sfidn - Maltodextrin (Maltodekstrin): Manfaat dan Efek Sampingnya

Maltodextrin (Maltodekstrin): Manfaat dan Efek Sampingnya

sfidn.com – Maltodextrin (maltodekstrin) adalah bahan umum yang ditemukan dalam makanan kemasan, seperti permen, kue-kue kering, dan minuman ringan. Tujuan produsen menambahkan bubuk putih bertepung ini adalah untuk meningkatkan rasa, tekstur, dan masa simpan makanan.

Selain itu, maltodekstrin juga ditemukan dalam suplemen karbohidrat yang biasa dikonsumsi oleh para atlet. Sayangnya, sebagian besar orang juga percaya bahwa maltodekstrin berbahaya untuk kesehatan. Benarkah seperti itu? 

Simak terus artikel berikut untuk mengetahui lebih dalam apa itu maltodextrin, manfaat, dan efek samping yang dapat ditimbulkannya!

Apa itu maltodextrin (maltodekstrin)?

Maltodextrin adalah sekelompok unit D-glucose yang terikat dalam rantai dengan panjang yang bervariasi, sehingga masuk ke dalam golongan polisakarida atau gula yang lebih kompleks.

Maltodekstrin dihasilkan dari proses hidrolisis parsial pati, yang dapat berasal dari jagung, beras, kentang, gandum, dan beberapa tanaman lainnya. 

Pati dari makanan ini mengalami proses kimia kompleks dengan melibatkan:

  • Memasak pati pada suhu yang sangat tinggi.
  • Lalu, menambahkan asam atau enzim, seperti bakteri alfa-amilase yang tahan panas untuk memecah pati menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
  • Hasil akhirnya berupa bubuk putih dengan rasa netral (hampir tidak berasa) dan larut dalam air.

Secara umum, maltodekstrin adalah bahan tambahan pangan (BTP), karena diproduksi secara artifisial untuk meningkatkan tekstur, rasa, dan umur simpan makanan kemasan.

Catatan penting bagi orang yang memiliki penyakit Celiac bahwa maltodekstrin bisa saja mengandung jejak gluten saat menggunakan gandum adalah sumber patinya. Namun, menurut lembaga amal Beyond Celiac, maltodextrin bebas gluten selama daftar bahannya tidak ada kata gandum.

Manfaat maltodextrin

Bagi makanan kemasan, bubuk putih dengan rasa netral ini dapat membantu:

  • Mengentalkan makanan atau cairan dengan mengikat bahan bersama-sama.
  • Meningkatkan tekstur atau rasa makanan.
  • Mengawetkan makanan dengan meningkatkan umur simpannya.
  • Sebagai pengganti gula atau lemak dalam makanan olahan rendah kalori.

Maltodekstrin adalah karbohidrat yang mudah dicerna dan cepat diserap sebagai sumber energi untuk tubuh. 

Tidak heran, jika banyak produsen menambahkan bubuk ini ke dalam berbagai makanan dan minuman olahraga. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa suplemen maltodekstrin dapat membantu menjaga daya tahan anaerobik selama latihan.

Beberapa orang dengan kondisi tertentu juga mengandalkan maltodekstrin sebagai bagian dari pengobatannya, seperti:

  • Hipoglikemia kronis, dengan meningkatkan gula darah lebih cepat.
  • Kanker kolorektal, dengan bertindak sebagai agen anti-tumor, seperti Fibersol-2.
  • Gangguan pencernaan, dengan meningkatkan fungsi usus, seperti waktu transit kolon, volume tinja, dan konsistensi tinja.

Contoh makanan yang mengandung maltodekstrin

Tanpa disadari, sebagian besar orang mengonsumsi maltodekstrin hampir setiap hari, misalnya dari makanan:

  • Beras, pasta, dan sereal yang dimasak.
  • Pengganti daging.
  • Makanan yang dipanggang.
  • Saus salad.
  • Frozen food.
  • Sup.
  • Gula dan permen.
  • Yogurt.
  • Minuman energi dan olahraga.
  • Suplemen latihan beban.

Beberapa produsen juga ada yang menambahkan maltodextrin ke dalam produk lotion, hair care, dan pakan ternak.

