Pengaruh Intermittent Fasting
Apa Pengaruh Intermittent Fasting? Intermittent Fasting itu bukanlah konsep yang baru melainkan sudah berabad – abad konsep ini telah ada, entah itu dengan alasan agama ataupun memang kebiasaan dan berbagai macam alasan lainnya, beberapa tahun yang lalu di Indonesia telah muncul dengan konsep OCD (Obsessive Corbuzier Diet) akan tetapi untuk dietnya itu sendiri dia menggunakan konsep intermittent fasting.
Banyak dari pemakai konsep diet ini yang berhasil dalam mencapai goalsnya akan tetapi ada juga yang gagal atau bahkan terkena penyakit seperti diabetes dsb. Menurut opini saya bukan karena diet itu yang salah atau gimana akan tetapi dari penggunanya itu sendiri tidak memahami prosedur yang baik dan benar. IF itu sendiri bukan anda bisa menjadi RAKUS melainkan anda bisa makan apapun akan tetapi tetap memperhitungkan kalori dan juga nutrisi dalam makanan tersebut.
Maka dari itu saya akan membahas dan menjelaskan mengenai manfaat IF itu sendiri dan apakah berpengaruh atau tidak? Dengan berdasarkan dari riset-riset yang yang ada.
Apa itu Intermittent fasting ?
Intermitten Fasting adalah strategi diet yang dilakukan dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang di berikan periode waktu untuk dapat mengkonsumsinya. IF sebagai pendekatan penurun berat badan telah ada dalam berbagai bentuk selama berabad-abad, tetapi sangat dipopulerkan pada tahun 2012 oleh wartawan siaran BBC Dr. Michael Mosley, film dokumenter TV Eat Fast, Live Longer dan buku The Fast Diet, diikuti oleh buku jurnalis Kate Harrison The 5 : 2 Diet berdasarkan pengalamannya sendiri, dan kemudian oleh buku terlaris Dr. Jason Fung 2016 The Obesity Code. IF menghasilkan buzz positif yang stabil sebagai anekdot dari efektivitasnya yang menjamur. Ada beberapa metode yang berbeda untuk melakukan intermittent fasting itu sendiri yaitu:
Ada metode intermittent fasting yang berbeda. Ini adalah :
- 5: 2: Metode ini memungkinkan anda untuk makan dengan normal lima hari seminggu. Dua hari lainnya adalah hari-hari puasa anda, meskipun anda masih makan. pada saat puasa anda hanya mengkonsumi antara 500 dan 600 kalori.
- Makan-berhenti-makan: Dengan ini, anda membatasi semua makanan selama 24 jam, sekali atau dua kali seminggu.
- 16/8: Anda mengkonsumsi semua kalori harian anda dalam waktu yang singkat - biasanya 6 hingga 8 jam lalu berpusasa untuk sisa 14 hingga 16 jam. Anda dapat melakukan ini setiap hari, atau beberapa kali seminggu.
- Bulletproof Intermittent Fasting paling mirip dengan metode 16/8, tetapi dengan satu perbedaan penting: Anda minum secangkir kopi di pagi hari. Ini adalah cara yang cerdik untuk menjaga rasa lapar sambil tetap dalam kondisi puasa.
Apakah Mempengaruhi Metabolisme?
Hampir setiap rejimen puasa intermiten dapat menyebabkan penurunan berat badan. Di antara 13 percobaan intervensi yang termasuk dalam ulasan ini, 11 (84,6%) melaporkan penurunan berat badan yang signifikan secara statistik mulai dari 1,3% dalam percobaan silang dengan intervensi 2 minggu 23 hingga 8,0% dalam uji coba selama 8 minggu. Menurut J Acad Nutr Diet pada Agustus 2015.
Antara makan, selama kita tidak ngemil, kadar insulin kita akan turun dan sel-sel lemak kita kemudian dapat melepaskan gula yang tersimpan, untuk digunakan sebagai energi. kita dapat menurunkan berat badan jika kita membiarkan kadar insulin kita turun. Seluruh gagasan tentang IF adalah untuk membiarkan kadar insulin turun cukup jauh dan cukup lama sehingga kita membakar lemak kita. Menurut Monique Tello, MD, MPH.
Ahli metabolik Dr. Deborah Wexler, Direktur Pusat Diabetes Rumah Sakit Umum Massachusetts dan profesor di Harvard Medical School mengatakan. "Ada bukti yang menunjukkan bahwa pendekatan puasa circadian rhythm, di mana makanan dibatasi untuk periode delapan hingga 10 jam di siang hari, efektif,"
Efek Intermittent Fasting pada Penyakit?
Mattson telah berkontribusi pada beberapa penelitian lain tentang intermittent fasting dan pembatasan kalori. Dalam satu, orang dewasa yang kelebihan berat badan dengan asma dengan hanya mengkonsumsi 20% dari asupan kalori normal mereka pada hari-hari bergantian (Free Radical Bio Med 2007; 42: 665-74). Peserta yang mengikuti diet kehilangan 8% dari berat badan awal mereka selama delapan minggu. Mereka juga melihat penurunan penanda stres oksidatif dan peradangan, dan peningkatan gejala terkait asma dan beberapa indikator kualitas hidup.
Mattson juga telah meneliti manfaat perlindungan dari puasa kepada neuron. Jika anda tidak makan selama 10–16 jam, tubuh anda akan pergi ke penyimpanan lemak untuk mendapatkan energi, dan asam lemak yang disebut keton akan dilepas ke dalam aliran darah. Ini telah ditunjukkan untuk melindungi fungsi memori dan pembelajaran, kata Mattson, serta proses penyakit yang lambat di otak.
Ada beberapa teori tentang mengapa puasa memberikan manfaat fisiologis, kata Mattson. "Salah satu yang kami banyak pelajari, dan merancang eksperimen untuk diuji, adalah hipotesis bahwa selama periode puasa, sel-sel berada di bawah tekanan ringan," katanya. “Dan mereka menanggapi stres secara adaptif dengan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatasi stres dan, mungkin, untuk melawan penyakit.”
Kesimpulan
Pada uraian diatas dapat terlihat bahwa IF itu sendiri memiliki banyak manfaat dan berpengaruh pada metabolisme tubuh anda, dan bukan hanya itu IF juga dapat berpengaruh pada Neuron yang dapat melindungi fungsi memori dan juga masih banyak manfaat lainnya.
Referensi
https://blog.bulletproof.com/intermittent-fasting-guide/
https://www.health.harvard.edu/blog/intermittent-fasting-surprising-update-2018062914156
“Intermittent fasting: the science of going without” CMAJ : Canadian Medical Association journal = journal de l'Association medicale canadienne vol. 185,9 (2013): E363-4.
Patterson, Ruth E et al. “Intermittent Fasting and Human Metabolic Health” Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics vol. 115,8 (2015): 1203-12.
Writer : Cakra Adi ( SFIDN Personal Trainer )