Meldonium: Manfaat, Penggunaan, dan Efek Samping
sfidn.com - Meldonium adalah salah satu doping olahraga yang dijual dengan merek Mildronate. Obat ini pertama kali diproduksi oleh perusahaan farmasi di Latvia yang bernama Grindeks. Dengan penjualan obat mencapai 56 juta euro pada tahun 2013, ini adalah salah satu ekspor medis terbesar Latvia.
Meski obat ini dapat meningkatkan performa atlet, tetapi juga menjadi sumber perdebatan dalam dunia doping olahraga. Bahkan, Badan Anti-Doping Dunia atau World Anti-Doping Agency (WADA) telah menetapkan meldonium sebagai ‘obat terlarang’ dalam dunia olahraga.
Di Eropa Timur dan Asia Tengah, obat ini dilisensikan untuk sejumlah kondisi, termasuk keluhan jantung. Namun, di Amerika Serikat, meldonium tidak diizinkan oleh Food and Drug Administration (FDA).
Dalam artikel ini, kita akan melihat asal-usul meldonium, kemungkinan penggunaan medisnya, serta penelitian-penelitiannya.
Apa itu meldonium?
Mildronate dari Grindex | Sumber gambar: Men's Journal
Meldonium pertama kali diciptakan oleh Ivars Kalvins, seorang ilmuwan dan ketua dewan ilmiah di Latvian Institute of Organic Synthesis pada 1970-an, untuk meningkatkan kapasitas tubuh untuk membawa oksigen.
Sebelum itu, salah satu penggunaan awal meldonium adalah pada hewan. Pekerja pertanian menggunakan obat tersebut secara khusus untuk meningkatkan kinerja seksual dan motilitas sperma babi hutan.
Lisensinya pun kemudian diperluas untuk digunakan pada manusia. Alhasil, obat ini digunakan untuk merawat pasien dengan kondisi jantung.
Salah satu efek samping dari penyakit kardiovaskular adalah aliran darah yang terbatas, dan meldonium dapat melebarkan pembuluh darah arteri (vasodilator), sehingga meningkatkan aliran darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh.
Dengan alasan yang sama, obat ini dianggap dapat meningkatkan kinerja atletik dan daya tahan tubuh.
Kemudian, pada tahun 1980-an, meldonium pun digunakan untuk meningkatkan stamina tentara Soviet yang bertempur di dataran tinggi di Afghanistan.
Namun, sejak tahun 2015, obat ini masuk dalam daftar pantauan WADA, karena semakin banyak bukti yang menunjukkan manfaat peningkatan kinerja dan penggunaan yang luas dalam olahraga.
Hingga pada 1 Januari 2016, WADA menetapkan bahwa meldonium dilarang untuk digunakan oleh atlet.
Penggunaan medis meldonium
Cara kerja meldonium adalah menghambat biosintesis karnitin, yang dapat merusak transportasi asam lemak ke mitokondria, sehingga menurunkan intensitas oksidasi.
Oleh karena itu, obat ini digunakan untuk mengatasi berbagai masalah pada jantung, seperti angina, gagal jantung, serangan jantung, dan lain-lain.
Sebuah studi pada tahun 2005 menemukan bahwa meldonium yang dikombinasikan dengan penghambat enzim pengubah angiotensin (lisinopril), dapat meningkatkan kemampuan olahraga dan sirkulasi perifer pada individu dengan gagal jantung kronis.
Lebih lanjut, sebuah kelompok studi di Cina menguji kemanjuran meldonium dalam mengobati stroke iskemik akut. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa obat itu sama efektifnya dengan cinepazide, vasodilator yang biasa digunakan orang-orang di Cina untuk mengobati stroke.
Di beberapa negara, orang juga menggunakan meldonium untuk mengatasi masalah sirkulasi di otak. Beberapa orang melaporkan bahwa obat tersebut juga dapat meningkatkan mood dan memperbaiki gejala motorik, pusing, dan mual.
Adapun negara-negara tersebut antara lain:
- Latvia.
- Rusia.
- Ukraina.
- Georgia.
- Kazakstan.
- Azerbaijan.
- Belarusia.
- Uzbekistan.
- Moldova.
- Kirgistan.
Meldonium juga dapat membantu mengurangi gejala penarikan pada orang dengan ketergantungan alkohol.
Kemungkinan manfaat meldonium untuk kesehatan juga termasuk:
- Mengobati trauma mata.
- Mengobati sakit maag.
- Modulasi sistem kekebalan tubuh.
- Mengobati infeksi paru-paru dan saluran pernapasan bagian atas.
Mengapa meldonium digunakan untuk doping olahraga?
Karena meldonium dipercaya dapat membantu mengatur penggunaan energi, serta meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, obat ini pun digunakan sebagai doping olahraga.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Drug Testing and Analysis pada Desember 2015 merangkum beberapa hal terkait meldonium:
“Obat ini menunjukkan peningkatan kinerja daya tahan atlet, rehabilitasi setelah latihan, perlindungan terhadap stres, dan aktivasi fungsi sistem saraf pusat (SSP).”
