Mengenal Diet Vertikal yang Cocok untuk Program Bulking
sfidn.com – Tidak banyak diet yang fokusnya adalah membantu individu melakukan program bulking dengan nyaman seperti diet vertikal.
Apakah Anda tahu apa itu diet vertikal? Jika belum, yuk simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Mengenal Diet Vertikal yang Cocok untuk Program Bulking
Banyak atlet mengalami sakit perut, diare, dan masalah pencernaan lainnya saat mengonsumsi banyak kalori. Itu karena sistem pencernaan harus bekerja ekstra keras untuk mencerna makanan dan menyerap berbagai macam nutrisi.
Oleh karena itu, seorang binaragawan profesional bernama Stan Efferding mencoba memperkenalkan sebuah metode diet baru bernama diet vertikal.
Apa Itu Diet Vertikal?
Diet Vertikal adalah cara makan yang dirancang untuk membantu seseorang, terutama atlet atau yang rajin berolahraga untuk menambah berat badan dan meningkatkan massa otot (dengan kata lain melakukan bulking).
Premis utama dari diet vertikal, yakni menganjurkan orang-orang untuk mengonsumsi makanan padat nutrisi dan mudah dicerna sehingga tidak memperburuk sistem pencernaan atau pun penyerapan nutrisi yang tidak optimal.
Diet vertikal sering diterapkan oleh mereka yang melakukan bulking karena individu harus meningkatkan asupan kalori secara signifikan yang bisa membebani pencernaan.
Meski begitu, siapa pun boleh melakukannya selama tidak ada larangan dari dokter dan ia memiliki tujuan untuk meningkatkan massa otot, menambah berat badan, atau mengurangi beban pada saluran pencernaan.
Makanan yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi saat Diet Vertikal
1. Makanan Rendah FODMAP
FODMAP adalah singkatan dari Fermentable, Oligosaccharides, Disaccharides, Monosaccharides, dan Polyols. Ini adalah klasifikasi untuk jenis-jenis karbohidrat tertentu yang ditemukan dalam makanan dan dapat menyebabkan masalah pencernaan pada beberapa orang.
Fermentable merujuk pada kemampuan karbohidrat untuk difermentasi oleh bakteri usus besar. Proses fermentasi ini dapat menyebabkan produksi gas berlebih.
Oligosaccharides adalah karbohidrat yang terdiri dari beberapa molekul gula yang terhubung bersama. Senyawa ini dapat ditemukan dalam makanan, seperti gandum, bawang bombay, bawang putih, dan kacang-kacangan.
Disaccharides adalah karbohidrat yang terdiri dari dua molekul gula yang terhubung bersama. Contohnya yang paling umum adalah laktosa yang ditemukan dalam produk susu, seperti minuman susu, yogurt, dan keju.
Monosaccharides merupakan karbohidrat yang terdiri dari satu molekul gula. Contohnya fruktosa yang ditemukan dalam apel, pir, dan madu.
Polyols adalah jenis gula alkohol yang ditemukan secara alami dalam beberapa makanan dan juga sering ditambahkan sebagai pemanis buatan dalam produk-produk makanan. Contoh dalam buah-buahan, sayuran, permen karet, dan produk rendah gula lainnya.
Ingatlah bahwa diet vertikal menyarankan untuk mengonsumsi makanan rendah FODMAP agar proses pencernaan berjalan lancar.
2. Menghindari Makanan Antinutrien
Antinutrien adalah senyawa alami yang dapat menghambat penyerapan nutrisi dalam tubuh, seperti glukosinolat dan goitrogen, lektin, oksalat, fitat, saponin, dan tanin.
Jadi, makanan yang sebaiknya dihindari saat diet vertikal karena mengandung antinutrien, di antaranya:
- Brokoli
- Kubius
- Kembang Kol
- Sawi
- Kacang-kacangan
- Sayuran hijau
- Bit
- Beras merah
- Quinoa
- Teh
- Kopi
- Apel Anggur
- Delima
3. Hindari Junk Food dan Karbohidrat Kompleks
Makanan junk food, seperti cepat saji, olahan, bergula, dan karbohidrat kompleks cenderung tidak mendukung kinerja atlet. Mengonsumsi junk food secara berlebihan dapat menyebabkan penurunan energi yang drastis yang membuat Anda lemas.
Junk food juga sangat sulit dicerna oleh tubuh sehingga bertahan lama di perut. Tentunya, ini tidak sejalan dengan konsep diet vertikal yang mendorong individu untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna oleh tubuh.
Baca Juga:
Buah Rendah Karbohidrat yang Aman Dikonsumsi saat Diet Atkins
Makanan yang Boleh Dikonsumsi saat Diet Vertikal
Makanan yang boleh Anda konsumsi saat diet vertikal adalah makanan yang mudah dicerna, seperti:
- Daging merah
- Nasi putih
- Ayam bebas hormon
- Salmon
- Sayuran rendah gas atau FODMAP, seperti wortel, timun, paprika
- Buah rendah gas atau FODMAP, seperti jeruk, jeruk bali, stroberi, blueberry
- Mentega
- Cranberry
- Kentang
- Bayam
- Ubi Jalar
- Telur
Kelebihan dan Kekurangan Diet Vertikal
Kelebihan Diet Vertikal:
- Fokus mengonsumsi makanan padat nutrisi
- Makanan yang dikonsumsi mudah dicerna
- Membantu meningkatkan massa otot dengan cara yang menyenangkan
Kekurangan Diet Vertikal
- Makanan yang dikonsumsi cukup terbatas
- Risiko kekurangan nutrisi
- Makanan yang dikonsumsi umumnya rendah serat
- Harga bahan baku makanan cenderung lebih mahal
Itulah informasi yang perlu Anda ketahui tentang diet vertikal. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi pedoman saat Anda ingin melakukan bulking.
Referensi:
Eatingwell, (2022), What Is the Vertical Diet?
Exercise with Style, (2023), What Is The Vertical Diet: Pros, Cons, And Sample Meal Plan