Mengenal Peran Elektrolit di Dalam Tubuh
sfidn.com – Minuman elektrolit sepertinya termasuk salah satu minuman yang banyak dikonsumsi orang ketika berolahraga maupun pasca berolahraga. Orang-orang percaya bahwa minuman elektrolit memegang peranan penting terkait hidrasi. Tapi, apakah benar? Beberapa dari kita mungkin juga bertanya-tanya apa sebenarnya elektrolit? Peranan penting apakah yang mereka pegang di dalam tubuh? Begitu pun dengan pernyataan pentingnya menjaga keseimbangan elektrolit. Untuk menjawab itu semua, mari bahas satu per satu segala hal yang terkait dengan keberadaan elektrolit di dalam tubuh.
Apa Itu Elektrolit?
Elektrolit adalah mineral yang memegang peranan penting di dalam tubuh. Ketika bercampur dengan air, mineral ini memasok arus listrik yang membantu mengendalikan detak jantung, fungsi saraf, kontraksi otot, kadar cairan, serta pH darah. Tubuh manusia menyimpan mineral ini di salah satu tempat, entah itu di dalam sel, di luar sel, atau di dalam darah antar sel.
Di dalam tubuh manusia sendiri, elektrolit yang dibutuhkan meliputi:
-
Sodium
-
Kalium
-
Kalsium
-
Magnesium
-
Klorida
-
Fosfat
-
Bikarbonat
Fungsi Elektrolit di Dalam Tubuh
Keberadaan elektrolit sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan fungsi internal tubuh. Secara keseluruhan, mereka membantu mengendalikan fungsi sistem saraf, otot, hidrasi, dan pH tubuh.
-
Fungsi Sistem Saraf. Otak mengirimkan sinyal listrik melalui sel-sel saraf untuk berkomunikasi dengan sel-sel lain di seluruh tubuh. Sinyal yang disebut impuls saraf ini dihasilkan dari perubahan muatan pada listrik membran sel saraf. Dimana perubahan ini terjadi karena pergerakan natrium elektrolit yang melintasi membran sel. Barulah ketika terjadi, ia memicu reaksi berantai dengan memindahkan lebih banyak ion natrium dan perubahan muatan di sepanjang akson sel saraf.
-
Kontraksi Otot. Salah satu elektrolit tubuh yakni kalsium diperlukan untuk kontraksi otot. Keberadaannya ini memungkinkan serat otot untuk bergerak bersamaan, baik saat memendek atau memanjang. Begitu pun dengan magnesium yang dibutuhkan untuk memuluskan serat otot ketika berkontraksi dan membuatnya rileks setelah kontraksi.
-
Hidrasi. Menurut jurnal yang diterbitkan di dalam Clinical Medicine, air harus disimpan dalam jumlah yang tepat, baik di dalam maupun di luar sel tubuh. Elektrolit, terutama natrium, membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh melalui proses osmosis. Osmosis sendiri adalah proses pergerakan air melalui dinding membran sel dari larutan encer (lebih banyak air dan lebih sedikit elektrolit) menuju larutan yang lebih pekat (lebih sedikit air dan lebih banyak elektrolit) guna mencegah sel rusak ketika terjadi dehidrasi.
-
Tingkat pH Internal. Keseimbangan elektrolit sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan pH darah. Seperti diketahui, pH darah haruslah berkisar di angka 7,35 – 7,45 untuk dapat berfungsi dengan baik.
Pentingnya Menjaga Keseimbangan Elektrolit di Dalam Tubuh
Sejatinya, kebutuhan elektrolit setiap orang berbeda-beda, tergantung pada seberapa cepat mereka kehilangan elektrolit itu sendiri. Beberapa faktor seperti aktivitas fisik, buang air kecil, dehidrasi, hingga pengonsumsian alkohol dapat mengurangi kadar cairan termasuk elektrolit. Ketika berkeringat akibat aktivitas fisik, kita kehilangan air dan elektrolit, terutama natrium dan klorida. Terlebih, jika aktivitas dilakukan dalam rentang waktu yang lama, intensitas yang tinggi, dan cuaca yang panas.