WADA memasukkan obat ini ke daftar zat terlarang mereka pada tahun 2016, karena adanya bukti penggunaannya yang dapat meningkatkan kinerja atlet.
Mereka menggolongkan meldonium sebagai modulator metabolik dalam kelompok yang sama dengan insulin. Seperti yang diketahui, insulin juga dapat digunakan untuk meningkatkan performa atlet.
Awal kontroversi
Maria Sharapova | Sumber gambar: Essentially Sports
Sejarah kontroversi penggunaannya dimulai pada Januari 2016 (bulan yang sama saat WADA memasukkannya ke dalam zat terlarang), yaitu ketika seorang petenis papan atas dunia, Maria Sharapova, dinyatakan positif menggunakan narkoba.
Melansir dari Medical News Today, Sharapova dinyatakan positif menggunakan meldonium pada tanggal 7 Maret 2016.
Meskipun Sharapova mengaku bahwa dia telah menggunakan obat tersebut selama 10 tahun untuk mengobati masalah medis yang dimilikinya, dia tetap menerima penangguhan sementara. Sharapova pun dilarang bermain selama 15 bulan.
Sejak itu, banyak olahragawan dari Rusia, Ethiopia, Swedia, Jerman, dan Ukraina yang juga menerima larangan sementara setelah dinyatakan positif untuk meldonium.
Namun, pada tanggal 13 April 2016, WADA menyarankan agar mereka dapat membatalkan larangan atlet yang dinyatakan positif sebelum 1 Maret 2016.
Ini karena badan pengelola belum memiliki data yang dapat diandalkan terkait berapa lama waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mengeluarkan cairan meldonium, sehingga tidak jelas apakah atlet yang menghadapi tuduhan doping dengan obat tersebut menjadi ilegal.
Apa efek samping meldonium?
Menurut Debra Rose Wilson, salah seorang medical experts dari Medical News Today, masih belum jelas apakah meldonium dapat digunakan dengan aman dan legal.
Detak jantung yang cepat adalah salah satu efek pertama yang dilaporkan orang setelah menggunakan meldonium.
Beberapa orang juga melaporkan adanya mual, rasa seperti logam di mulut (metallic taste), sakit kepala, dan gemetar setelah mengambil obat ini. Reaksi alergi pun juga ada yang melaporkannya.
Tidak sampai di situ, efek samping lain seperti kecemasan, pusing, pingsan, gangguan pencernaan, dan kejang otot juga dirasakan oleh sebagian orang yang menggunakannya.
Sebuah penelitian terbaru tahun 2020 menemukan bahwa pengobatan mildronate jangka panjang dapat menginduksi dysbiosis (gangguan keseimbangan mikrobiota usus) dan penyimpangan perilaku pengguna terlepas dari efektivitasnya untuk penyakit jantung dan neurologis.
Dari hasil tersebut, para peneliti menyarankan untuk tidak menggunakan mildronate dalam jangka panjang. Meski disarankan untuk setidaknya harus disertai dengan pengobatan prebiotik juga, tetapi masalah ini masih harus dipelajari lebih lanjut.
Oleh karena itu, tampaknya yang terbaik saat ini adalah menghindari penggunaan meldonium hingga penelitian selanjutnya menyatakan zat ini dapat digunakan secara legal dan benar-benar aman untuk tubuh, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Referensi:
- Bruveris et al. 2013. Effects of meldonium on sexual performance, sperm motility, testes morphology and blood biochemical markers in boars. Anim Reprod Sci. 136 (4): 303-9.
- Dzerve et al. 2005. Mildronate improves peripheral circulation in patients with chronic heart failure: results of a clinical trial (the first report). Cardiology. 11. 56-64.
- Görgens et al. 2015. Mildronate (Meldonium) in professional sports - monitoring doping control urine samples using hydrophilic interaction liquid chromatography - high resolution/high accuracy mass spectrometry. Drug Test Anal. 7 (11-12): 973-9.
- Gureev et al. 2020. Long-term mildronate treatment increased Proteobacteria level in gut microbiome, and caused behavioral deviations and transcriptome change in liver, heart and brain of healthy mice. Toxicol Appl Pharmacol. 398: 115031.
- Huffpost (2018). What Is Meldonium And What Are The Side Effects Of Doping With It?
- Medical News Today (2019). Why Do People Use Meldonium?
- Reuters (2012). Substances and Methods Used In Doping.
- Reuters (2016). WADA Makes Meldonium U-Turn, Could Affect Sharapova Ban.
- Science Direct. Dysbiosis.
- Sjakste et al. 2006. Mildronate: An Antiischemic drug with multiple indications. Pharmacologyonline. 1.
- Zhu et al. 2013. Efficacy and safety of mildronate for acute ischemic stroke: a randomized, double-blind, active-controlled phase II multicenter trial. Clin Drug Investig. 33 (10): 755-60.