Maksimalkan Sistem Detoksifikasi Tubuh dengan Makanan Ini
sfidn.com – Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, menghirup udara yang tidak sehat, hingga menggunakan kosmetik dengan kandungan zat kimia dapat menyebabkan penimbunan racun di dalam tubuh. Penimbunan racun ini tentu akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Maka dari itu, istilah detoksifikasi atau usaha membuang racun dari dalam tubuh menjadi kata yang tidak lagi asing terdengar di masyarakat. Bahkan, detox diet dan suplemen detox ikut hadir dengan klaim dapat memaksimalkan tubuh dalam membuang racun yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan.
Faktanya, tubuh telah memiliki sistem detoksifikasi sendiri yang melibatkan hati, ginjal, kulit, paru-paru, dan sistem pencernaan. Hanya saja, tubuh memiliki kapasitas tertentu dalam bekerja, termasuk saat mengeluarkan racun. Terlebih ketika organ tubuh tidak sehat, pembuangan racun dari dalam tubuh menjadi tidak efektif. Maka dari itu, menjaga kesehatan tubuh, terutama organ yang berperan langsung dalam proses pembuangan racun merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan.
Alih-alih melakukan detox diet atau mengonsumsi suplemen detox yang cukup mahal, kita bisa mengonsumsi beberapa bahan makanan yang dapat menjaga kesehatan organ tubuh terutama yang berperan dalam sistem detoksifikasi. Namun, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa tidak ada makanan yang dapat secara ajaib langsung mendetoksifikasi racun dari dalam tubuh. Diet sehat dengan memasukkan buah-buahan dan sayuran merupakan awal yang tepat untuk membersihkan dan membuang racun dari dalam tubuh.
Berikut ini beberapa bahan makanan yang dapat menjaga kesehatan organ tubuh, terutama yang berperan dalam detoksifikasi atau pembuangan racun, meliputi ginjal, hati, paru-paru, kulit, hingga sistem pencernaan.
Air Putih
Minum air yang cukup setiap harinya masih menjadi cara terbaik untuk meningkatkan kinerja ginjal. Pasalnya, ginjal membutuhkan air yang cukup agar dapat membuang racun. Air juga membantu tubuh agar tidak dehidrasi. Seperti diketahui, dehidrasi parah dapat berujung pada kerusakan ginjal.
Asupan air rata-rata yakni dua liter atau delapan gelas per hari. Namun, ini juga berbeda tergantung pada aktivitas yang dilakukan setiap orang. Jika telah memenuhi asupan air, maka bukan tidak mungkin tubuh akan membuang racun melalui urin. Menurut National Kidney Association pun, kita perlu memproduksi setidaknya enam cangkir urin per hari. Warna urin yang keluar pun seharusnya berwarna terang atau tidak gelap, yang menandakan bahwa tubuh telah terhidrasi.
Cruciferus Vegetables
Cruciferus merupakan kelompok sayuran yang disebut mampu mengurangi resiko penyakit kanker, termasuk kanker ginjal. Ginjal sendiri masuk ke dalam organ tubuh yang berperan dalam detoksifikasi racun. Menurut Academy of Nutrition and Dietetics, kelompok sayuran cruciferus ini kaya akan vitamin dan mineral, seperti folat, vitamin C, vitamin E, dan vitamin K. Cruciferus juga rendah akan kalori dan kaya akan serat sehingga dapat menahan rasa kenyang lebih lama. Contoh kelompok sayuran cruciferus ini yaitu brokoli, bok choy, kembang kol, kale, lobak, dan selada air. Kelompok sayuran ini pun dapat dikonsumsi mentah, dikukus, maupun dimasukkan ke dalam sup.
Bawang Putih
Sejak dulu, bawang putih dipercaya sebagai antibiotik tubuh yang mampu mencegah penyakit berbahaya. Bawang putih pun telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Pasalnya, tekanan darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal. Baik dalam bentuk mentah maupun bubuk, bawang putih dapat memberikan manfaat seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Grapefruit
Grapefruit atau jeruk bali merah merupakan buah yang kaya akan antioksidan yang dapat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Antioksidan ini akan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Mengonsumsi grapefruit juga dapat mengurangi resiko terkena batu ginjal yang disebabkan oleh penumpukan ‘limbah’ di dalam ginjal. “Limbah” ini berupa produk metabolisme yang biasanya disaring oleh ginjal dan dikeluarkan melalui urin. Ketika terjadi penumpukan, maka akan terbentuk batu ginjal yang akan menyumbat pada sistem kemih.
Apel
Apel mengandung banyak serat larut yang dikenal sebagai pektin. Kandungan pektin ini bertindak sebagai prebiotik yang mengandung bakteri baik untuk usus, yang masuk ke dalam sistem pencernaan. Selain itu, kandungan pektin ini juga membantu mengatur kadar gula darah. Sebab, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak ginjal yang berperan dalam membuang racun tubuh.
Blueberry
Blueberry merupakan buah yang paling banyak mengandung antioksidan. Kandungan antioksidan ini dapat melindungi tubuh melawan radikal bebas. Selain itu, blueberry juga dapat membantu menurunkan resiko penyakit jantung hingga menurunkan tekanan darah. Untuk memaksimalkan detoksifikasi tubuh, kita dapat mengonsumsi blueberry secara utuh maupun dicampur dengan yogurt, oatmeal, dan smoothie.
