Minyak Samin vs Mentega, Ini Perbedaan dan Manfaatnya
sfidn.com - Jika Anda pernah melihat sejenis mentega tetapi lebih lembut, maka ini adalah minyak samin atau ghee. Masyarakat sering menggunakannya untuk hidangan daging, nasi goreng kambing, nasi kebuli, roti, dan kue.
Sebenarnya, apa minyak samin ini? Apakah sama saja dengan mentega? Apa pula khasiatnya bagi tubuh? Yuk, langsung cek di sini jawabannya!
Apa itu minyak samin?
Minyak samin adalah jenis mentega yang kandungan protein susunya lebih sedikit dibandingkan dengan mentega biasa. Disebut juga dengan ghee, bahan ini sering dijadikan sebagai pengganti mentega biasa.
Bahkan, kebanyakan orang menganggap minyak ini bisa menjadi alternatif yang lebih sehat untuk memasak makanan.
Minyak ini sendiri merupakan mentega tradisional yang banyak digunakan sebagai minyak goreng, bahan masakan, dan pengobatan Ayurveda, misalnya untuk pijat, mengobati luka bakar dan ruam.
Dalam masakan Asia, terutama di India, sering digunakan untuk menambah aroma khas pada daging, kue, dan roti.
Cara membuat minyak samin
Sama seperti mentega, minyak samin juga terbuat dari susu sapi.
Ghee dibuat dengan cara melelehkan mentega biasa, kemudian mentega akan terpisah menjadi lemak cair dan padatan susu. Setelah ini dipisahkan, padatan susu dihilangkan. Inilah yang membuat ghee mengandung lebih sedikit laktosa daripada mentega.
Proses pemanasannya juga lebih lama dari jenis mentega lainnya, sehingga memberikan rasa yang lebih kuat dan pedas, serta warna yang lebih gelap. Hal ini tidak terlepas dari titik bakar ghee yang lebih tinggi dari mentega biasa. Jadi, sangat ideal untuk menggoreng atau menumis makanan.
Jika Anda ingin membuatnya sendiri di rumah, maka caranya:
- Lelehkan mentega tawar biasa secara perlahan.
- Buang padatan yang terkumpul di permukaannya.
- Kemudian, lanjutkan memasak mentega hingga semua padatan susunya tenggelam ke dasar permukaan wajan dan cairannya jernih.
- Lanjutkan memasak selama beberapa menit lagi sampai padatan susu di bagian dasar permukaan wajan berubah warna menjadi cokelat atau emas tua.
- Terakhir, saring cairan jernihnya ke dalam wadah atau botol. Biarkan dingin dan mengeras.
Minyak samin buatan sendiri ini dapat disimpan selama 3-4 bulan pada suhu kamar atau hingga 1 tahun pada suhu dingin.
Minyak samin vs mentega
Minyak samin dan mentega sama-sama berasal dari susu sapi, sehingga profil nutrisi dan kandungan lemaknya sangat mirip. Bahkan, hampir 100% kalorinya berasal dari lemak.
Ghee mengandung lemak jenuh yang lebih tinggi dari mentega. Di sisi lain, minyak ini juga mengandung sedikit lebih tinggi asam linoleat terkonjugasi, yaitu lemak tak jenuh ganda yang dapat membantu meningkatkan kehilangan lemak.
Secara keseluruhan, perbedaan di antara keduanya kecil. Memilih salah satu dari yang lain kemungkinan besar tidak akan memengaruhi kesehatan Anda secara signifikan.
Namun, ghee benar-benar bebas dari laktosa dan protein susu, sehingga cocok untuk Anda yang alergi atau tidak dapat mentoleransi produk susu dengan baik.
Manfaat dan risiko minyak samin untuk kesehatan
Sudah banyak penelitian yang membuktikan manfaat dan risikonya untuk kesehatan, termasuk:
1. Bebas laktosa dan protein susu
Ini karena ghee telah dihilangkan padatan susunya, sehingga kandungan protein dan gulanya, seperti kasein dan laktosa, jauh lebih rendah daripada mentega biasa.
Jika Anda adalah orang yang sensitif atau tidak toleran terhadap laktosa dan kasein, maka menggunakan ghee sebagai pengganti mentega biasa adalah pilihan yang lebih baik.
2. Mengandung asam butirat
Minyak samin juga mengandung asam butirat yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan dan diduga memiliki efek anti-inflamasi. Namun, perlu diketahui bahwa butirat sendiri sudah diproduksi oleh bakteri melalui fermentasi serat di usus besar.
