Keju Parmesan: Kandungan Gizi, Manfaat, dan Penggunaannya
sfidn.com - Dari sekian banyak jenis keju, Parmesan adalah salah satu yang terbaik. Keju ini dikenal juga dengan Parmigiano Reggiano, yang merupakan keju Italia dengan tekstur kasar dan memiliki kualitas zat gizi yang unik. Bahkan, keju Parmesan dianggap sebagai makanan fungsional, karena dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko penyakit.
Apa saja kandungan gizi dan manfaat keju Parmesan untuk kesehatan? Bagaimana pula cara memanfaatkannya? Dapatkan jawabannya melalui artikel berikut ini!
Apa itu keju Parmesan?
Keju Parmesan adalah keju asal Italia dengan cita rasa yang khas, yaitu kuat dan pedas, atau mungkin manis, asin, dan pahit pada saat yang bersamaan. Teksturnya kasar dan rapuh, serta memiliki warna yang bervariasi, mulai dari kuning muda hingga kuning tua.
Berbeda dari jenis keju lainnya, keju ini memiliki nama asal yang dilindungi (PDO) yang ditetapkan oleh Uni Eropa (UE).
Artinya, di UE, hanya keju yang dibuat di lokasi produksi tradisional, yaitu di Provinsi Parma, Reggio Emilia, Modena, Bologna, dan Mantua di Italia Utara, yang dapat disebut dan dijual sebagai Parmesan atau Parmigiano Reggiano.
Proses pembuatan
Keju Parmesan dibuat melalui proses pemadatan yang dikenal dengan koagulasi rennet. Rennet merupakan sekelompok enzim hewan yang digunakan untuk memulai proses koagulasi (pemadatan). Rennet anak sapi adalah yang paling populer digunakan.
Melansir dari Healthline, ada 8 langkah dalam proses pembuatan keju Parmesan, yaitu:
- Susu sapi mulai menggumpal setelah ditambahkan rennet. Whey cair mulai terpisah dari dadih kental.
- Setelah dadih terbentuk, dadih dipotong-potong agar lebih banyak whey cair yang keluar dan kadar air dalam keju berkurang. Biasanya, ini menggunakan alat tradisional yang disebut spino.
- Campuran dadih dan whey dimasak pada suhu 131°F (55°C) untuk mendorong kontraksi dadih dan pengeluaran whey lebih lanjut.
- Setelah dimasak, keju akan terbentuk dan whey akan dikeringkan untuk memisahkannya dari keju.
- Dadih terus menyatu untuk membentuk massa keju yang lebih besar.
- Pengepresan dapat membantu mengeluarkan whey dan meningkatkan perpaduan dadih yang lengkap. Ini dilakukan dengan memberikan tekanan eksternal pada dadih.
- Langkah terakhir adalah pengasinan untuk mengurangi kelembapan keju.
- Setelah pengasinan, pematangan keju dimulai dengan minimum 12 bulan dan keju dapat bertahan lebih dari 40 bulan. Waktu pematangan total inilah yang menentukan tekstur akhir dan rasa keju Parmesan.
Kandungan gizi keju Parmesan
Meski dikonsumsi dalam jumlah sedikit, keju Parmesan sangat bergizi. Dalam satu porsi (28 gram) mengandung:
- Energi: 111 kalori.
- Protein: 10 gram.
- Lemak: 7 gram.
- Karbohidrat: 0,9 gram.
- Kalsium: 26% dari AKG.
- Fosfor: 16% dari AKG.
- Natrium: 14% dari AKG.
Karena kandungan protein dan lemaknya tinggi, menjadikannya sebagai makanan padat energi. Artinya, keju ini memberikan Anda jumlah kalori yang tinggi per sajian.
Jika Anda sedang menjalani program penambahan berat badan, menambahkan keju ini ke dalam menu harian akan membantu Anda mencapai surplus kalori.
Adapun jenis lemak yang terkandung di dalamnya adalah asam lemak rantai menengah dan pendek. Lemak ini lebih mudah diserap, sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi yang cepat tanpa menyebabkan kelebihan lemak dalam tubuh.
