sfidn.com – Steroid sebenarnya terbagi menjadi beberapa jenis yang digunakan untuk tujuan berbeda. Kortikosteroid adalah jenis steroid yang sering digunakan untuk meringankan peradangan. Sementara steroid anabolik adalah yang sering digunakan oleh penggiat kebugaran untuk berbagai macam tujuan. Pada artikel kali ini, akan dibahas lebih lanjut beberapa jenis steroid yang tergolong anabolik dan banyak digunakan di dunia fitness.
1. Dianabol
Dianabol atau yang dikenal juga sebagai anabol dan danabol adalah salah satu jenis steroid fitness paling populer. Steroid anabolik yang berasal dari testosteron ini memiliki sifat kerja yang sederhana sehingga memberikan efek yang cepat terhadap peningkatan performa. Tak heran, rata-rata pengguna steroid dianabol bisa mendapatkan kekuatan dan otot yang besar dalam kurun waktu singkat. Beberapa aktor luar negeri bahkan tercatat menggunakan jenis steroid ini, contohnya Larry Scoot, Frank Zane, dan Arnold Schwarzenegger. Di samping itu, dianabol memiliki efek samping berupa efek estrogenik, androgenik, hepatotoksisitas, kolesterol, serta penekanan testosteron.
2. Anadrol
Anadrol atau yang juga dikenal sebagai oxymetholone adalah jenis steroid anabolik oral yang sama populernya dengan dianabol. Senyawa yang ada di kedua steroid ini memiliki sistem kerja yang hampir sama. Begitu pun dengan efek yang ditawarkannya. Melansir dari laman JPNM.org, anadrol merupakan salah satu steroid terbaik untuk program bulking. Begitu pun dengan efek terhadap peningkatan kekuatan dan agresi seiring masa pengonsumsian. Di sisi lain, pengonsumsian steroid ini menimbulkan efek berupa peningkatan tekanan darah, toksisitas hati, hilangnya selera makan, dan ginekomastia.
3. Deca Durabolin
Deca durabolin, yang memiliki nama kimia nandrolone, merupakan steroid kedua yang paling populer digunakan oleh bodybuilder, fitness competitors, dan atlet di seluruh dunia. Salah satu alasan kepopulerannya ini karena penggunaannya yang hanya satu kali dalam seminggu. Dimana artinya, mereka dapat bertahan di dalam tubuh untuk waktu yang lama. Mereka pun mampu menunjukkan hasil yang impresif dalam pertumbuhan otot, peningkatan kekuatan, pembakaran lemak, pemaksimalan energi, serta pemulihan. Namun, steroid yang biasanya dalam bentuk injeksi ini tetaplah memiliki beberapa efek samping berupa efek androgenik dan estrogenik, serta gangguan kardiovaskular.
4. Trenbolone
Trenbolone atau biasa disingkat TREN adalah steroid berjenis androgenic-anabolic yang memiliki efek lima kali lebih kuat daripada testosteron. Efek yang ditimbulkannya berupa pembentukan otot yang kering, dimana mereka tidak menyebabkan retensi air sama sekali. Steroid ini pun membantu pembakaran lemak selagi tetap menjaga pembentukan otot. Meski begitu, trenbolone membawa beberapa resiko efek samping yang berkaitan dengan kardiovaskular, penghentian produksi testosteron, kesehatan mental, insomnia, keringat berlebih, hingga progresteron.
5. Anavar
Anavar yang juga dikenal sebagai oxandrolone adalah jenis steroid yang digunakan untuk peningkatan kekuatan, pertumbuhan serta perbaikan jaringan otot. Jenis steroid ini dianggap lebih ‘aman’ daripada jenis steroid lain sebab efeknya yang cenderung ringan. Hal ini dibuktikan melalui penggunaan anavar pada wanita yang menunjukkan hasil impresif. Sementara pada laki-laki hasilnya cenderung tidak signifikan. Hal itu jugalah yang akhirnya membuat anavar sering digolongkan sebagai steroid untuk wanita. Meski begitu, penggunaan steroid ini tetap beresiko menimbulkan efek samping seperti hepatotoksisitas dan kolesterol.