Begitu pun beberapa keadaan yang bisa membuat kadar elektrolit dalam darah menjadi terlalu tinggi atau rendah. Salah satu keadaan ini berupa dehidrasi yang disebabkan oleh cuaca panas, demam, muntah, atau diare. Begitu pun beberapa penyakit, termasuk penyakit ginjal, gangguan makan, dan cedera luka bakar parah yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
Pada dasarnya, ketidakseimbangan elektrolit yang bersifat ringan tidak akan menimbulkan gejala yang signifikan. Sementara, ketika ketidakseimbangan itu menjadi lebih parah, kemungkinan besar dapat menyebabkan gejala seperti:
-
Kelelahan
-
Detak jantung tidak teratur
-
Mati rasa dan kesemutan
-
Kebingungan
-
Kelemahan dan kram otot
-
Sakit kepala
-
Kejang
Untuk itu, kita perlu menjaga keseimbangan elektrolit melalui gaya hidup dan pola makan yang sehat. Berikut ini beberapa sumber makanan yang mengandung sejumlah mineral elektrolit tubuh.
-
Sodium: acar, keju, garam dapur
-
Kalium: buah-buahan dan sayuran, seperti pisang dan alpukat
-
Kalsium: produk susu dan sayuran hijau gelap
-
Magnesium: biji-bijian dan kacang-kacangan
-
Klorida: garam meja
Kesimpulan
Benar adanya bahwa elektrolit memegang peranan penting terkait cairan tubuh. Elektrolit bahkan membantu mengendalikan denyut jantung, sistem saraf, kontraksi otot, dan pH darah ketika bercampur dengan air. Keberadaan elekterolit penting untuk dijaga keseimbangannya untuk fungsi tubuh yang normal. Sebab, ketidakseimbangan elektrolit bisa menyebabkan gangguan seperti kelelahan, sakit kepala, kelemahan otot, hingga ketidakteraturan detak jantung. Untuk menjaga keseimbangan ini, kita perlu melakukan gaya hidup dan pola makan yang sehat.
Referensi
-
https://www.livestrong.com/article/13721080-what-are-electrolytes/
-
https://www.medicalnewstoday.com/articles/153188.php
-
https://www.healthline.com/nutrition/electrolytes
-
https://www.uofmhealth.org/health-library/tr6146
-
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK21668/
-
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK21739/
-
Racinais, S., Alonso, J. M., et al. (2015). Consensus recommendations on training and competing in the heat. British Journal of Sports Medicine, 49, 1164-1173
-
Fong, J., Khan, A. (2012). Hypocalcemia: updates in diagnosis and management for primary care. Can Fam Physician, 58(2), 158-62
-
Kardalas, E., Paschou, S. A., et al. (2018). Hypokalemia: a clinical update. Endocr Connect, 7(4), R135-R146. doi: 10.1530/EC-18-0109
-
Sweeney, H. L., Hammers, D. W. (2018). Muscle Contraction. Cold Spring Harb Perspect Biol, 10(2). Pii, a023200. doi: 10.1101/cshperspect.a023200
-
Allison, S. (2004). Fluid, electrolytes and nutrition. Clin Med (Lond), 4(6), 573-8
-
Hamm, L. L., Nakhoul, N., Hering-Smith, K. S. (2015). Acid-Base Homeostasis. Clin J Am Soc Nephrol, 10(12), 2232-2242. doi: 10.2215/CJN.07400715
-
Weiss-Guillet, E. M., Takala, J., Jakob, S. M. (2003). Diagnosis and management of electrolyte emergencies. Best Pract Res Clin Endocrinol Metab, 17(4), 623-51
-
Piccolo, G. B., Capobianco, M., et al. (2010). Acute renal failure, severe sodium and potassium imbalance and sudden tetraplegia. NDT Plus, 3(3), 247–252. doi: 1093/ndtplus/sfq017
-
Dhondup, T., Qian, Q. (2017). Electrolyte and Acid-Base Disorders in Chronic Kidney Disease and End-Stage Kidney Failure. Blood Purif, 43(1-3), 179-188. doi: 10.1159/000452725
-
Riggs, J. E. (2002). Neurologic manifestations of electrolyte disturbances. Neurol Clin, 20(1), 227-39, vii
-
Olivero, J. J. Sr. (2016). Cardiac Consequences Of Electrolyte Imbalance. Methodist Debakey Cardiovasc J, 12(2), 125-126. doi: 10.14797/mdcj-12-2-125