Bonusnya lagi, keju Parmesan juga menyediakan berbagai nutrisi lainnya, termasuk kalsium, fosfor, dan seng yang penting untuk kesehatan tulang.
Manfaat keju Parmesan
Beberapa manfaat dari keju Parmesan adalah:
1. Bebas laktosa.
Kandungan laktosa dalam keju Parmesan maksimum 0,10 mg per 100 kkal produknya. Jadi, ini dianggap aman untuk dikonsumsi bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa.
2. Dapat mendukung kesehatan tulang.
Sekitar 99% suplai kalsium tubuh disimpan di tulang untuk fungsi dan dukungan struktur. Penyerapan yang buruk dan asupan kalsium yang rendah dapat menyebabkan kerusakan tulang hingga osteoporosis.
Karena keju Parmesan adalah sumber kalsium yang baik (memenuhi 26% dari AKG untuk setiap porsi), serta mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, sehingga dapat mendukung kesehatan tulang Anda dengan baik.
3. Mengandung semua asam amino esensial.
Kandungan utama keju Parmesan adalah proteinnya yang berkualitas tinggi, karena mengandung semua asam amino esensial dalam konsentrasi tinggi. Untuk alasan ini pula, keju Parmesan dianggap sebagai protein lengkap dan mudah dicerna.
Seperti yang kita ketahui, asam amino esensial adalah jenis asam amino yang perlu didapatkan dari makanan, karena tubuh tidak dapat memproduksinya.
Penggunaan
Anda dapat menikmati keju Italia sebagai makanan pembuka hingga hidangan penutup. Biasanya, ini dijual dalam bentuk bubuk atau batangan, dan tersedia secara luas di toko maupun online.
Namun, karena rasanya bervariasi bergantung pada waktu pematangannya, akan lebih baik dipadukan dengan minuman atau makanan tertentu.
Berikut beberapa rekomendasi penggunaan keju Parmesan berdasarkan periode pematangannya:
- 12-19 bulan: memiliki rasa yang ringan dan lembut, cocok ditambahkan ke salad, hidangan dingin, atau dinikmati dengan anggur putih bersoda.
- 20-26 bulan: cocok dinikmati dalam saus, makanan penutup, dan hidangan seperti sup dan pasta.
- 27-34 bulan: lebih aromatik dengan rasa yang menonjol, cocok dikonsumsi dengan pasta panggang atau buah-buahan dan madu sebagai pencuci mulut.
- 35-45 bulan: memiliki rasa yang kuat, cocok dikonsumsi dengan anggur merah.
Hal yang perlu diperhatikan
Keju Parmesan adalah produk susu tinggi protein (kasein), sehingga tidak cocok untuk orang yang memiliki alergi kasein atau susu sapi.
Alergi kasein terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kasein yang tertelan dari susu atau produk olahannya. Ini dapat menyebabkan sejumlah reaksi, termasuk:
- Ruam.
- Iritasi kulit.
- Serangan asma.
- Masalah pernapasan.
- Masalah pencernaan.
- Syok anafilaksis.
Oleh sebab itu, jika Anda alergi terhadap kasein atau susu sapi, sebaiknya hindari susu dan produk olahannya, termasuk keju Parmesan.
Inilah informasi penting terkait kandungan gizi, manfaat, dan penggunaan dari keju Parmesan. Di Indonesia, keju ini sering digunakan sebagai topping untuk kue-kue kering, seperti kastengel, karena lebih gurih dan aromanya lebih tajam. Anda juga bisa menggunakannya untuk topping pizza dan spageti di rumah. Bagaimana, tertarik coba?
Referensi:
- Cleveland Clinic (2021). Is Parmesan Cheese Healthy?
- Healthline (2021). Parmesan Cheese: Nutrition, Benefits, and Uses.
- Insider (2019). Parmesan Cheese is Actually Pretty Healthy for You.
- Livestrong (2019). The Benefits of Parmesan Cheese.
- Nutrition Advance (2018). 9 Health Benefits of Parmesan Cheese (and Full Nutrition Facts).
- WebMD (2020). Parmesan Cheese: Are There Health Benefits?