sfidn - Minyak Biji Rami: Manfaat, Efek Samping, dan Cara Menggunakannya

Minyak Biji Rami: Manfaat, Efek Samping, dan Cara Menggunakannya

sfidn.com - Minyak biji rami sebenarnya telah digunakan oleh manusia sejak ribuan tahun lalu, karena manfaat kesehatan yang ditawarkannya. Hingga saat ini, sudah banyak produsen yang mengekstrak biji rami dan menjual minyaknya secara komersial. 
 
Melalui artikel ini, Anda akan mengetahui berbagai manfaat minyak biji rami untuk kesehatan, cara menggunakan, serta potensi efek samping yang dapat ditimbulkannya.

Apa itu minyak biji rami?

Minyak biji rami berasal dari biji rami (Linum usitatissimum) matang yang telah dipres dingin oleh produsen untuk mengekstrak minyaknya. Nama lain untuk minyak biji rami adalah flax oil atau linseed oil.

Secara komersial, minyak biji rami tersedia dalam bentuk kapsul dan liquid. 

Kandungan utamanya adalah sejenis asam lemak omega-3, yang disebut sebagai asam alfa-linolenat (ALA). Di dalam tubuh, ALA ini akan diubah menjadi sejumlah kecil asam lemak lainnya, termasuk docosahexaenoic acid (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA).

Asam lemak omega-3 tersebut sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental seseorang.

Melansir dari Medical News Today, minyak biji rami tidak mengandung zat gizi yang sama dengan biji utuhnya, sehingga tidak memiliki serat, magnesium, dan vitamin B. Selain itu, biji rami juga mengandung fitoestrogen, yaitu senyawa yang mirip dengan hormon estrogen, dan diduga memiliki sifat anti-kanker. 

Namun, minyak biji rami tidak memiliki fitoestrogen ini.

Manfaat minyak biji rami untuk kesehatan

Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat minyak biji rami yang menjanjikan untuk kesehatan Anda, yaitu:

1. Menurunkan kolesterol

Seperti halnya biji rami, minyak biji rami juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Ini karena kandungan ALA yang diduga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol-LDL (jahat).

Menurut penelitian yang melibatkan 15 orang dewasa, kelompok yang mengonsumsi minyak jagung tidak mengalami perubahan kadar kolesterol. Namun, kelompok yang mengonsumsi minyak biji rami mengalami penurunan kadar kolesterol-LDL secara signifikan.

Pada akhirnya, ini dapat menjaga tekanan darah normal dan melindungi kesehatan jantung Anda dengan baik.

2. Melawan kanker

Manfaat minyak biji rami selanjutnya dapat membantu melawan jenis kanker tertentu.

Satu studi yang dilakukan pada tikus dengan tumor paru-paru menemukan bahwa kelompok yang mengonsumsi diet biji rami memiliki tumor yang lebih sedikit 10 persen dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Sementara itu, dalam satu tinjauan literatur menunjukkan bahwa asam lemak dalam minyak biji rami dapat menekan pertumbuhan dan perkembangan tumor payudara, serta meningkatkan kematian sel-sel kanker.

3. Mengobati dermatitis atopik

Tidak hanya untuk bagian dalam tubuh, bagian luar tubuh (kulit dan rambut) pun dapat merasakan efek baik dari minyak biji rami, terutama dalam membantu mengurangi gejala dermatitis atopik. 

Ini adalah sejenis eksim, yang dapat menyebabkan kulit merah dan gatal-gatal dalam jangka panjang.
 
Satu studi melihat efek konsumsi minyak biji rami pada tikus dengan dermatitis. Setelah 3 minggu, mencit mengalami penurunan gejala dermatitis, seperti kemerahan, bengkak, dan gatal-gatal.

Bonusnya lagi, kandungan ALA-nya juga merupakan antioksidan kuat, sehingga sering dipromosikan memiliki sifat "anti-aging". Penelitian juga menunjukkan bahwa minyak biji rami dapat membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan regenerasi sel kulit.

4. Mengurangi risiko diabetes

Jika Anda memiliki riwayat keluarga atau berisiko mengalami diabetes, maka minyak biji rami bisa menjadi salah satu solusi efektif untuk membantu menurunkan risikonya. 

Sebuah tinjauan sistematis tahun 2015 menganalisis sebuah studi yang bertujuan untuk menentukan efek minyak biji rami pada penderita diabetes.

Hasilnya sungguh mengejutkan! Setelah 12 minggu, kelompok yang mengonsumsi 13 gram biji rami mengalami penurunan kadar gula darah. Sementara kelompok yang mengonsumsi biji rami dosis tinggi tidak mengalami perubahan apa pun.

Namun, para peneliti tidak yakin mengapa kelompok dosis tinggi tidak mengalami perubahan. 

Dari hasil penelitian inilah minyak biji rami diduga memiliki efek positif pada orang dengan pradiabetes. Namun, tetap diperlukan penelitian yang lebih besar dan komprehensif untuk membuat kesimpulan yang kuat.

