Kapan Olahraga Low Impact dan High Impact Dilakukan?
sfidn.com — Setiap jenis olahraga, meskipun bagus untuk kesehatan, tetap memiliki dampak yang bervariasi tergantung dari jenis gerakan yang Anda lakukan.
Dalam konteks ini, dampak diartikan sebagai jumlah kekuatan yang diberikan pada tulang dan sendi selama melakukan aktivitas fisik.
Itulah mengapa Anda perlu tahu kapan olahraga low impact dan high impact dilakukan untuk mengelola cedera dan mencapai tujuan dari pelatihan Anda.
Lantas, kapan waktu atau kondisi terbaik untuk melakukan olahraga low impact dan high impact? Jawabannya dapat Anda temukan di dalam artikel berikut!
Kapan Olahraga Low Impact dan High Impact Dilakukan?
Olahraga low impact
Latihan berdampak rendah atau low impact didefinisikan sebagai latihan yang memungkinkan Anda untuk meninggalkan setidaknya satu kaki di lantai.
Dengan kata lain, Anda tidak perlu mengangkat kedua kaki Anda sekaligus dari lantai selama latihan.
Contoh olahraga low impact termasuk:
Karena berdampak kecil bagi tubuh, jenis latihan ini cenderung lebih lembut untuk otot dan persendian.
Namun, bukan berarti olahraga low impact tidak bisa memberikan Anda latihan dengan intensitas tinggi.
Faktanya, berenang bisa Anda lakukan dengan santai, tetapi juga bisa cepat dan menantang. Yoga dan pilates juga bisa menjadi latihan yang menantang.
Jika Anda menyukai latihan yang intens, tetapi berdampak rendah, Anda bisa memilih bersepeda.
Manfaat
Umumnya, olahraga berdampak rendah lebih aman dan berisiko lebih kecil bila dibandingkan dengan olahraga yang berdampak tinggi.
Berikut manfaat olahraga low impact bagi tubuh:
- Memperbaiki postur.
- Mengembangkan otot inti.
- Meningkatkan fleksibilitas, keseimbangan, dan stabilitas.
- Memperkuat otot-otot yang menopang persendian dan mempersiapkannya untuk gerakan yang lebih intens dan berdampak lebih tinggi.
Kapan olahraga low impact dilakukan?
Karena bersifat lembut terhadap persendian, olahraga low impact baik dilakukan saat Anda mengalami cedera atau terserang penyakit.
Ini adalah cara terbaik untuk menjaga tubuh tetap bugar dan bergerak tanpa terlalu membebani persendian.
Selain itu, latihan berdampak rendah juga bagus dilakukan saat Anda baru mulai berolahraga, yang secara bertahap bisa Anda tingkatkan hingga ke level high impact.
Tujuannya agar tubuh Anda dapat beradaptasi dengan baik dan mengurangi risiko cedera.
Plus, latihan ini bisa Anda jadikan sebagai bentuk pemulihan aktif yang bisa dilakukan sehari-hari tanpa terlalu memaksakan diri.
Olahraga high impact
Seperti namanya, olahraga high impact adalah gerakan yang memberikan dampak tingkat tinggi pada persendian Anda.
Latihan ini banyak melibatkan gerakan melompat dan menyentak, yang mengharuskan Anda mengangkat kedua kaki Anda dari lantai secara bersamaan.
Berikut contoh olahraga high impact:
- Berlari.
- Plyometrics.
- Tenis atau bulu tangkis.
- Cross-Fit.
- Senam.
- Lompat tali.
- Hiking.
Meskipun berdampak tinggi, olahraga ini tidak selalu menyebabkan Anda cedera – kecuali jika Anda menderita radang sendi atau kondisi lain yang mengharuskan Anda untuk melambat – selama Anda percaya diri melakukannya.
Manfaat
Gerakan berdampak tinggi dapat memberikan banyak keuntungan untuk kesehatan Anda, di antaranya:
- Membangun kekuatan otot, tulang, dan sendi.
- Meningkatkan pengkondisian kardiovaskular.
- Membakar kalori dengan lebih efisien.
Kapan olahraga high impact dilakukan?
Olahraga high impact sangat bagus dilakukan saat Anda ingin:
- Menurunkan berat badan dengan cepat.
- Upgrade latihan ke tingkat yang lebih sulit.
- Persiapan pertandingan, seperti tinju, maraton, atau kompetisi kebugaran.
- Meningkatkan kepadatan tulang.
- Anda berada dalam kondisi yang berisiko rendah terhadap cedera.
Olahraga high impact sangat bagus dilakukan untuk pengkondisian kardiovaskular.
Sesi intensitas berdampak tingginya dapat dengan cepat meningkatkan detak jantung Anda, menjadikannya pilihan yang baik untuk Anda yang ingin membakar kalori secara efisien.
Namun, olahraga berdampak tinggi – walau bagaimanapun – tidak terlepas dari beberapa risiko.
Karena dapat memberikan banyak tekanan pada sendi, ligamen, dan tendon Anda, jenis latihan ini dapat meningkatkan risiko cedera akut maupun cedera berlebihan.
Oleh sebab itu, latihan high impact tidak cocok untuk orang tua, wanita hamil, dan mereka yang memiliki masalah persendian atau kelainan tulang tertentu.
Tips
Mulailah secara perlahan jika Anda belum pernah melakukan banyak gerakan high impact, atau kombinasikan latihan high impact dan low impact.
Tingkatkan durasi dan intensitas latihan Anda secara bertahap untuk menghindari cedera.
Kesimpulan
Jika Anda seorang pemula, memiliki kondisi kesehatan tertentu, atau dalam masa pemulihan, melakukan olahraga low impact adalah keputusan yang tepat.
Jika Anda ingin membakar lebih banyak kalori dan menambah tantangan dalam latihan Anda, Anda bisa melakukan olahraga high impact.
Bila perlu, diskusikan dengan fisioterapis Anda untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara melakukan latihan berdampak tinggi dengan aman.
Referensi:
- Dynamic Physio (2019). High-impact vs Low-impact Exercise: Which is Suitable for You?
- G&G Fitness Equipment. High Impact Vs. Low Impact Exercise.
- MANA. High-Impact and Low-Impact Exercise.
- Verywell Fit (2020). High-Impact Exercise Pros and Cons.