Mengenal Tendinitis, Kondisi Peradangan pada Tendon
sfidn.com – Tendon adalah sekumpulan jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang. Ketika ligamen memanjang dari satu tulang ke tulang lain dan membantu menstabilkan sendi, tendon memanjang dari otot ke tulang dan membantu melakukan pergerakan. Ketika tendon terganggu, bukan tidak mungkin pergerakan ikut terganggu. Seperti halnya ketika terjadi tendinitis atau peradangan tendon yang menyebabkan rasa sakit bahkan bengkak begitu otot digerakkan. Berbicara mengenai hal tersebut, apa yang sebenarnya dimaksud dengan tendinitis? Faktor-faktor apa yang bisa menjadi penyebabnya? Serta, bagaimana penyembuhannya? Untuk itu, mari mengenal lebih dalam segala hal yang berkaitan dengan tendinitis.
Apa Itu Tendinitis?
Tendinitis atau tendonitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peradangan atau iritasi pada tendon. Kondisi ini biasanya terjadi akibat gerakan berulang atau berkepanjangan. Meski di beberapa kasus, postur kurang sempurna dan tekanan berlebih dapat meningkatkan resikonya.
Tendinitis bisa terjadi pada tendon di bagian tubuh manapun, meski paling sering terjadi di bagian bahu, siku, lutut, pergelangan tangan dan kaki, serta tumit. Ketika peradangan berlangsung lama, tendon menjadi lebih tebal, bergelombang, dan tidak beraturan, yang pada akhirnya dapat mengarah ke pelemahan secara permanen.
Tendinitis juga seringkali disamakan dengan tendinosis. Keduanya memang menunjukkan gejala yang serupa. Namun sebenarnya, tendinosis merupakan kondisi kronis pada tendon yang terjadi dalam jangka waktu panjang dan bersifat degeneratif.
Penyebab Tendinitis
Gerakan berulang merupakan penyebab umum terjadinya tendinitis. Begitu pun dengan cedera mendadak yang bisa menjadi penyebab utamanya. Faktor seperti usia dan profesi pun dapat meningkatkan resikonya. Untuk itu, mari ketahui lebih lanjut faktor lain yang bisa menyebabkan tendinitis.
-
Usia. Tendinitis dapat dialami oleh orang di usia manapun. Meski sebenarnya, orang lanjut usia lebih beresiko sebab sebab elastisitas dan kekuatan tendon yang cenderung menurun.
-
Profesi. Seseorang yang pekerjaannya banyak melibatkan getaran, gerakan berulang, posisi canggung, serta pengerahan kekuatan memiliki resiko lebih tinggi terkena tendinitis.
-
Olahraga. Atlet dan individu yang rutin berolahraga juga memilki resiko lebih tinggi terkena tendinitis. Terutama pada mereka yang berkecimpung di olahraga seperti lari, tenis, bulutangkis, renang, basket, bowling, hingga baseball.
-
Gangguan kesehatan. Individu dengan diabetes dan rheumatoid arthritis juga memiliki kemungkinan lebih besar terkena tendinitis.
Jenis Tendinitis
Tendinitis terbagi menjadi beberapa jenis atau kondisi berdasarkan letak tendon yang terdampak. Jenis tendinitis tersebut meliputi lateral epicondylitis, medial epicondylitis, achilles tendinitis, rotator cuff tendinitis, de quervain tendinitis, dan knee tendinitis.
-
Lateral Epicondylitis. Lateral epicondylitis merupakan tendinitis yang mengenai tendon di siku bagian luar. Tendinitis ini sering disebut sebagai tennis elbow, dimana sering dialami oleh atlet tenis dan bulutangkis yang pergerakannya banyak melibatkan putaran pada pergelangan tangan
-
Medial Epicondylitis. Berbanding terbalik dengan lateral epicondylitis, medial epicondylitis mengenai tendon di siku bagian dalam. Tendinitis ini sering disebut sebagai golfer’s elbow karena banyak melibatkan pergerakan siku seperti yang dilakukan oleh pemain golf dan bisbol. Rasa sakit yang ditimbulkan pada tendinitis ini juga lebih parah ketika digunakan untuk mengangkat sesuatu yang berat. Bahkan, rasa sakitnya sesekali menjalar ke pergelangan tangan.
-
Achilles Tendinitis. Achilles tendinitis tergolong cedera umum yang menyerang tendon achilles di antara tumit dan otot betis. Tendinitis ini biasanya terjadi akibat aktivitas lari dan lompat yang berulang. Meski di beberapa kasus, sepatu yang tidak mampu mendukung kaki secara sempurna bisa jadi faktor lainnya.
-
Rotator Cuff Tendinitis. Rotator cuff tendinitis biasanya dimulai dengan peradangan di tendon supraspinatus yang terletak di sekitar sendi bahu dan secara bertahap mengenai tendon lain. Tendinitis yang banyak terjadi pada perenang ini menimbulkan rasa sakit ketika lengan digerakkan, terutama ke arah atas.
-
De Quervain Tendinitis. Tendinitis yang terjadi pada pergelangan tangan, tepatnya di pangkal ibu jari, ini umumnya terjadi karena gerakan menggenggam atau mencubit. Tendinitis ini juga kadang mengenai wanita hamil tanpa diketahui sebabnya.
