Mengenal Lebih Dalam Tentang Diet OCD
sfidn.com – Terdapat begitu banyak metode diet untuk menurunkan berat badan. Meski dasarnya adalah defisit kalori, ragam metode diet yang ada memiliki teorinya masing-masing. Begitu juga dengan diet OCD atau Obsessive Corbuzier’s Diet (OCD) yang mengusung konsep intermittent fasting atau puasa. Meski kemunculannya menimbulkan kontroversi, metode diet ini menghasilkan banyak cerita sukses orang-orang dalam menurunkan berat badan. Maka dari itu, banyak dari kita ingin mengetahui lebih lanjut apa itu OCD dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Apa itu Diet OCD?
Obsessive Corbuzier’s Diet atau diet OCD merupakan metode diet yang diperkenalkan oleh mentalist sekaligus pembawa acara asal Indonesia, yaitu Deddy Corbuzier. Metode diet ini mengusung konsep intermitten fasting atau puasa dengan menggunakan sistem jendela makan. Jendela makan yang berlaku pun berbeda-beda, ada jendela makan 16:8, 18:6, 20:4, dan 24. Meski terlihat rumit, Deddy mengklaim bahwa metode dietnya mudah untuk dilakukan. Pasalnya, ia berpendapat bahwa diet yang rumit akan memberikan peluang keberhasilan yang lebih rendah. Sementara diet yang sederhana akan memberikan peluang keberhasilan yang lebih tinggi. Maka dari itu, diet OCD ini tidak mengatur asupan apa yang harus masuk ke dalam tubuh, melainkan hanya mengatur berapa lama waktu makan dan berapa lama waktu berpuasa.
Berpuasa dalam diet OCD ini diartikan dengan tidak mengonsumsi apapun, kecuali yang memiliki nilai nol kalori, seperti air putih. Permen dan teh pun diperbolehkan selama nilai kalorinya nol (0). Setelah melewati waktu puasa, barulah kita memasuki waktu makan yang memperbolehkan kita untuk mengonsumsi apapun selama batas yang wajar dan tidak melewati kebutuhan kalori harian. Waktu makan dalam diet OCD ini pun dilakukan minimal 3 atau 4 jam setelah bangun tidur.
Berikut 5 poin penting pada diet OCD.
-
Tidak ada sarapan. Poin inilah yang menjadi kontroversi, terutama di kalangan para ahli gizi. Pasalnya, banyak penelitian mengungkapkan bahwa tidak sarapan bisa memicu peningkatan berat badan, namun diet OCD ini justru mengatakan sebaliknya. Deddy pun mengatakan bahwa tidak sarapan justru lebih baik daripada tidak makan malam. Ia pun memasukkan beberapa penelitian ke dalam e-booknya yang mendukung statement tentang sarapan tersebut.
-
Puasa hingga 24 jam. Jika puasa umumnya hanya 13 jam, metode diet ini menyediakan jendela puasa hingga 24 jam serta pilihan jendela makan lainnya yaitu 16 jam, 18 jam, dan 20 jam.
-
Makan apapun. Metode diet ini mengizinkan kita mengonsumsi apapun selama dalam batas wajar.
-
Berolahraga saat puasa. Diet ini menganjurkan kita untuk tetap berolahraga meski saat berpuasa.
-
Bukan kolesterol penyebabnya. Deddy menyebutkan bahwa kita tidak perlu sepenuhnya menghindari makanan berkolesterol.
Jendela Makan dalam Diet OCD
Seperti disebutkan sebelumnya, jendela makan yang tersedia di dalam diet OCD adalah 16:8, 18:6, dan 20:4. Ini mengartikan waktu puasa yang diberikan yaitu 16 jam, 18 jam, dan 20 jam. Serta, waktu makannya adalah 8 jam, 6 jam, dan 4 jam. OCD pun menyediakan jendela makan 24 jam, dimana kita hanya diperbolehkan makan satu kali sehari dan dilakukan di jam yang sama. Waktu makan pun sebaiknya dimulai minimal 3 atau 4 jam setelah bangun tidur. Untuk lebih memahaminya, berikut penjelasan dari setiap jendela makan dalam diet OCD.
1. Jendela makan 16:8
Jendela makan ini merupakan tahap awal yang dapat dilakukan oleh pemula. Jendela makan ini menyediakan waktu makan selama 8 jam dan berpuasa selama 16 jam. Sebagai contoh, kita bangun pagi pukul 06.00, maka waktu makan terdekat yang dapat dilakukan (3 atau 4 jam setelah bangun tidur) yakni pada pukul 09.00 atau 10.00. Jika waktu makan dimulai pukul 10.00, maka kita bisa mengonsumsi apapun hingga pukul 18.00. Setelah waktu makan habis, maka tidak ada asupan apapun selain yang nilai kalorinya nol (0).