6. Winstrol
Winstrol, yang memiliki nama kimia stanozolol, merupakan steroid lain dengan efek cenderung ringan. Steroid jenis ini biasanya digunakan oleh binaragawan tepat sebelum kontes guna penampilan otot yang kering dan padat. Winstrol juga cukup populer di kalangan komunitas atletik sebab kemampuannya dalam mempromosikan kekuatan tanpa peningkatan berat badan. Di saat yang sama, winstrol juga memiliki beberapa efek samping seperti penekanan produksi testosteron, peningkatan kolesterol buruk (LDL), nyeri sendi, hingga efek androgenik dan estrogenik.
7. Clenbuterol
Penggunaan clenbuterol sebenarnya diawali sebagai obat asma yang diresepkan untuk kuda. Namun kini, clenbuterol banyak digunakan oleh atlet dan binaragawan untuk memperjelas definisi ototnya. Meski bukan steroid, clenbuterol memiliki beberapa sifat yang mirip dengan steroid anabolik, salah satunya berupa promosi peningkatan massa otot. Clenbuterol juga dikenal sebagai obat yang mampu menurunkan berat badan termasuk lemak dengan cara meningkatkan metabolisme tubuh. Tak heran, efek samping yang ditimbulkan dari pembakaran kalori tersebut berupa peningkatan suhu tubuh, keringat berlebih, gelisah, gemetar, hingga sakit kepala. Steroid ini juga ditemukan dengan nama Monores, Spiropent, dan Clenbuterol Meditech.
8. Human Growth Hormone
Human Growth Hormone (HGH) sebenarnya adalah hormon alami yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang penting bagi pertumbuhan, regenerasi sel, dan reproduksi sel. HGH membantu memelihara, membangun, dan memperbaiki jaringan sehat di otak dan organ lain termasuk otot. Karena itulah, steroid berjenis injeksi yang paling tinggi kastanya ini mampu membantu mempercepat pemulihan pasca cedera dan memperbaiki jaringan otot setelah berolahraga. Steroid HGH pun mampu membangun massa otot, meningkatkan metabolisme, membakar lemak, sekaligus menjaga penampilan kulit. Efek yang ditawarkannya ini bukanlah tanpa alasan, sebab harga sekali pemakaian HGH ini dapat mencapai 1-2 juta rupiah per harinya. Di sisi lain, injeksi HGH tetaplah membawa beberapa efek samping yang berbahaya bagi kesehatan, seperti carpal tunnel syndrome, nyeri otot dan sendi, hingga kerusakan hati.
Kesimpulan
Ada begitu banyak steroid yang masing-masing jenisnya digunakan untuk tujuan kesehatan maupun kebugaran tertentu. Dalam dunia fitness sendiri, steroid anabolik adalah yang paling banyak digunakan, baik yang berbentuk oral maupun injeksi. Steroid anabolik itu kemudian terbagi menjadi beberapa jenis lagi, ada yang tujuannya untuk pembentukan otot, peningkatan kekuatan, atau penurunan berat badan. Beberapa steroid anabolik tersebut meliputi dianabol, anadrol, deca durabolin, trenbolone, anavar, winstrol, clenbuterol, dan human growth hormone (HGH).
Referensi
-
https://www.medicalnewstoday.com/articles/319927.php
-
https://www.healthline.com/health/clenbuterol
-
https://www.healthline.com/health/hgh-side-effects
-
https://www.jpnm.org/dianabol-dbol-review/
-
https://www.jpnm.org/buy-anavar-oxandrolone/
-
https://www.jpnm.org/anadrol-oxymetholone-review/
-
https://www.jpnm.org/winstrol-stanozolol-review/
-
https://www.jpnm.org/trenbolone-tren-review/
-
https://www.jpnm.org/deca-durabolin-review/
-
https://gainsmadness.com/what-is-anavar-cycle/
-
https://gainsmadness.com/what-is-winstrol-cycle/
-
https://gainsmadness.com/what-is-trenbolone-cycle/
-
https://gainsmadness.com/deca-durabolin-cycle/