Amankah bagi tubuh?

Menurut Food and Drug Administration (FDA), penggunaan maltodekstrin sebagai zat aditif makanan aman untuk sebagian besar orang.

Maltodekstrin juga menjadi bagian dari total karbohidrat harian, yang mencakup 60-75% dari total energi harian. 

Sangat disarankan sebagian besar karbohidrat harian Anda berupa karbohidrat kompleks yang kaya serat, bukan makanan yang cepat menaikkan kadar gula darah.

Namun, jika Anda memiliki diabetes atau resistensi insulin, atau dokter Anda telah merekomendasikan diet rendah karbohidrat, maka Anda harus memperhitungkan maltodekstrin juga dalam total karbohidrat yang Anda makan untuk hari itu. 

Menurut penelitian, beberapa potensi efek samping yang dapat ditimbulkan oleh maltodekstrin, yaitu:

  • Menimbulkan reaksi alergi.
  • Memengaruhi keseimbangan bakteri usus.
  • Sumber pati yang digunakan bisa saja merupakan organisme hasil rekayasa genetika (GMO). Ini telah dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk masalah ginjal, penyakit Alzheimer, resistensi antibiotik, alergi, masalah reproduksi, dan kanker.

Alternatif untuk maltodextrin

Beberapa pemanis umum yang digunakan sebagai pengganti maltodekstrin, yaitu:

  • Gula putih.
  • Gula merah.
  • Agave.
  • Madu.
  • Gula kelapa.
  • Sirup maple.
  • Konsentrat jus buah.
  • Gula tetes.
  • Sirup jagung.
  • Gula alkohol, seperti sorbitol dan erythritol.
  • Stevia.

Faktanya, semua jenis gula ini adalah pemanis yang dapat menyebabkan lonjakan dan peningkatan kadar gula darah Anda, sama halnya dengan maltodekstrin. 

Oleh sebab itu, sangat disarankan bila Anda menggunakan buah utuh dan segar yang dihaluskan atau diiris untuk memberikan rasa manis pada makanan, plus bisa mendapatkan serat, vitamin, mineral, antioksidan, dan air yang melimpah. 

Bahan pengental atau penstabil makanan lainnya, seperti guar gum dan pektin, bisa menjadi alternatif dari maltodekstrin dalam memanggang dan memasak. Selain itu, tepung tapioka dan tepung garut juga dapat dijadikan sebagai pengental alternatif.

Kesimpulan

Maltodextrin adalah salah satu bahan aditif untuk meningkatkan tekstur, rasa, dan umur simpan dari makanan kemasan. Para ahli telah menganggap zat ini aman untuk sebagian besar orang. Namun tetap harus berhati-hati, terutama jika Anda memiliki diabetes, alergi, dan kondisi kesehatan lainnya. Jadi, yang terbaik adalah membatasi dan menyeimbangkannya juga dengan asupan serat dan protein yang cukup.

--- Related Article ---

 

Referensi:

  • Abellán et al. 2016. Digestion-resistant maltodextrin effects on colonic transit time and stool weight: a randomized controlled clinical study. Eur J Nutr. 55: 2389-2397.
  • Beyond Celiac (2011). Maltodextrin and Allergen Labeling Requirements.
  • Eui et al. 2015. Tumor suppression by resistant maltodextrin, Fibersol-2. Cancer Biology & Therapy. 16 (3): 460-465.
  • Healthline (2018). Is Maltodextrin Bad for Me?
  • Medical News Today (2018). What is Maltodextrin and Is It Safe?
  • MedicineNet (2020). What is Maltodextrin, and Is It Bad for You?
  • Nakhostin-Roohi B. 2013. Effect of Glutamine and Maltodextrin Acute Supplementation on Anaerobic Power. Asian J Sports Med. 4 (2): 34495.
  • Séralini et al. 2014. Conflicts of interests, confidentiality and censorship in health risk assessment: the example of an herbicide and a GMO. Environ Sci Eur. 26: 13.
  • WebMD (2021). What Is Maltodextrin?

 
Tags:
#maltodekstrin  #maltodextrin  #maltodextrin adalah  #maltodekstrin adalah 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article