2. Jendela makan 18:6
Jendela makan berikutnya yaitu 18:6 yang berarti waktu makan 6 jam dan waktu berpuasa 18 jam. Jendela makan ini dapat dilakukan apabila tubuh telah beradaptasi di jendela makan 16:8. Maka, jika kita bangun pukul 06.00 dan makan pukul 10.00, kita mempunyai waktu makan hingga pukul 16.00. Jadi, setelah pukul 16.00, kita berhenti mengonsumsi apapun kecuali air putih, teh, atau apapun yang tidak mengandung kalori.
3. Jendela makan 20:4
Jendela makan 20:4 menyediakan waktu makan selama 4 jam dan puasa selama 20 jam. Jika waktu makan dimulai pukul 10.00, maka kita hanya boleh makan hingga pukul 14.00. Maka dari itu, jendela makan ini sebaiknya dilakukan ketika tubuh telah mampu menyesuaikan jendela makan sebelumnya.
4. Jendela makan 24
Tahap terakhir yaitu jendela makan 24 atau makan hanya satu kali dalam sehari. Jika waktu makan pukul 12.00 siang, maka waktu makan berikutnya yakni pukul 12.00 siang esok harinya. Karena cukup sulit untuk dilakukan, jendela makan 24 ini sebaiknya dilakukan dua kali dalam seminggu.
Jendela makan di atas pun dapat dilakukan se-fleksibel mungkin. Dalam artian, disesuaikan dengan kemampuan tubuh dalam beradaptasi sesuai dengan jendela makan yang dilakukan. Berikut contoh penerapan jendela makan dalam sehari-hari.
-
Minggu pertama: Jendela makan 16:8 dengan waktu makan mulai pukul 10.00 hingga pukul 18.00
-
Minggu kedua: Jendela makan 18:6 dengan waktu makan mulai pukul 12.00 hingga pukul 18.00
-
Minggu ketiga dan keempat: Jendela makan 20:4 dengan waktu makan pukul 12.00 hingga pukul 16.00 (Senin - Jumat) dan jendela makan 18:6 dengan waktu makan pukul 12.00 hingga pukul 18.00 (Sabtu - Minggu).
-
Minggu kelima dan seterusnya: Jendela makan 20:4 dengan waktu makan pukul 12.00 hingga pukul 16.00 (Senin - Sabtu) dan jendela makan 24 dengan waktu makan pukul 14.00 (Minggu).
O7W: Olahraga dalam Diet OCD
Dalam e-book yang dibagikan secara gratis, Deddy juga menuliskan tentang 07W atau OCD 7 minutes workout yakni olahraga dengan metode high intensive interval training (HIIT) yang dilakukan selama 7 menit dan tanpa alat apapun. Masing-masing gerakan dalam latihan ini dilakukan selama 30 detik dan istirahat antar gerakan selama 10 detik. Rangkaian latihan ini pun dapat diulang dua hingga tiga kali.
-
Jumping jacks : 30 detik (melatih seluruh otot)
-
Wall-sit : 30 detik (melatih otot bawah)
-
Push-up : 30 detik (melatih otot atas)
-
Abdominal crunch : 30 detik (intensitas otot tengah)
-
Step-up onto chair : 30 detik (melatih seluruh otot)
-
Squat : 30 detik (melatih otot bawah)
-
Triceps dip on chair : 30 detik (melatih otot atas)
-
Plank : 30 detik (melatih keseimbangan otot)
-
High kness running in place : 30 detik (kardio)
-
Lunge : 30 detik (melatih otot bawah)
-
Push-up and rotation : 30 detik (melatih otot atas)
-
Side plank : 30 detik (melatih seluruh tubuh)
Kesimpulan
Terdapat banyak metode diet untuk menurunkan berat badan. Setiap metodenya pun memiliki teorinya masing-masing. Tidak ada yang sepenuhnya salah atau benar, melainkan tergantung kecocokkan dan usaha dari masing-masing individu. Setiap metode diet yang ingin dilakukan pun sebaiknya dikonsultasikan dahulu dengan dokter agar tidak memberikan efek buruk terhadap tubuh. Pada diet OCD, kita diberikan kebebasan dalam mengonsumsi apapun selama itu sesuai dengan kebutuhan kalori tubuh dan waktunya dibatasi sesuai dengan jendela makan. Untuk memaksimalkan metode diet ini pun, kita perlu melakukan olahraga secara rutin, baik dengan O7W maupun olahraga lain.
Referensi
-
Corbuzier, Dedy. 2013. Obsessive Corbuzier’s Diet.
-
Semarasaya, I. Ketut. 2013. Perspektif “OCD” Di Kalangan Praktisi Kesehatan dan Olahraga. Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha.