Viral Susu Bear Brand, Benarkah Bisa Cegah COVID-19?
sfidn.com - Susu Bear Brand saat ini telah menjadi produk minuman yang banyak diperebutkan orang di pasaran, karena diklaim dapat melawan COVID-19. Hal ini menyebabkan terjadinya panic buying, di mana masyarakat menyerbu habis-habisan susu berlogo beruang ini di supermarket. Melihat fakta ini, benarkah susu beruang ‘Bear Brand’ dapat melawan COVID-19?
Apa itu susu Bear Brand?
Bear Brand adalah produk minuman susu yang diproduksi oleh perusahaan Nestle. Susu ini diklaim 100% murni yang telah melalui proses sterilisasi dan siap untuk diminum begitu sampai ke tangan konsumen.
Secara packaging, susu ini memang terlihat lebih eksklusif karena dikemas dengan botol kaleng, bukan kemasan karton seperti susu cair pada umumnya.
Kandungan gizi
Secara umum, kandungan gizi susu murni ini sama saja dengan susu cair pada umumnya, yang membedakannya mungkin jumlahnya saja.
Berikut kandungan gizi susu Bear Brand per serving size sekaligus isi bersih satu botol kemasannya (189 ml).
- Energi: 120 Kalori
- Lemak total: 7 gram (11% dari AKG)
- Lemak jenuh: 5 gram (28% dari AKG)
- Kolesterol: 25 mg (8% dari AKG)
- Protein: 6 gram (10% dari AKG)
- Karbohidrat: 9 gram (3% dari AKG)
- Natrium: 11 mg (5% dari AKG)
*Persen AKG mengikuti kebutuhan energi 2000 Kalori. Kebutuhan energi Anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
Apa bedanya susu Bear Brand dengan yang lain?
Sebelum itu, Anda sebaiknya memahami dulu apa saja jenis susu yang ada di pasaran.
Secara umum, ada 3 jenis susu yang banyak dijual, yaitu susu UHT, pasteurisasi, dan sterilisasi. Ketiganya memiliki karakteristik dan kelebihannya masing-masing.
1. Susu UHT (Ultra High Temperature)
Susu UHT adalah produk susu kemasan yang telah melalui proses pemanasan selama 1-8 detik pada suhu 135-154 derajat Celcius dan dikemas secara aseptik. Artinya, produk steril ditempatkan ke dalam kemasan steril untuk menghasilkan produk yang tahan lama.
Proses UHT bertujuan membunuh seluruh mikroorganisme dan spora yang dapat membuat susu kemasan cepat busuk dan kualitasnya menurun. Selain itu, untuk melindungi kandungan zat gizi yang ada di dalam susu tersebut. Tidak heran kalau susu kemasan atau UHT tidak ditambahkan bahan pengawet.
2. Susu pasteurisasi
Susu pasteurisasi adalah produk susu kemasan yang telah melalui proses pemanasan selama minimal 30 menit pada suhu 63-66 derajat Celcius atau minimal 15 detik pada suhu 72 derajat Celcius untuk membunuh mikroba atau patogen berbahaya, sehingga aman dikonsumsi.
Susu tersebut lalu didinginkan hingga mencapai suhu 10 derajat Celcius dan disimpan pada suhu maksimal 4,4 derajat Celcius.
Secara hukum, semua susu yang dijual ke publik harus sudah melalui proses pasteurisasi dan dikemas oleh pabrik susu yang berlisensi. Selain itu, produk susu ini hanya boleh ditambahkan dengan vitamin A dan D. Bahan aditif atau pengawet lain tidak boleh ditambahkan secara legal ke dalamnya.
3. Susu sterilisasi
Susu sterilisasi adalah produk susu kemasan yang telah melalui proses pemanasan pada suhu lebih dari 100 derajat Celcius, biasanya 115-120 derajat Celcius selama 10-20 menit, dan dikemas dalam wadah kedap udara.
Melansir dari Science Direct, adanya perlakukan panas yang tinggi dalam waktu yang cukup lama ini bertujuan untuk menghasilkan karamel, rasa terbakar, dan warna coklat pada susu.
Sementara Info Brand Indonesia menerangkan bahwa sterilisasi adalah proses pemanasan utama dari susu kemasan yang bertujuan membunuh seluruh bakteri dan menurunkan spora bakteri, sehingga bisa disimpan dalam waktu lama tanpa diberi bahan pengawet atau harus disimpan pada suhu dingin.
Faktanya, susu Bear Brand adalah susu steril, yang artinya telah melalui proses pemanasan pada suhu tinggi dalam waktu yang lebih lama dibandingkan susu UHT dan pasteurisasi. Jadi, terlihat perbedaannya terletak pada cara pengolahannya.
Lantas, apakah perbedaan cara pengolahan memengaruhi kandungan gizi susu?
Tentu, metode pengolahan susu yang digunakan akan memengaruhi masa simpan dan juga kandungan gizinya.
Melansir dari IPB University, berbagai macam proses pengolahan susu dapat menurunkan tingkat mutu dan kandungan gizinya. Misalnya, metode pasteurisasi yang dapat menurunkan kandungan gizi susu hingga 60% dan kualitas mutu susu hingga 40%.
Hanya saja, minum susu segar yang langsung diambil dari sumbernya juga tidak baik, karena kandungan bakterinya sangat banyak, terutama susu segar di Indonesia. Hal ini menyebabkan risiko yang ditimbulkannya sebanding dengan kandungan zat gizi di dalamnya, seperti diare, sakit perut, mual, muntah, dan masalah pencernaan lainnya.
Selain itu, proses pendinginan saja tidak cukup untuk membunuh bakteri, sehingga harus melalui proses pemanasan walaupun akhirnya mengorbankan kualitas dan kandungan zat gizi di dalamnya.
Benarkah susu Bear Brand bisa lawan COVID-19?
Pada dasarnya, susu Bear Brand sama saja dengan susu sapi kemasan pada umumnya. Susu sapi umumnya mengandung growth factors, imunoglobulin (Igs), laktoperoksidase, lisozim, laktoferin, sitokin, vitamin, mineral, peptida, dan oligosakarida.
Imunoglobulin adalah salah satu kandungan dalam susu yang telah dikaitkan dengan peningkatan sistem kekebalan tubuh. Sebanyak 30 gram protein per liter susu sapi, hampir 1 gramnya adalah imunoglobulin.
Imunoglobulin (Igs) adalah antibodi yang dihasilkan oleh limfosit B. Antibodi ini diproduksi ketika sistem kekebalan tubuh spesifik Anda diaktifkan – yakni saat Anda mengalami infeksi berlanjut.
Di sisi lain, kandungan vitamin B12 dalam susu sapi juga dapat memperkuat imunitas Anda melalui peningkatkan kadar limfosit di dalam tubuh.
Mungkin inilah yang membuat susu Bear Brand dianggap dapat menangkal COVID-19.
Namun, apakah imunoglobulin (Igs) dalam susu beruang ‘Bear Brand’ yang terbaik?
Jawabannya adalah tidak. Imunoglobulin yang terbaik ada di kolostrum, alias cairan susu yang dikeluarkan oleh manusia, sapi, dan mamalia yang baru saja melahirkan sebelum ASI diproduksi. Kolostrum mengandung antibodi tingkat tinggi, yaitu protein untuk melawan infeksi.
Secara khusus, kolostrum lebih tinggi protein, lemak, karbohidrat, magnesium, vitamin B, A, C, dan E daripada susu sapi kemasan. Manfaat kesehatannya juga sebagian besar berkaitan dengan senyawa protein tertentu, meliputi:
- Laktoferin: protein yang terlibat dalam respons kekebalan tubuh terhadap infeksi, termasuk bakteri dan virus.
- Growth factors: hormon yang merangsang pertumbuhan, termasuk insulin 1 dan 2, atau IGF-1 dan IGF-2.
- Antibodi (imunoglobulin): protein yang digunakan oleh sistem imun tubuh untuk melawan bakteri dan virus. Kolostrum sapi bahkan kaya dengan antibodi IgA, IgG, dan IgM.
Kolostrum dan ASI adalah susu yang paling steril tanpa perlu melalui proses pengolahan layaknya susu sapi kemasan, sehingga kandungan zat gizinya yang paling tinggi.
Berbeda dengan kandungan gizi susu sapi kemasan yang telah mengalami proses pengolahan, sehingga menyebabkan penurunan kualitas mutu dan kandungan gizinya.
Meski begitu, bukan berarti susu Bear Brand atau merk lainnya tidak bermanfaat untuk kesehatan. Baik itu susu mentah maupun susu yang telah mengalami proses pengolahan, sama-sama mengandung antibodi spesifik yang dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh, serta mencegah infeksi saluran pencernaan dan pernapasan.
Kesimpulan
Semua jenis susu sama-sama memiliki kandungan zat gizi yang bermanfaat untuk kesehatan, terutama senyawa protein untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Tidak ada kandungan yang superior dari susu Bear Brand yang menjadikannya eksklusif bahkan sebagai makanan satu-satunya untuk melawan COVID-19.
Anda perlu mengonsumsi makanan sehat secara beragam dan bergizi seimbang, rajin olahraga, cukup istirahat, dan hindari stres untuk memelihara dan meningkatkan kekebalan tubuh. Tidak bisa kalau hanya mengandalkan susu Bear Brand atau pun merk lainnya saja, bahkan sampai membuat Anda ikut-ikutan panic buying susu beruang ini.
So, stay healthy dan tetap jalani protokol kesehatannya, ya!
Referensi:
Dairy Australia. How is milk made?
Nestle. Bear Brand.
Gizipedia (2021). Susu Beruang Bisa Melawan COVID-19?
Info Brand (2017). Proses Pembuatan Susu dalam Kemasan.
Dokumen Indonesia. Susu Pasteurisasi.
Science Direct (1990). Ultra-High-Temperature Processing.
British Columbia (2017). Pasteurized and Raw Milk.
Science Direct (2002). Sterilized Milk.
IPB University (2019). Susu Segar Langsung Belum Sepenuhnya Bebas Bakteri.
Healthline (2019). Milk 101: Nutrition Facts and Health Effects.
Tamura et al (1999). Immunomodulation by vitamin B12: augmentation of CD8+ T lymphocytes and natural killer (NK) cell activity in vitamin B12-deficient patients by methyl-B12 treatment. Clin Exp Immunol. 116(1):28-32.
Healthline (2019). What Is Colostrum? Nutrition, Benefits, and Downsides.
Ballard O, Morrow AL. (2013). Human Milk Composition: Nutrients and Bioactive Factors. Pediatr Clin North Am. 60(1): 49–74.
Yolken et al. (1985). Antibody to Human Rotavirus in Cow's Milk. N Engl J Med. 312:605-610.
Takahashi et al. (1992). Immunoglobulins in milk from cows immunized with oral strains of Actinomyces, Prevotella, Porphyromonas, and Fusobacterium. J Dent Res. 71(8):1509-15.
Ulfman et al. (2018). Effects of Bovine Immunoglobulins on Immune Function, Allergy, and Infection. Front Nutr. 5:52.
Original featured image by Kumparan.com (edited by SFIDN)