Jadi, sebenarnya Anda tidak perlu mengonsumsi lemak jenuh hanya untuk mendapatkannya.
3. Lebih sedikit menghasilkan akrilamida
Proses pemanasan minyak samin tampaknya menghasilkan senyawa beracun seperti akrilamida yang jauh lebih sedikit daripada pemanasan minyak sayur dan biji-bijian.
Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa minyak kedelai menghasilkan akrilamida lebih dari 10 kali daripada ghee yang masing-masing dipanaskan hingga 320 °F (160 °C).
4. Kaya akan asam linoleat terkonjugasi
Seperti yang telah disebutkan, ghee mengandung asam linoleat terkonjugasi yang lebih tinggi dari mentega. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam linoleat terkonjugasi bermanfaat untuk kondisi seperti kanker, kolesterol tinggi, dan obesitas.
5. Meningkatkan asupan vitamin A
Selain asam lemak omega-3 dan asam linoleat terkonjugasi, minyak samin juga dikemas dengan tinggi vitamin A. Vitamin larut lemak ini dapat membantu menjaga kesehatan mata, kulit, kekebalan tubuh, dan masih banyak lagi.
Karena ghee tinggi lemak jenuh, sehingga menimbulkan kekhawatiran dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner (CAD).
Melansir dari Healthline, orang yang kadar kolesterol-LDL (buruk) cenderung meningkat sebagai respons terhadap asupan lemak jenuh yang tinggi sebaiknya membatasi asupan ghee atau mentega hingga 1-2 sendok makan per hari.
Kekhawatiran lainnya adalah selama produksi ghee pada suhu tinggi, kadar kolesterolnya dapat teroksidasi. Kolesterol yang teroksidasi ini berkaitan dengan peningkatan risiko beberapa penyakit, termasuk penyakit jantung.
Manfaat dan risiko mentega untuk kesehatan
Melansir dari USDA, mentega asli tidak mengandung lemak trans. Namun, bahan makanan ini memang tinggi lemak jenuh, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah dan berisiko tinggi terhadap penyakit jantung – jika dimakan dalam jumlah banyak.
American Heart Association merekomendasikan agar seseorang tidak memperoleh lebih dari 5-6% lemak jenuh dari total kalori hariannya, atau sekitar 13 gram per hari.
Di sisi lain, lemak juga sangat penting untuk diet yang sehat. Oleh sebab itu, Anda harus membatasi asupan lemak jenuh dan meningkatkan asupan lemak sehat, seperti lemak tak jenuh tunggal dan ganda. Ini bisa Anda peroleh dari ikan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan zaitun.
Kesimpulan
Minyak samin adalah bahan makanan tradisional alami yang dapat digunakan untuk masakan hingga pengobatan. Keunggulannya dibandingkan mentega tentu saja ramah untuk Anda yang memiliki alergi susu atau intoleransi laktosa.
Namun sekali lagi, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ini lebih sehat daripada mentega secara keseluruhan. Anda dapat menikmati keduanya dengan aman selama dikonsumsi dalam jumlah sedang sebagai bagian dari diet yang sehat.
Referensi:
- Canani et al. 2011. Potential beneficial effects of butyrate in intestinal and extraintestinal diseases. World J Gastroenterol. 17 (12): 1519-1528.
- Chea et al. Vitamin A. [Updated 2021 Jul 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan.
- Daniali et al. 2016. Acrylamide formation in vegetable oils and animal fats during heat treatment. Food Chem. 212: 244-9.
- den Hartigh LJ. 2019. Conjugated linoleic acid effects on cancer, obesity, and atherosclerosis: a review of pre-clinical and human trials with current perspectives. Nutrients. 11 (2): 370. Healthline (2021). Ghee: Healthier Than Butter?
- Jacobson MS. 1987. Cholesterol oxides in Indian ghee: possible cause of unexplained high risk of atherosclerosis in Indian immigrant populations. Lancet. 2 (8560): 656-8.
- Lehnen et al. 2015. A review on effects of conjugated linoleic fatty acid (CLA) upon body composition and energetic metabolism. J Int Soc Sports Nutr. 12: 36.
- Medical News Today (2018). Is Ghee More Healthful Than Butter?
- USDA (2020). Ghee, Clarified Butter.
- USDA (2020). Butter, NFS.
- WebMD (2020). Ghee: Is It Good for You?
- Zhang et al. 2019. Circulating oxidized low-density lipoprotein is a strong risk factor for the early stage of coronary heart disease. IUBMB Life. 71 (2): 277-282.