B
- Nurminen, M.-L., Niittynen, L., Korpela, R., & Vapaatalo, H. (1999). Coffee, caffeine and blood pressure: a critical review. European Journal of Clinical Nutrition, 53(11), 831–839.doi:10.1038/sj.ejcn.1600899
- O’Keefe, J. H., Bhatti, S. K., Patil, H. R., DiNicolantonio, J. J., Lucan, S. C., & Lavie, C. J. (2013). Effects of Habitual Coffee Consumption on Cardiometabolic Disease, Cardiovascular Health, and All-Cause Mortality. Journal of the American College of Cardiology, 62(12), 1043–1051.doi:10.1016/j.jacc.2013.06.035
- Pasman, W., Van Baak, M., Jeukendrup, A., & De Haan, A. (1995). The Effect Of Different Dosages Of Caffeine On Endurance Performance Time. International Journal Of Sports Medicine, 16(04), 225–230.Doi:10.1055/S-2007-972996
- Pedersen, D. J., Lessard, S. J., Coffey, V. G., Churchley, E. G., Wootton, A. M., Ng, T., … Hawley, J. A. (2008). High Rates Of Muscle Glycogen Resynthesis After Exhaustive Exercise When Carbohydrate Is Coingested With Caffeine. Journal Of Applied Physiology, 105(1), 7–13.Doi:10.1152/Japplphysiol.01121.2007
- Saab, S., Mallam, D., Cox, G. A., & Tong, M. J. (2013). Impact of coffee on liver diseases: a systematic review. Liver International, 34(4), 495–504.doi:10.1111/liv.12304
- Spriet, L. L., Maclean, D. A., Dyck, D. J., Hultman, E., Cederblad, G., & Graham, T. E. (1992). Caffeine Ingestion And Muscle Metabolism During Prolonged Exercise In Humans. American Journal Of Physiology-Endocrinology And Metabolism, 262(6), E891–E898.Doi:10.1152/Ajpendo.1992.262.6.E891
- STUART, G. R., HOPKINS, W. G., COOK, C., & CAIRNS, S. P. (2005). Multiple Effects Of Caffeine On Simulated High-Intensity Team-Sport Performance. Medicine & Science In Sports & Exercise, 37(11), 1998–2005. Doi:10.1249/01.Mss.0000177216.21847.8a
- WARREN, G. L., PARK, N. D., MARESCA, R. D., MCKIBANS, K. I., & MILLARD-STAFFORD, M. L. (2010). Effect Of Caffeine Ingestion On Muscular Strength And Endurance. Medicine & Science In Sports & Exercise, 42(7), 1375–1387.Doi:10.1249/Mss.0b013e3181cabbd8
- Wiles, J. D., Bird, S. R., Hopkins, J., & Riley, M. (1992). Effect Of Caffeinated Coffee On Running Speed, Respiratory Factors, Blood Lactate And Perceived Exertion During 1500-M Treadmill Running. British Journal Of Sports Medicine, 26(2), 116–120.Doi:10.1136/Bjsm.26.2.116
- Wu, J., Ho, S. C., Zhou, C., Ling, W., Chen, W., Wang, C., & Chen, Y. (2009). Coffee consumption and risk of coronary heart diseases: A meta-analysis of 21 prospective cohort studies. International Journal of Cardiology, 137(3), 216–225.doi:10.1016/j.ijcard.2008.06.051