5. Meningkatkan kesehatan usus

Minyak biji rami juga dapat meningkatkan kesehatan usus Anda, karena dianggap memiliki sifat pencahar. Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 50 pasien hemodialisis, suplementasi minyak biji rami setiap hari dapat membantu meringankan sembelit

Dalam studi kecil lainnya pada tahun 2012 pada orang-orang dengan sindrom iritasi usus besar (IBS), menemukan bahwa biji rami sangat membantu dalam mengurangi gejala IBS, termasuk diare dan sembelit.

6. Mengurangi gejala menopause

Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa minyak biji rami juga dapat membantu gejala menopause. 

Sebuah studi tahun 2015 terhadap 140 wanita menopause yang menggunakan suplemen minyak biji rami menunjukkan penurunan hot flashes dan peningkatan kualitas hidup.

Potensi efek samping

Menurut National Center for Complementary and Integrative Health, minyak biji rami aman dikonsumsi dalam jumlah terbatas.

Tidak ada pedoman standar terkait dosis minyak biji rami, sehingga konsumsilah sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh produsennya.

Jika dikonsumsi dalam dosis tinggi, dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, seperti diare, mencret, perut bergas dan kembung, serta reaksi alergi. 

Sementara itu, ada beberapa kondisi di mana orang tidak boleh menggunakan minyak biji rami, yaitu:

  • Wanita hamil.
  • Anak-anak.
  • Ibu menyusui.
  • Orang dengan gangguan pendarahan.
  • Pembedahan (setidaknya dua minggu sebelum operasi dan selama periode pemulihan awal untuk mencegah pendarahan).
  • Orang yang mengonsumsi obat pembekuan darah, seperti aspirin, diklofenak, atau warfarin.

Perlu dicatat bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) tidak mengatur minyak biji rami sebagai suplemen makanan. 

Oleh karena itu, jika Anda ingin mengonsumsinya untuk kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dengan dokter Anda terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada kemungkinan interaksi dengan obat atau perawatan yang sedang Anda jalani saat ini.

Cara menggunakan minyak biji rami

Minyak biji rami sensitif terhadap cahaya dan panas, sehingga penting untuk membelinya dalam botol kaca yang gelap. Ini akan melindunginya dari paparan cahaya dan menyimpannya di tempat yang sejuk.

Rasa dari minyak biji rami juga ringan, sehingga Anda bisa meminumnya langsung sesendok atau menambahkannya ke dalam makanan, seperti salad, jus, shake, atau smoothie.

Minyak ini juga dapat dikonsumsi dalam bentuk kapsul sebagai suplemen.

Penggunaannya tidak dianjurkan untuk memasak, seperti menumis dan memanggang, karena saat terkena panas dapat menghasilkan bahan kimia berbahaya

Untuk kesehatan kulit dan rambut, oleskan secara topikal atau tambahkan ke krim kulit favorit Anda.

Kesimpulan

Minyak biji rami diekstrak dari biji rami matang, tetapi tidak memiliki kandungan gizi yang sama. Meski begitu, ini tetap merupakan sumber ALA yang baik untuk tubuh. Efek sampingnya pun jarang terjadi, dan biasanya bersifat ringan. Yang terpenting, konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menggunakannya, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.  

Suplemen minyak biji rami dapat tersedia di toko-toko kesehatan terdekat maupun secara online.

--- Related Article ---

 

Referensi:

  • Calado et al. 2018. The effect of flaxseed in breast cancer: a literature review. Front Nutr. 5:4. Cetisli et al. 2015. The effects of flaxseed on menopausal symptoms and quality of life. Holistic Nursing Practice. 29 (3): 151-157.
  • Chikara et al. 2018. Flaxseed consumption inhibits chemically induced lung tumorigenesis and modulates expression of phase ii enzymes and inflammatory cytokines in a/j mice. Cancer Prevention Research. 11 (1). 27-38.
  • Cockerell et al. 2012. Effects of linseeds on the symptoms of irritable bowel syndrome: a pilot randomised controlled trial. Journal of Human Nutrition and Dietetics. 25 (5): 435-443.
  • Kajla et al. 2015. Flaxseed—a potential functional food source. J Food Sci Technol. 52: 1857–1871.
  • Kawakami et al. 2015. Flaxseed oil intake reduces serum small dense low-density lipoprotein concentrations in Japanese men: a randomized, double blind, crossover study. Nutr J. 14: 39.
  • Kshitij et al. 2015. Flaxseed oil and diabetes: a systemic review. Journal of Medical Sciences. 15: 135-138.
  • Monika et al. 2015. Flax fiber hydrophobic extract inhibits human skin cells inflammation and causes remodeling of extracellular matrix and wound closure activation. BioMed Research International. Article ID 862391, 15 pages.
  • NCCIH (2020). Flaxseed and Flaxseed Oil.
  • Ramos et al. 2015. The short-term effects of olive oil and flaxseed oil for the treatment of constipation in hemodialysis patients. Journal of Renal Nutrition. 25 (1): 50-56.
  • Yang et al. 2017. Therapeutic effects of fermented flax seed oil on nc/nga mice with atopic dermatitis-like skin lesions. Evid Based Complement Alternat Med. 2017: 5469125. 

 
Tags:
#sfidn  #flaxseed oil  #minyak biji rami  #biji rami  #flax oil  #linseed oil 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article