Detox Water dan Detox Juice
Selain bahan makanan di atas, kita juga bisa membuat detox water atau detox juice yang dikonsumsi untuk memaksimalkan organ dalam membuang racun tubuh.
Detox Water. Detox water merupakan campuran air yang dimasukkan potongan buah dan sayuran segar, serta rempah. Berikut ini beberapa resep detox water yang dapat dibuat dan dikonsumsi untuk membuang racun tubuh.
-
Timun dan daun mint
-
Jahe dan lemon
-
Jeruk dan blueberry
-
Semangka dan daun mint
-
Grapefruit dan rosemary
-
Jeruk dan lemon
-
Lemon dan lime
-
Apel dan kayu manis
Detox Juice. Detox juice merupakan jus yang terdiri dari buah, sayuran, dan herbal untuk membuang racun di dalam tubuh. Berikut ini beberapa resep detox juice yang baik untuk mendetoksifikasi racun.
-
Apel, timun, seledri, selada, lemon, bayam, kangkung, dan parsley.
-
Apel, lemon, jahe, dan bit.
-
Apel, nanas, lemon, dan mint.
Kesimpulan
Jadi, untuk mendetoksifikasi racun tubuh, kita perlu mengonsumsi banyak buah dan sayuran. Meski tidak langsung mendetoksifikasi, mengonsumsi buah dan sayuran dapat membantu menjaga kesehatan organ tubuh dan memaksimalkan kinerjanya, terutama yang berkaitan langsung dengan sistem detoksifikasi tubuh. Terdapat banyak buah dan sayuran yang dapat dikonsumsi, seperti kelompok sayuran cruciferus, apel, blueberry, grapefruit, hingga bawang putih yang biasa untuk menambahkan rasa pada makanan. Selain itu, kita juga dapat melakukan beberapa cara alami yang dapat membantu tubuh untuk mendetoksifikasi racun, seperti mengonsumsi air yang cukup, memastikan tidur yang berkualitas, meningkatkan aktivitas fisik (berolahraga), hingga mengurangi mengonsumsi makanan cepat saji.
Referensi
-
https://www.healthline.com/health/blood-purifier
-
https://www.healthline.com/nutrition/how-to-detox-your-body
-
https://www.eatright.org/food/vitamins-and-supplements/nutrient-rich-foods/the-beginners-guide-to-cruciferous-vegetables
-
https://www.healthline.com/health/food-nutrition/crucifeous-vegetables#1
-
https://www.kidney.org/content/6-tips-be-water-wise-healthy-kidneys
-
https://www.medicalnewstoday.com/articles/265853.php
-
https://www.healthline.com/nutrition/10-proven-benefits-of-blueberries
-
https://www.healthline.com/nutrition/10-health-benefits-of-apples
-
https://www.healthline.com/nutrition/10-benefits-of-grapefruit#section1
-
https://www.healthline.com/nutrition/11-proven-health-benefits-of-garlic
-
https://www.gaia.com/article/top-10-cleansing-foods-for-natural-detox
-
Liu, B., Mao, Q., Wang, X., Zhou, F., Luo, J., Wang, C., Lin, Y., Zheng, X., Xie, L. (2013). Cruciferous Vegetables Consumption and Risk of Renal Cell Carcinoma: A Meta-Analysis. Nutrition and Cancer, 5(5),668-76. doi: 10.1080/01635581.2013.795980
-
Ashraf, R., Khan, R. A., Ashraf, I., Qureshi A. A,. (2013). Effects of Allium Sativum (Garlic) on Systolic and Diastolic Blood Pressure in Patients with Essential Hypertension. Pakistan Journal of Pharmaceutical Sciences, 26(5), 859-63.
-
Dhawan, V., Jain, S. (2005). Garlic Supplementation Prevents Oxidative DNA Damage in Essential Hypertension. Molecular and Cellular Biochemistry, 275(1-2), 85-94
-
Obrenovich, M. E., Li, Y., Parvathaneni, K., Yendluri, B. B., Palacios, H. H., Leszek, J., Aliev, G. (2011). Antioxidants in Health, Disease and Aging. CNS & Neurological Disorders Drug Targets, 10(2), 192-207
-
Lien, A. P., Hua, H., Chuong, P. (2008). Free Radicals, Antioxidants in Disease and Health. International Journal of Biomedical Science, 4(2), 89–96
-
Koutsos, A., Tuohy, K. M., Lovegrove, J. A. (2015). Apples and Cardiovascular Health, is The Gut Microbiota a Core Consideration. Nutrients, 7(6), 3959-98. doi: 10.3390/nu7063959
-
Basu, A., Du, M., Leyva, M. J., Sanchez, K., Betts, N. M., Wu, M., Aston, C. E., Lyons, T. J. (2010). Blueberries Decrease Cardiovascular Risk Factors in Obese Men and Women with Metabolic Syndrome. The Journal of Nutrition, 140(9), 1582-7. doi: 10.3945/jn.110.124701