-
Knee Tendinitis. Knee tendinitis merupakan peradangan yang mengenai tendon patellar di bawah lutut atau tendon quadriceps di atas lutut. Tendinitis ini lebih sering sering terjadi pada atlet basket dan pelari jarak jauh.
Gejala Tendinitis
Gejala tendinitis biasanya berlangsung selama beberapa hari. Namun di beberapa kasus, tendinitis dapat berlangsung hingga berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Meski gejala umum yang ditunjukkan berupa rasa sakit di bagian tendon terdampak, tidak menutup kemungkinan tendinitis menunjukkan gejala lain seperti di bawah ini.
-
Rasa sakit yang memburuk ketika digerakkan
-
Bengkak, panas, dan kemerahan
-
Benjolan yang berkembang di sekitar tendon
-
Sensasi seperti tendon berderak
Diagnosis Tendinitis
Tendinitis biasanya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik. Riwayat cedera, aktivitas fisik, obat-obatan, dan diagnosis medis terdahulu juga menjadi faktor yang ditelisik. Pada kasus tertentu pun dokter dapat menggunakan prosedur seperti rontgen, USG, dan MRI guna melihat kemungkinan robekan, penebalan, dan dislokasi sendi.
Pengobatan Tendinitis
Perawatan tendinitis bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan. Pada kasus tendinitis ringan, istirahat, kompres, dan penggunaan perban bisa dilakukan. Namun, pada kasus tendinitis yang lebih parah, dokter akan memberikan obat pereda rasa sakit, seperti aspirin dan ibuprofen. Dokter juga terkadang menyuntikkan kortikosteroid di sekitar tendon untuk meredakan peradangan. Namun perawatan kortikosteroid ini tidak dianjurkan untuk tendinitis yang sudah berlangsung lebih dari 3 bulan karena beresiko melemahkan tendon dan membuat tendon putus.
Pengobatan dengan menyuntikkan plasma darah kaya trombosit (PRP) juga bisa menjadi pilihan. Dokter akan mengambil sampel darah pasien, lalu memisahkan trombosit dan plasma darah dari komponen darah lainnya, untuk kemudian disuntikkan kembali ke area tendon. Meski begitu, pilihan terapi ini masih perlu diteliti lebih lanjut guna mendapatkan hasil optimal.
Pasien juga disarankan melakukan fisioterapi yang bertujuan memperkuat tendon yang terdampak. Jika fisioterapi tidak membantu, maka dokter akan menyarankan beberapa prosedur lain, seperti dry needling, ultrasound, dan bedah. Dry needling dilakukan dengan membuat lubang kecil di tendon menggunakan jarum halus untuk merangsang faktor-faktor yang dapat memperbaiki tendon. Ultrasound dilakukan melalui sayatan kecil untuk memasukkan alat gelombang suara ultrasonik guna membuang jaringan parut. Kemudian, bedah dilakukan pada kondisi tendinitis parah, seperti terlepasnya tendon dari tulang.
Pencegahan Tendinitis
Sama seperti penyakit lain yang bukan murni karena genetik, tendinitis dihindari melalui beberapa tindakan pencegahan, seperti
-
Menghindari aktivitas yang memberi tekanan berlebih pada tendon, terutama jika dilakukan secara terus-menerus
-
Mengganti jenis olahraga jika dirasa sering menimbulkan nyeri
-
Melakukan pemanasan dan peregangan baik sebelum atau sesudah latihan
-
Melakukan olahraga dengan teknik yang tepat
-
Memperbaiki postur tubuh saat beraktivitas
Kesimpulan
Tendinitis merupakan peradangan yang terjadi di area tendon. Tendinitis biasanya terjadi akibat cedera mendadak dan aktivitas berulang serta berkelanjutan. Beberapa faktor seperti usia, profesi, jenis olahraga, dan kondisi kesehatan juga bisa meningkatkan resikonya. Jika melihat dari jenis-jenisnya, tendinitis dapat menyerang area tendon manapun, meski lebih sering mengenai bahu, siku, lutut, pergelangan tangan dan kaki, serta tumit. Gejala tendinitis umumnya berupa rasa sakit di bagian tendon terdampak. Namun tidak menutup kemungkinan, rasa sakit itu meningkat hingga menimbulkan sensasi tendon berderak. Diagnosis tendinitis dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan prosedur yang lebih kompleks seperti rontgen, USG, dan MRI. Begitu pun dengan perawatan tendinitis yang disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Kita pun bisa melakukan beberapa tindakan pencegahan guna menghindari dan menurunkan resiko tendinitis.
Referensi
-
https://www.medicalnewstoday.com/articles/175596.php
-
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tendinitis/diagnosis-treatment/drc-20378248
-
https://health.clevelandclinic.org/tendinitis-tendinosis-difference-important-treatments-help/
-
https://www.ccohs.ca/oshanswers/diseases/tendon_disorders.html
-
https://www.health.harvard.edu/pain/what_to_do_about_rotator_cuff_tendinitis
-
https://www.webmd.com/fitness-exercise/arthritis-tendinitis#1
-
https://www.webmd.com/fitness-exercise/understanding-tendinitis-treatment
-
https://www.healthline.com/health/tendinitis
-
https://www.healthline.com/health/ligament-vs-tendon